Malam semakin larut, dengan setia Gea menunggu kepulangan suaminya. Gea melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Namun, sampai saat ini suaminya belum juga menampakkan batang hidungnya.
Rasa lapar berganti kantuk. Gea akhirnya memutuskan untuk tetap menunggu Gyan di ruang tamu. Gea duduk sambil bersandar di sofa empuk yang ada di ruangan tersebut. Tidak terasa kantuknya pun semakin terasa, dan tanpa sadar Gea memejamkan matanya.
Suara pintu yang terbuka cukup kencang membuat Gea terbangun. Diambang pintu dapat Gea lihat suaminya berdiri dengan dibantu asistennya, Alex.
Gea pun segera berdiri dan menghampiri keduanya.
“Apa yang terjadi pada Mas Gyan, Alex?” tanya Gea begitu khawatir pada suaminya.
“Maaf, Nona. Tuan minum terlalu banyak di club tadi,” jawab Alex yang sesekali membenarkan posisi berdiri Gyan.
“Ayo, lekas bawa Mas Gyan ke kamar!”
Gea pun membantu Alex dengan memegangi tangan Gyan. Sepertinya pria itu sangat mabuk berat, hingga ia tidak sadar kalau Geani menyentuhnya. Gea bernafas lega karena Gyan tidak mengetahui akan hal itu. Mungkin, jika pria itu tahu sudah pasti Gyan akan mengamuk dan memaki Gea.
Alex dan Gea mengatur nafas mereka setelah merebahkan Gyan di atas tempat tidur. Gea dapat mendengar racauan Gyan yang seakan sedang menyebut nama seseorang. Alex sempat melirik ke arah Gea yang sedang memandangi wajah Gyan.
“Kalau begitu saya pamit pulang, Nona. Jika terjadi sesuatu pada tuan, segera hubungi saya!”
Gea mengangguk dan tersenyum. “Iya, terimakasih. Maaf merepotkan anda, hati-hati dijalan.”
Alex pun mengangguk dan segera keluar dari kamar tersebut, dan menyisakan Gea yang sedang menatap sendu ke arah suaminya.
Gea mendekati tubuh Gyan, ia mencoba membuka sepatu Gyan. Lalu ia beralih menuju lemari dan mengambil satu stel piyama milik Gyan. Gea menuju kamar mandi untuk mengambil handuk yang sudah dibasahi olehnya.
Dengan sangat hati-hati Gea mengelap wajah suaminya dengan handuk basah tersebut. Tangannya terhenti saat Gyan menggenggam erat tangan Gea.
Seketika tubuh Gea bergetar saat menatap tatapan yang begitu tajam. Ya, Gyan berhasil sedikit menyadarkan dirinya, walau masih terasa pusing.
“Kau ingin menggodaku, hmm?” tanya Gyan dengan suara datarnya.
Gea menggeleng dengan cepat. “T-tidak, M-Mas.”
Gyan tersenyum smirk. Lalu ia mengambil handuk ditangan Gea dan melemparnya ke sembarang arah. Dengan cepat Gyan menarik tubuh Gea ke tempat tidur. Membuat Gea terpekik saking terkejutnya. Kini posisinya ada dibawah tubuh Gyan.
Gyan mendekatkan wajahnya ke wajah Gea, tentu saja itu membuat Gea semakin ketakutan. Pasalnya posisi intim seperti itu adalah hal pertama yang mereka lakukan. Karena selama ini mereka tidak pernah sedekat ini. Bahkan tidur pun dengan kamar terpisah.
“Munafik,” bisik Gyan.
Gea tercengang mendengar bisikan Gyan. Gea memberanikan diri menatap mata suaminya.
“A-apa maksudmu, Mas?” tanya Gea dengan suara bergetar.
“Jangan panggil aku seperti itu!” bentak Gyan yang membuat Gea langsung memejamkan matanya.
Bau alkohol dari mulut Gyan begitu menyengat dalam indera penciuman Gea. Membuatnya sedikit merasakan pusing.
Gea meringis saat tiba-tiba Gyan mencekik lehernya dengan satu tangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
NOT CONSIDERED (21+)
Romans(Jangan lupa tinggalkan jejak, komen & vote nya ya geys. Terimakasih 🥰🙏) 💚 Kisah Geani sebagai istri yang kehadirannya tidak pernah dianggap. Bahkan tidak pernah dicintai, karena bayang-bayang sang mantan kekasih suaminya selalu melekat dalam di...