22. Rasa Sakit

1.3K 24 0
                                    

Sakit, satu kata yang kini Gea rasakan. Sakit karena sang suami telah mengkhianati kepercayaannya. Bahkan ia pun sangat menyesal atas semua yang terjadi. Tapi, Gea tidak sepenuhnya menyalahkan Gyan. 

Karena Gea sendiri telah menyalahkan dirinya sendiri. Ya, Gea merasa bersalah pada Gyan dan Vira. Tidak seharusnya ia tetap bertahan pada hubungan pernikahan bersama Gyan. Karena sejak awal pun Gea sudah tidak pernah dianggap kehadirannya oleh Gyan. 

Gea menghela nafasnya dalam-dalam. Gea berusaha untuk menerima semuanya yang terjadi, namun rasa sangat sesak sekali. 

Tadi, setelah Gea dan yang lainnya masuk ke ruangan kerjanya di restoran, untuk melihat rekaman CCTV yang Hans maksud. Kini Gea sedang sendirian berada di sebuah taman kota. Sementara Gyan sendiri entahlah, setelah kedatangan Alex atas permintaan Gea. Gyan pun segera pergi, dan Alex diminta Gea untuk mengantarkan Vira kembali ke rumah keluarga Abdi Praja. 

Gea tidak menyangka harus mendengar dan melihat  semuanya yang dilakukan oleh suaminya bersama Vira. Bahkan semua perkataan Gyan masih begitu terekam jelas di ingatannya. Seketika tangisnya pun pecah saat itu juga. Gea menutup wajahnya untuk meluapkan tangisnya. 

Flashback On

Gea yang terlebih dahulu sudah berada di dalam ruang kerjanya bersama Hans pun segera melihat rekaman CCTV yang ada di layar tv berukuran 30inc tersebut sambil menunggu Hans dan yang lainnya. 

Gea menoleh saat yang ditunggu tiba. “Tunjukkan aku rekamannya, Bang.” 

Hans mengangguk dan berjalan menghampiri Gea. Hans segera mengulang rekaman dimana Gyan pertama kali datang dan disusul oleh Vira. Gyan yang melihat semua rekaman CCTV itu pun semakin panik. Bukan hanya Gyan, Vira pun juga  ikut panik. Keduanya kini saling melirik, seolah mereka tahu apa yang akan terjadi. 

“Gawat, jangan sampai Gea memberitahukan hal ini pada Byan. Aku belum siap juga bercerai dengan Byan, sebelum tujuan utamaku untuk merebut beberapa aset miliknya  tercapai,” batin Vira. 

Vira meremas dres yang dikenakannya. Wajah paniknya begitu ketara, Gyan pun dapat melihatnya dengan sangat jelas. 

“Gea,” 

“Diam, Mas!” 

Gyan langsung terdiam setelah mendengar perintah Gea dengan suaranya yang terkesan datar dan dingin. Ini pertama kalinya Gyan melihat Gea yang begitu dingin padanya. Gyan tahu Gea pasti akan sangat kecewa  dan marah terhadapnya. 

Disatu sisi, Hans sedang merasakan euforia atas apa yang akan dilakukannya. Hans kembali bergerak dengan membuka layar laptopnya. Setelah menampilkan layar dari rekaman CCTV yang dikenakan Romi. Hans sengaja mengencangkan volume suara rekaman tersebut. 

Gyan terbelalak dengan mata menatap tajam ke arah Hans. “Kau,” Gyan menunjuk ke arah Hans. 

Begitupun dengan Gea dan Nike yang tidak percaya dengan apa yang didengar dari mulut Gyan dan Vira. Mereka berdua tidak menyangka kalau Gyan dan Vira bertemu untuk merencanakan kesepakatan bercerai dari Gea maupun Byan setelah Vira melahirkan anaknya.

Tanpa diduga, dengan cepat Gyan menghampiri Hans dan mencengkram kerah baju Hans. 

“Kau sengaja menjebak ku, hah!” bentak Gyan pada Hans. 

Bugh..

“Aaakkkhh,” 

“Gyan,” 

Vira dan Nike berteriak bersamaan, sementara Gea hanya menatap dingin pada keduanya. Seakan enggan mempedulikan apa yang terjadi, karena dirinya pun sibuk dengan perasaannya yang sedang tidak karuan saat ini. 

NOT CONSIDERED (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang