Keputusan Gea untuk bercerai dari Gyan sudah bulat. Gea tidak ingin terlalu memaksakan diri untuk tetap bertahan dengan pria yang masih selalu mengenang wanita di masa lalunya. Gea juga tidak ingin terlalu mengekang dan memaksa Gyan untuk terus menerima pernikahan mereka. Walau Gyan sudah mengatakan akan berubah dan memperbaiki semuanya. Gea tetaplah Gea yang tidak ingin bersikap egois. Biarlah dirinya yang mengalah, walau hatinya yang harus terluka.
Dua hari Gea dirawat, dan kini sudah diperbolehkan pulang. Namun, Gea masih bingung harus kembali ke mana? Jika ke panti, dirinya pasti akan mendapat pertanyaan banyak dari adik-adik pantinya.
“Kamu sudah siap?” ucap seseorang yang menyadarkan Gea dari lamunannya.
Gea tersenyum saat melihat siapa yang datang. “Sudah, Kak.”
Alex tersenyum, ia pun mendekat ke arah Gea yang sedang duduk di tepi ranjang.
“Ini,” Alex menyodorkn ponsel milik Gea.
“Kamu sudah beberapa hari tidak mengaktifkan ponselmu. Takut Ibu Nike khawatir padamu. Ya, walaupun aku sudah memberitahukannya kalau kamu bersamaku. Tapi, lebih baik kamu juga menghubunginya dan memberitahu kalau kamu baik-baik saja.” ucap Alex saat Gea mengambil ponselnya.
Gea baru sadar kalau memang dia belum memberi kabar pada Nike. Gea pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Alex. Karena sudah mengingatkannya.
“Aku hubungi Ibu dulu,” ucap Gea dan dibalas anggukan oleh Alex.
Gea pun menyalakan ponselnya. Setelah menunggu beberapa detik ponselnya pun sudah kembali normal.Saat ponselnya menyala, banyak sekali panggilan dan pesan dari Hans, Gyan, Nike dan juga Shireen. Gea segera menghubungi Nike terlebih dahulu, karena ia tidak ingin membuat wanita itu khawatir.
Beberapa menit berlalu, Gea pun telah usai menghubungi Nike. Bersamaan dengan Luna yang juga baru saja tiba di rumah sakit.“Sudah siap?” tanya Luna.
Gea mengangguk dan tersenyum. “Sudah, Bunda.” Luna pun ikut tersenyum melihat putrinya sudah terlihat lebih segar.
“Kamu yakin tidak ingin tinggal bersama Bunda, Nak?” tanya Luna untuk kesekian kali.
Ya, memang Luna meminta Gea untuk tinggal di rumahnya. Luna sudah tahu apa yang terjadi dalam rumah tangga Gea dan Gyan. Luna sempat sangat marah dan kesal dengan Gyan. Namun, dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan rumah tangga anaknya. Dirinya hanya bisa berdoa untuk kebaikan dan kebahagiaan mereka.
Gea tersenyum. “Untuk sementara Gea akan tinggal di restoran sampai urusan perceraian Gea dan Gyan selesai. Doakan Gea selalu, Bun. Agar Gea bisa melewati semuanya,” jawab Gea yang langsung memeluk Luna dari samping.
Luna mengusap lengan putrinya. “Bunda selalu doakan yang terbaik untukmu, Nak.” Jawab Luna.
Alex tersenyum melihat interaksi sang bunda dengan adik tirinya itu. Lalu, ia pun ikut memeluk keduanya dan membuat mereka tertawa.
*
Gyan selalu saja tidak fokus dengan pekerjaannya semenjak malam dimana dirinya berbincang panjang dengan Gea. Tentang kelanjutan rumah tangga mereka, hingga Gea memutuskan untuk bercerai dengannya.
Gyan menghela nafasnya, sungguh rasanya sangat berat untuk menerima keputusan Gea. Gyan mengira ia bisa mengikhlaskan semua keputusan Gea, namun nyatanya tidak. Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Nyatanya ikhlas itu sangatlah berat.
Gyan meremas rambutnya sebelum mengusap wajahnya kasar. Ia pun menghela nafas gusarnya dengan kasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
NOT CONSIDERED (21+)
Romance(Jangan lupa tinggalkan jejak, komen & vote nya ya geys. Terimakasih 🥰🙏) 💚 Kisah Geani sebagai istri yang kehadirannya tidak pernah dianggap. Bahkan tidak pernah dicintai, karena bayang-bayang sang mantan kekasih suaminya selalu melekat dalam di...