Suasana panti kali ini terasa sepi, karena semua adik-adik panti sedang bersekolah. Di panti hanya ada Bu Nike dan Mbak Surti yang memang sudah lama ikut Bu Nike. Gea duduk di kursi yang berada di dekat ayunan yang berada di bawah pohon rindang.
"Jangan melamun," Gea tersenyum saat mendengar Nike berkata seperti itu.
"Gea tidak sedang melamun, kok, Bu." Sanggah Gea yang masih tersenyum.
Nike meletakkan dua gelas jus alpukat, karena Gea sedang ingin minum jus itu. "Apakah ada yang sedang kamu pikirkan?" tanya Nike seraya memberikan jus alpukat pada Gea.
Gea menerimanya dengan tersenyum. "Terima kasih, Bu." Nike mengangguk dan tersenyum.
Gea menghela nafasnya. "Gea hanya sedang bingung, Bu. Gea bingung dengan sikap Mas Gyan selama ini," jawab Gea yang membuat Nike mengerutkan dahinya.
"Apa yang membuat kamu bingung?" Ibu pernah lihat Gyan selalu memberikanmu perhatian, dan itu terlihat tulus. Ibu rasa Gyan benar-benar sangat ingin menunjukkan, kalau dirinya sudah berubah. Lalu apa yang membuatmu bingung?" Gea terlihat masih bingung dan membuat Nike kembali diam.
Gea menghela nafasnya. "Itulah yang sedang aku bingungkan, Bu. Kenapa dia berubah sikapnya?" lirih Gea.
"Loh, bukannya itu bagus. Gyan berubah juga atas kemauannya sendiri, dan itu juga bertujuan baik. Agar hubungan kalian semakin dekat, tambah lagi sudah ada calon anak di antara kalian berdua. Mungkin Gyan sudah menyadari semua kesalahannya. Dia ingin memiliki hubungan yang baik dengan kamu dan memiliki rumah tangga yang utuh," ucap Nike.
Gea terdiam mendengar ucapan Nike, dan membenarkan setiap ucapan Nike di dalam hatinya. Memang benar suaminya itu melakukan semuanya karena pria itu memang sudah berubah dan sangat ingin memperbaiki semua kesalahan yang telah diperbuatnya. Namun, entah kenapa rasanya masih sulit untuk mempercayai perubahan sikap Gyan saat ini.
"Kamu masih ragu pada suamimu itu?" tanya Nike yang membuat Gea mengangguk.
Nike menghela nafasnya. "Apa yang membuatmu ragu, Gea? Apakah rasa itu telah tiada?" Nike kembali bertanya pada Gea.
"Iya, Bu. Entah kenapa rasanya aku sudah tidak memiliki perasaan seperti dulu terhadap Mas Gyan. Aku seperti orang yang trauma untuk mencintai seseorang," jawab Gea lirih.
Nike mengusap punggung Gea dan tersenyum. "Ibu pernah mendengar sebuah ceramah dari Ustadzah di tempat pengajian yang sering Ibu kunjungi. Saat kamu mati rasa, itu bukan trauma karena cinta. Melainkan ada seseorang yang doanya begitu kuat menginginkanmu. Maka saling memperbaiki diri, agar kelak bertemu dengan versi terbaik."
Deg..
Mendengar ucapan Nike semakin membuat Gea terdiam dengan jantung yang berdegup kencang. Seketika itu juga ia teringat dengan seseorang yang selalu mengutarakan perasaannya di depan Gea dengan sangat terang-terangan. Hans, satu pria yang selalu mengucapkan kata-kata manis ketika pria itu mengungkapkan isi hatinya. Mengingat nama pria itu, membuat jantung Gea semakin berdegup.
"Ya Allah, kenapa dengan jantungku? Kenapa hanya mendengar nama Bang Hans jantungku berdetak kencang seperti ini? Perasaan ini mirip sekali ketika waktu aku dekat dengan Mas Gyan dulu. Tidak, tidak, aku tidak boleh seperti ini. Ingat Gea kamu masih menjadi istri sah dari Gyan," batin Gea.
Nike mengerutkan dahinya saat melihat Gea menggelengkan kepalanya sambil menyentuh dada kirinya. "Kamu kenapa? Apa dadamu sesak?" tanya Nike yang begitu khawatir pada Gea.
![](https://img.wattpad.com/cover/365359785-288-k922056.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT CONSIDERED (21+)
Romance(Jangan lupa tinggalkan jejak, komen & vote nya ya geys. Terimakasih 🥰🙏) 💚 Kisah Geani sebagai istri yang kehadirannya tidak pernah dianggap. Bahkan tidak pernah dicintai, karena bayang-bayang sang mantan kekasih suaminya selalu melekat dalam di...