Alex memberitahukan kondisi Gyan yang sedang sakit pada kedua orang tua Gyan. Setelah dari rumah Gyan, Alex langsung menuju perusahaan. Namun, setibanya di perusahaan Nadeem tiba-tiba sudah berada di dalam ruangannya.
Saat itu juga Alex mengatakan kalau Gyan sedang sakit. Nadeem sangat terkejut mendengarnya, pasalnya Gea juga tidak memberitahukan Shireen kalau Gyan sedang sakit.
Setelah urusannya dengan Alex selesai, Nadeem pun segera menghubungi sang istri dan memberitahukan tentang Gyan. Shireen pun segera menghubungi Gea, dan mengatakan akan ke rumah mereka.
Gea menghela nafasnya setelah menerima sambungan telepon dari mama mertuanya.
“Aku harus bagaimana? Apa aku katakan saja pada Mas Gyan, kalau Mommy akan ke sini. Ya, sebaiknya aku beritahu Mas Gyan soal kedatangan Mommy,” gumam Gea.
Gea pun segera menuju kamar Gyan. Setibanya di dalam kamar pria itu, Gea tidak menemukan Gyan. Samar-samar ia mendengar suara orang sedang muntah di dalam kamar mandi. Gea yang khawatir pun segera menuju kamar mandi.
“Tuan!”
Gea sedikit berteriak ketika memanggil nama Gyan, sambil mengetuk pintu kamar mandi berkali-kali. Namun, di dalam sana tidak ada respon. Hingga akhirnya, Gea yang sangat khawatir pun langsung membuka pintu kamar mandi.
“Astaghfirullah, Tuan!” pekik Gea.
Gea segera membantu Gyan dengan merangkulkan tangan pria itu ke pundak Gea. Gea berusaha memapah tubuh Gyan yang terlihat sudah lemas.
“Hati-hati, Tuan.”
Kedua berjalan pelan. Gea sedikit kesulitan memapah tubuh Gyan, karena postur tubuh pria itu sangat besar dibanding dirinya yang mungil. Namun, Gea tetap berusaha untuk memapah tubuh suaminya itu.
Gea terengah-engah dengan nafas ngos-ngosan setelah meletakkan Gyan di atas kasur. Gea segera mengambil minyak kayu putih yang ada di atas nakas. Lalu mengusapkan ada tangan dan kening Gyan. Gyan hanya bisa pasrah saja, karena tubuhnya sudah sangat lemas.
Gea nampak ragu saat hendak mengusapkan minyak angin tersebut pada perut Gyan. Gea menggigit bibir dalamnya, dengan sangat hati-hati ia pun mendekat.
“T-Tuan, maaf saya buka sedikit bajunya. Karena saya ingin mengusap minyak angin ini ke perut anda,” ucap Gea dengan sangat hati-hati.
Gyan melirik wanita itu dan memberi tatapan tajamnya. Ingin rasanya ia berteriak untuk mencegah dan mengusir Gea. Namun, lagi-lagi lidahnya terasa begitu sulit berkata-kata.
“Terserah,” lirih Gyan dengan suara pelan dan nyaris tidak terdengar.
Akan tetapi Gea dapat membaca gerakan di bibir Gyan. Dengan cepat Gea segera menuangkan minyak angin tersebut pada tangannya, lalu mengusapkannya pada perut Gyan. Gyan sempat terkejut, namun hanya sebentar saja. Karena setelahnya Gyan merasakan sesuatu yang baru dirasakannya pertama kali.
“Kenapa rasanya nyaman sekali?” batin Gyan sambil menikmati usapan dari tangan Gea di perutnya.
Gyan pun tanpa sadar memejamkan matanya, karena rasa nyaman saat Gea mengusap perut pria itu. Gea hendak melepaskan tangannya dan menutup kembali baju Gyan yang tersingkap karena ulahnya. Namun, tangannya terhenti saat Gyan mencekalnya.
“Jangan berhenti! Tolong usap kembali perutku, aku mohon,” pinta Gyan yang membuat Gea tercengang.
“B-baik,”
Dengan tangan sedikit gemetar, perlahan tangan Gea kembali mengusap perut Gyan. Gea juga kembali menuangkan minyak angin pada perut suaminya itu. Perasaannya benar-benar campur aduk, berbeda saat tadi pertama kali ia mengusap perut Gyan. Tadi ia lakukan tanpa sadar, akibat rasa khawatirnya. Namun, kini dilakukannya karena sadar dan atas permintaan suaminya langsung.
![](https://img.wattpad.com/cover/365359785-288-k922056.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT CONSIDERED (21+)
Romance(Jangan lupa tinggalkan jejak, komen & vote nya ya geys. Terimakasih 🥰🙏) 💚 Kisah Geani sebagai istri yang kehadirannya tidak pernah dianggap. Bahkan tidak pernah dicintai, karena bayang-bayang sang mantan kekasih suaminya selalu melekat dalam di...