16. Konsultasi

1.2K 26 0
                                    

Kedekatan dan keakraban antara Gea dengan Alex semakin membuat Gyan kesal, bahkan pria itu sering uring-uringan karena mereka berdua. Namun, berbeda dengan Gea dan Alex, yang tidak masalah dengan keakraban mereka. Bahkan mereka berdua pun tidak merasa kalau Gyan kesal dengan pertemanan mereka.

Pagi ini, Gyan melihat Alex sudah ada di rumahnya. Karena hari ini jadwal pemeriksaan kehamilan Gea, maka dari itu Alex sudah sejak pukul 7 pagi ada di rumah Gyan. Akan tetapi Gyan tidak mengetahui perihal jadwal Gea bertemu dengan dokter kandungannya.

Karena rasa kesal yang sudah memuncak di atas ubun-ubun. Gyan menemui Gea di dalam kamar wanita itu. Membuka pintu kamar tanpa mengetuk terlebih dahulu, dan membuat Gea terkejut dengan kedatangan suaminya itu.

“T-Tuan,” dengan sigap Gea berdiri dari kursi meja riasnya.

Gyan menatap tajam kearah Gea yang terlihat sudah berpakaian rapi. Gyan menaikkan satu alisnya. Gea sedikit bergeser, agar dirinya tidak terlalu terpojok jika Gyan melakukan kekerasan padanya.

“Mau kemana kau sepagi ini?” tanya Gyan dengan suara terkesan dingin.

Gea menunduk dengan tatapan ke arah lain. Nyatanya rasa takut untuk menatap mata Gyan lebih besar dari pada keberaniannya itu.

“Hari ini adalah jadwalku untuk bertemu dengan Dokter Flora. Bukankah anda memintaku untuk melakukan tes DNA? Untuk itu aku harus konsultasikan hal ini pada Dokter Flora,” jawab Gea yang masih enggan menatap Gyan.

Gyan menghela nafasnya, dirinya hampir lupa kalau beberapa hari yang lalu ia meminta Gea untuk melakukan tes DNA pada kandungannya itu.

Namun, karena gengsi dan ego yang tinggi. Akhirnya Gyan berpura-pura mengetahui hal tersebut dan bertanya jam praktek dokter Flora.

“Aku tidak lupa. Memangnya jadwal praktek Dokter Flora jam berapa? Apakah jam segini beliau sudah datang ke rumah sakit? Atau kau memang sengaja ingin berangkat pagi-pagi, karena ingin jalan-jalan bersama Alex?” Gyan bertanya seakan menyinggung kedekatan Gea dengan Alex.

Gea menatap ke arah Gyan. “ Tolong jauhkan pikiran anda tentang kedekatanku bersama Kak Alex, Tuan. Aku sudah mengatakan yang sebenarnya, kalau diantara aku dan Kak Al…

“Ya. Ya. Aku tahu, dan kau sudah mengatakannya. Kalau hubungan kalian hanya sebagai kakak dan adik angkat saja. Tapi kau jangan pernah melupakan statusmu yang sudah menjadi istriku, ingat itu!” Potong Gyan dengan cepat, karena pria itu semakin kesal saat Gea memanggil Alex dengan sebutan Kakak.

Gea tertawa getir, dan menatap dalam mata Gyan. “Aku tidak pernah lupa statusku, Tuan. Bahkan aku masih sangat ingat ketika kamu menyebutkan nama lengkap aku saat acara ijab kabul waktu itu,” jawab Gea dengan suara penuh penekanan.

Gea hanya ingin Gyan sadar kalau apa yang diucapkannya itu sangatlah terbalik dengan apa yang dilakukannya. Dimana Gyan meminta Gea untuk ingat dengan statusnya, sementara pria itu sering lupa akan statusnya sebagai suami Gea.

“Sejak saat itu, aku sadar kalau statusku sudah berubah menjadi seorang istri dari seorang pria bernama Gyan Neil Dawson. Saat hari itu juga aku mulai mengabdikan diriku pada pria yang sudah berstatus menjadi suamiku. Tapi sayangnya suamiku tidak pernah menganggapku ada,” tambah Gea yang sudah menatap nanar pada Gyan yang masih berdiri tidak jauh dari posisinya saat ini.

Gyan tertegun mendengar jawaban Gea. Hatinya terasa tercubit dengan kata-kata yang dilontarkan oleh Gea. Gyan menghela nafas sekaligus mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Baguslah kau menyadarinya, kalau aku tidak pernah menganggapmu ada. Lagipula kita sudah sepakat menandatangani surat perjanjian pernikahan.”

Dengan nada menggebu-gebu Gyan berkata dingin pada Gea. Gea masih terus menatap mata Gyan dengan begitu dalam.

NOT CONSIDERED (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang