Tangan Gea gemetar dan mulut yang dibekap dengan satu tangannya. Ditatapnya nanar benda kecil di tangannya itu. Sungguh ia tidak menyangka, kejadian satu malam mampu membuat dunianya berubah. Dirabanya perutnya yang masih rata, air matanya sudah menggenang di kelopak matanya.
Apa yang ditakutkan sejak semalam, kini terjadi. Gea benar-benar hamil, wanita itu merasakan sesuatu yang sangat berbeda. Rasa syukur, bahagia, terharu dan juga khawatir bercampur menjadi satu dalam hatinya dan pikirannya. Gea bersyukur karena Tuhan telah memberinya kepercayaan dengan menitipkan malaikat kecil di dalam rahimnya. Gea sangat bahagia, akan tetapi ia khawatir.
Gea khawatir kalau Gyan tidak mau mengakui bayi yang sedang bersemayam di dalam perutnya saat ini. Tambah lagi, Gyan masih belum bisa menerimanya sebagai istri.
Gea memejamkan matanya, mencoba untuk menenangkan hatinya. Diusapnya kembali perutnya, lalu ia tersenyum.
"Bunda akan menjagamu, Nak. Walau nanti Ayahmu tidak menerima kehadiranmu. Bunda akan selalu ada untukmu. Kita akan berjuang berdua," gumam Gea dengan tangan yang masih mengusap perutnya.
Gea keluar dari kamar mandi. Tadi sekitar pukul 6 pagi, Alex sudah datang dengan membawa alat tes kehamilan yang dibelinya di apotik 24 jam.
Gea keluar dari kamarnya dan segera menemui Alex yang sedang duduk di sofa dekat kamar Gea.
Alex berdiri saat melihat Gea sudah keluar dari dalam kamar. Lalu pria itu pun menghampiri Gea.
"Bagaimana hasilnya?" tanya Alex.
Gea melirik sekilas pada Alex, dan sedikit menundukkan wajahnya. Perlahan tangannya terangkat memperlihatkan benda yang menunjukkan bahwa Gea sedang hamil. Alex cukup terkejut, namun wajah datarnya membuat Gea tidak melihat kalau pria itu terkejut.
Alex menghela nafasnya. "Sebaiknya kamu segera beritahukan Gyan tentang kehamilanmu. Bagaimanapun juga dia adalah ayah kandung dari bayi yang saat ini sedang kamu kandung," ujar Alex seraya tersenyum.
Mendengar ucapan Alex membuat Gea sedikit ragu untuk memberitahukan kehamilannya pada suaminya sendiri. Sungguh Gea sangat takut Gyan melukai calon bayinya. Alex dapat melihat gelagat Gea yang sedang gelisah.
"Kenapa?" tanya Alex dengan tatapan yang seakan sedang menelisik.
Gea meremas jemarinya. "A-aku tidak ingin memberitahukan soal kehamilanku ini pada Mas Gyan. A-aku takut, Kak. Aku takut nantinya Mas Gyan memintaku untuk menggugurkannya,"
Alex dapat merasakan kekhawatiran dan ketakutan yang Gea rasakan. Karena ia pun sangat tahu kalau Gyan masih belum bisa menerima Gea.
Alex kembali menghela nafasnya. Lalu ia memegang kedua bahu Gea. "Kamu tenang saja, tidak perlu khawatir. Aku akan selalu ada di dekatmu dan membantumu menjaga calon anakmu," kata Alex.
Gea hanya bisa mengangguk, karena dirinya pun sebenarnya juga tidak tahu kedepannya harus seperti apa.
"Nanti aku akan minta rekomendasi dokter kandungan pada Dokter Arsya. Supaya kamu bisa melakukan pemeriksaan awal dan seterusnya,"
"Tapi, Kak. Apakah tidak masalah jika dokter Arsya tahu akan kehamilanku?" tanya Gea yang nampaknya masih sangat khawatir.
"Tidak apa-apa. Kamu tidak perlu khawatir, percayalah kami akan selalu bersamamu. Jangan pernah berpikir kamu akan melewatinya sendirian. Ada aku, Bu Nike, adik-adikmu di panti, dan juga ada kedua mertuamu yang sangat menyayangimu. Apapun yang terjadi kami akan selalu melindungi dan menjagamu," Alex kembali menenangkan hati Gea untuk tetap tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT CONSIDERED (21+)
Storie d'amore(Jangan lupa tinggalkan jejak, komen & vote nya ya geys. Terimakasih 🥰🙏) 💚 Kisah Geani sebagai istri yang kehadirannya tidak pernah dianggap. Bahkan tidak pernah dicintai, karena bayang-bayang sang mantan kekasih suaminya selalu melekat dalam di...