Tabir yang tak tersingkap
***
Apa yang harus dia lakukan?.
Alfa menatap dalam diam tubuh lelap Luna di sampingnya. Sejak tadi sore Luna hanya diam. Dia marah, tapi Luna tidak menunjukkan Ekspresi apapun. Dia sudah mengompres rahang Luna yang sedikit membiru. Dia sudah memohon maaf, tapi Lunanya hanya diam.
Tidak berkomentar apapun.
Apa dia harus bersikap sejahat dulu.atau bagaimana?
Dulu juga begitu. Dulu sekali, saat Luna berumur 10 tahun. Saat Luna yang mulai terlihat menarik di matanya. Dia memperlakukan Luna sangat baik. Tapi sekalinya dia lengah Luna malah pergi meninggalkannya. Malam itu, Luna meninggalkannya.
Ya, Semua ini salah Luna. Andai saja dulu Luna tidak pergi darinya. Dia tidak akan mungkin berubah.
Hanya karena dia terlalu baik, Luna malah bertingkah, seolah dia bisa memaafkan semua kesalahan Luna.
"Aku gak sebaik itu Luna." Alfa menjatuhkan dirinya. Berbaring miring dan memeluk Luna.
Dia harus mengikat Luna lebih erat lagi. Luna itu masih belum paham, semua ini dia lakukan untuk Luna. Agar Luna tidak bisa lagi berpikir untuk pergi darinya.
Karena itu, dia harus menjaga Luna. Dia harus memastikan Luna tidak akan pernah lari darinya.
***
Mia benar-benar gencar mencari cara untuk menarik keluar amarah Alfa yang terpendam. orang kepercayaan nya dia kerahkan mencari tempat persembunyian Alfa dulu sebelum perjodohan mereka Alfa batalkan.
Yang ternyata bahkan tidak jauh dari kota tempat tinggal mereka. Ini hanya kota tetangga yang bahkan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai disini.
"Rumah yang indah" Mia berdecak kagum.
Tidak ada satpam penjaga. Dia hanya melihat seorang pria yang sedang memangkas tanaman didalam sana.
Membunyikan Bel. Mia tersenyum ramah saat pria itu menghampirinya yang masih berdiri di depan pagar.
"Cari siapa mbak?" Mia kembali melempat senyum ramah. Tangannya terangkat menunjukkan paper bag dari toko roti terkenal disana.
"Saya Rekan bisnis Alfa Manu Herminton. Kami ada pertemuan penting hari ini disini. Apa Pak Alfa sudah disini" Pria itu mengernyit bingung, dia tidak menerima kabar apapun dari Tuannya.
Tapi sekarang seorang wanita dalam style formal berdiri penuh percaya diri di depannya. Sambil menyodorkan kartu nama yang membuatnya langsung mengenal siapa perempuan ini
Setahunya kedua perusahaan ini memang menjalin kerja sama.
Tapi_
"Bapak bisa menghubungi Pak Alfa dulu, saya bisa menunggu di mobil" Mia menyeringai senang saat melihat raut tidak enak pria di depannya. apa pria ini tidak tahu, tidak ada lagi kerja sama antara perusahaan keluarganya Dan Alfa.
Dia masih menunggu, kakinya sengaja dia ketukkan. Dan sesekali melihat jam tangannya. Menunjukkan dia benar-benar terburu-buru, pria tadi mencoba menghubungi seseorang, dia yakin itu Alfa atau mungkin Bent. Percayalah Alfa bahkan Bent tidak akan menjawab. Sekarang sedang ada rapat di perusahaan Herminton, Mereka menjalin kerja sama dengan Perusahaan AF properti setelah mendepak perusahaan keluarganya.
Ck! Dia tidak akan membiarkan Alfa tenang untuk waktu yang lama.
"Kalau begitu, mbak bisa menunggu di dalam. Saya akan memberitahukan ini pada Tuan Alfa" Lihat! Dia malah dibiarkan masuk semudah itu. Sudah dia katakan bukan, Alfa sedang sibuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa & Luna (END)
RomanceDia terlalu memikat. membuat kaum hawa terjerat. bagaikan iblis penggoda, dia bagaikan magnet yang tak bisa di tolak. aura kekuasaan menguar pekat di tubuhnya. siapa yang akan sanggup menolak. " Kakak. kak Alfa" Seorang laki-laki dewasa yang terpau...