Tiga Puluh Lima

66 2 0
                                    

Dia bagaikan duri yang sudah menusuk sampai ke nadi

***

Alfa memenuhi janjinya. Sore itu juga Alfa memaksa Bent membeli baju tidur seperti yang Mia berikan untuk Luna. Dan tentu saja bukan hanya satu, Alfa bahkan memaksa Bent berkeliling sendirian memutari Toko yang menjual baju tidur perempuan untuk mendapatkan keinginan Alfa.

Sampai di kasir Bent memijit pelipisnya kesal. Dia bagaikan maniak baju tidur perempuan. Dari yang tertutup sampai yang terbuka. Dia membeli semuanya. Dan Alfa hanya duduk manis dalam restoran di lantai atas dengan luna juga berada disana. Dia berkeliling sendirian.

Berjalan dengan kesal. Bent segera memasuki restoran dengan tas belanjaan di kedua tangannya.

Lihatlah disana. Alfa benar-benar sangat menikmati kebersamaan keduanya.

"Tuan" Ucapnya kesal, suaranya mengalun jengkel Tapi Alfa tidak peduli, tangannya masih sibuk menyuapi Luna, hanya kedua netranya yang bergulir menjengkelkan memaksa Bent duduk diantara mereka.

"Ada lagi yang tuan inginkan" Bent menawarkan jengkel. Alfa mengabaikannya. satu tangan Alfa memeluk Luna tangan yang lainnya menyuapi Luna.

Bahkan kedua bibir Alfa hanya terbuka untuk Luna.

"Bagaimana sayang?" lihat! Dia benar-benar tidak dianggap. Usahanya untuk menyenangkan Alfa benar-benar tidak dianggap.

"Kamu mau pesan lagi?" Luna menggeleng pelan. Dia kembali menerima makanan yang Alfa berikan. Satu tangganya yang lain sibuk memotong cake coklat di depannya. Dan Alfa sibuk menyodorkan cake rasa Caramel padanya.

Didalam mulutnya kedua rasa itu beradu, terasa aneh. Tapi entah kenapa dia malah tergelitik ingin merasakannya lagi.

"Sayang, nanti kita mau kemana lagi?" Memangnya kemana. Dia hanya ingin pulang.

"Pulang" Alfa mengangguk senang, dia juga tidak ingin kemana-mana. Tapi karena kejadian tadi pagi dia harus keluar rumah. Dia tidak mungkin membiarkan Luna kesal padanya.

Luna meremas kuat tangannya, kedua netranya menangkap sosok tidak menyenangkan di ujung sana. Dengan senyum lebar mendekat dengan percaya diri kearah mereka.

Luna sedikit menggeser tubuhnya. Kehadiran Mia yang tiba-tiba, jelas membuatnya tidak senang.

"Alfa, hy" Mia langsung memberi pelukan pada Alfa. Dan tersenyum lebar sebagai sapaan

"Kau" Alfa mendorong kesal tubuh Mia yang menempel padanya. Kedua netranya bergulir cepat melihat respon Luna. Tapi Luna yang seolah mengabaikannya kembali membuatnya kesal.

Luna seolah tidak peduli padanya. Luna seolah membiarkan siapa saja menyentuhnya. Luna tidak cemburu sama sekali

"Kamu ngapain?" Mia mengambil tempat di antara mereka. Luna melihat itu, Alfa yang tidak mencoba mengusir Mia. Dan kedatangan Mia yang seolah diterima begitu saja oleh Alfa.

"Setelah pembatalan perjodohan kita. Kita jadi jarang bertemu, padahal aku kangen Lo"

Siall!

Luna mendengar semuanya. Walaupun tidak menjawab, tapi Tindakan Alfa yang tidak mengusir Mia membuatnya sadar, apa kali ini posisinya juga tidak berubah. Alfa menikahinya. Tapi Alfa bebas berhubungan dengan siapa saja.

Siall!
Lagi-lagi dia mengumpat kasar. Ck! Memang seharusnya sejak awal rencananya tidak berubah, setelah bayi mereka lahir. Dia harus meninggalkan Alfa.

Ya, Dia harus meninggalkan Alfa.

"Kita pulang" Alfa menggeram marah, keterdiaman Luna benar-benar membuatnya gelisah. Luna tidak peduli, bahkan Luna seolah menerima kedatangan Mia.

Alfa & Luna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang