Tiga

1.7K 83 2
                                    

Alfa menatap bosan setumpuk dokumen yang sudah setengah dia kerjakan. papanya yang pergi kebandung dalam kurun waktu seminggu ini. benar-benar meninggalkan semua perkerjaan yang seharusnya dihendle oleh  papanya. kini semuanya dialihkan padanya.

sesekali tangannya tergerak memijit kepalanya yang terasa sakit. kalau saja Luna ada disini. secara sukarela atau terpaksa. dia akan membuat gadis itu memijitnya. membantunya menghilangkan kebosanan yang sedari tadi menggoroti  jiwa tenangnya.

"tuan ini berkas kerjasama dengan AF Properti" Alfa bergumam pelan. wajahnya terangkat menatap  dingin lelaki didepannya yang berstatus asistennya. matanya menyorot Tajam sudah biasa bagi lelaki dalam balutan jas hitam didepan Alfa.

"Sudah jam berapa   Bent" lelaki yang dipanggil Bent melirik jam tangannya.

"sudah jam 2 pak" Alfa memijit keningnya lelah. dia bahkan hampir lupa menjemput Lunanya.

" Luna pasti sudah pulang. Aku mau kau menjemputnya sekarang Bent" Bent mengangguk mengerti. tidak ingin membantah. kalau tidak ingin berakhir dijalanan. menjadi tangan kanan Alfa sesuatu keberuntungan untuknya. gaji disini. cukup untuknya hidup mewah. tentu saja dia harus membayar semua yang dia dapatnya dengan hal yang setimpal.

tidak ada yang gratis didunia ini, bukan?.

setelah Bent pergi. Alfa kembali melanjutkan perkerjaannya.  sepertinya dia harus lembur hari ini.

****.

Luna menatap malas lalu lintas didepan sekolahnya. sudah sepuluh menit dia berdiri disini dan menolak semua ajakan pulang bersama dengan beberapa teman lelaki maupun perempuannya. tapi selama itu pula orang yang dia tunggu belum datang juga.

"mungkin dia lupa" Luna menunduk sedih. apakah dia bodoh. karena nyatanya  dia senang saat Alfa akan menjemputnya. tapi sekarang Alfa bahkan belum datang.

tak lama berselang sebuah mobil bewarna hitam berhenti depannya. diikuti seorang lelaki  yang tiga tahun lebih tua dari kakaknya ikut keluar.

"Kak Bent" Sapa Luna riang. Bent yang disapa seriang itu mengulas senyum  manis. menyambut sapaan hangat dari adik tuannya.

"nona sudah lama menunggu" Luna mengangguk polos. membuat Bent terkekeh pelan. polos sekali.

"kak Alfa mana?"  Bent segera menuntut Luna menuju mobil. sebelum lelaki itu kembali menjalankan mobilnya. bibirnya berucap.

"tuan sedang ada dikantor nona. " Luna mengangguk paham. pasti kakaknya sibuk.  seketika sekelebat Ide melintas di otaknya.

"emm.  kak Bent" Bent melirik  gadis disampingnya yang sepertinya sedang berpikir keras.

" Antar Luna ke kedai ice criem ya" Bent menggeleng cepat.

"maaf nona. tapi tuan tidak mengizinkannya nona" Luna memberungut kesal. dia ingin ice kriem.

"sebentar saja ya" Luna mencoba memohon. Bent bukan kakaknya dia akan mencoba. sebentar saja dia ingin bernafas tenang sedikit lebih lama.

:
"maaf nona. Tuan berpesan. agar saya membawa nona ke kantor" Ternyata memang tidak bisa.

Luna mengangguk paham. sebelum mobil itu akhirnya memasuki kawasan jalan raya yang lebih padat. Luna menatap  pias kedai ice kriem yang pernah dia datangi dengan mamanya dulu. saat mereka pulang belanja bersama.  dia ingin kesana. dia ingin sekali.

tapi itu tidak mungkin. selama kakaknya masih mengawasinya. mengekangnya dengan segenap kuasa yang lelaki itu punya.

"mari nona" Luna tersentak keget. matanya menatap sekeliling. ternyata mereka sudah sampai. sepertinya dia terlalu banyak melamun.

Alfa & Luna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang