Dua Puluh Lima

707 42 12
                                    


Jangan lupa vote dan komennya guys

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...
..

Ana masih menangis dalam diam. meratapi nasib putrinya atas keteledorannya dan Raka. Raka masih memeluknya erat. menenangkannya sejak  dua hari lalu Luna ditemukan dan dibawa pulang dalam keadaan kacau.

tubuh putrinya terlihat lebih kurus. sesekali netra hitam putrinya menatap kosong kemudian menangis dalam diam.

dengan tangan mengelus perut yang sedikit mulai membuncit.

dan Alfa..Ana tahu lelaki itu sedang ditangani oleh dimas sahabat putranya.

Tapi disini, apa yang harus mereka lakukan pada Luna.

"Apa yang harus kita lakukan kak".

Ana Bimbang. Raka masih mengelus bahu dan punggungnya mencoba menenangkan.

"apa tidak sebaiknya kita nikahkan saja mereka. Bagaimanapun. Luna sudah mengandung Anak Alfa" Raka menggeleng tegas.

apa Ana lupa dengan luka yang diterima Luna disekujur tubuhnya karena Alfa.

"kamu tahu segila apa putra kita sayang, menikahkan Luna dan Alfa sama saja dengan kita membantu menghancurkan Luna " Raka menghela nafas lelah. perdebatan ini sudah berlangsung sejak dua jam lalu.

"untuk saat ini. Biarkan Alfa membenahi dirinya Sayang" Ana mengangguk mengerti.

seharusnya dia tidak membahas ini. Raka suaminya pasti sudah memikirkan semuanya, seharusnya dia mendukung keputusan Raka.

Dan membantu putrinya terbebas dalam lingkaran penderitaan yang Alfa ciptakan.

****.

Bent menahan sakit dikepalanya. Sejak Alfa sadar. Alfa selalu menatapnya tajam. dengan tangan yang selalu siap melempar apa saja kearahnya tanpa bisa dia hindar.

sekalinya dia menghindar, Alfa langsung mengancamnya sadis.

"berakhir dijalanan atau di kuburan, masih berani menghindar hah"

dan lagi-lagi dia hanya bisa menggeleng pastrah. Tidak mungkin Alfa akan melepasnya begitu saja. kalau dia berani menantang lelaki itu

Dimas yang sedang memeriksa keadaan Alfa menggeleng prihatin, Alfa benar-benar melempari Bent dengan gelas ditangannya tepat mengenai kepala Bent.

"Sudah lah" Dimas mengeluh lelah. dua jam terjebak disini menangani Alfa dan mulut sampah lelaki itu.

"Ck! brengsek. !" entah sudah keberapa kalinya Alfa mengumpat.

"Wanita itu, dia pikir dia siapa, Aku tidak akan membiarkannya pergi begitu Saja. BRENGSEK "

"Isssshh"

Alfa & Luna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang