Dua puluh

815 42 0
                                        

Vote dulu guys ya
..

***
***

Rasanya benar-benar tidak enak. lidahnya terasa pahit dan tenggorokannya terasa sakit. setelah mual-mual tadi pagi, selera makannya benar-benar hancur. dia tidak tahu apa yang dia inginkan sekarang. Tidak ada satupun makanan yang menggugah seleranya.

selain air putih yang sejak pagi tadi dia konsumsi.  tidak ada yang lain.

dia ingin makan cumi-cumi. tapi setelah memesankannya pada Bent. dan makanan itu sudah tersaji didepannya. selera makannya langsung hilang.

Dimas bilang. ini karena morning sicknes nya yang terlalu berlebihan yang seharusnya dialami oleh wanita hamil. dan seharusnya itu Luna.

tapi entah mengapa. malah dia yang merasakan semua ini.  pesta pertunangan   itu tinggal menghitung hari. tapi kondisinya. benar-benar tidak mendukung untuk semua yang telah dia rencanakan.

dia tidak menyangka. kalau morning Sickness akan semenyakitkan ini.

" kamu sudah menyiapkan semuanya untuk pertunanganmu" Alfa mengangkat pandangannya. didepannya Raka sudah berdiri gagah menatapnya serius.

"emm" Alfa mengangguk pelan. tidak ingin menjawab. dengan kondisinya sekarang rasanya berusuara pun dia malas.

"bagus!" Raka mengangguk mantap. melupakan sebentar pemberontakan yang Alda lakukan padanya. bagaimanapun juga Alfa tetaplah putra kebanggaannya.

"baiklah. lanjutkan saja perkerjaanmu" Alfa kembali mengangguk matanya menatap sebentar Raka yang berlalu pergi dari ruangannya.

"Ah . iya. bagaimana dengan  penjualan Apart disektor A. " Alfa kembali mengangkat pandangannya. mendengar pertanyaan Raka yang berhasil membuat perempatan siku-siku muncul di keningnya.

bukannya dia sudah mengirimkan semua file tentang Apartemen disektor A. yang dulu pernah terhambat kontruksinya.

"" Semuanya berjalan dengan lancar. " Alfa menarik nafas dalam sebelum melanjutkan ucapannya.

" aku sudah mengirimkan semua Filenya ke email papa" Raka mengangguk mengerti. lagi pula dia memang sudah tahu. hanya ingin sedikit memastikan saja.

" emm sudah tahu" Raka segera berlalu pergi. tidak peduli dengan Alfa yang sudah menggerang kesal melihat tingkahnya.

" dasar.. menyebalkan"

"Tuan... ini... ' Alfa mengernyit heran. didepannya Bent berdiri tegap dengan nafas satu-satu seperti baru berlari  saja.

" Apa yang kau bawa"

"Nona tidak berada di rumah tuan"

Brukk

" Bagaimana bisa HAH"  Alfa  membanting cepat Dokumen didepannya. matanya menatap tajam lelaki didepannya.

"Bukannya aku sudah memerintahkanmu mengawasinya"

"maafkan saya tuan" Bent menunduk cepat.

" Cih,  Baiklah lacak keberadaannya sekarang"

wanita bodoh itu. bagaimana bisa bertindak sebodoh ini. mencoba kabur darinya eh.

jangan bodoh.

dia bahkan sudah memasang alat pelacak di ponsel Luna tanpa sepengetahuan gadisnya.

" saya sudah menemukannya tuan" Alfa menyeringai licik. Lihat!.  Dengan mudah dia bisa mendapatnya kembali.

"Kita kesana Bent" Bent mengangguk mengerti. dengan cepat Alfa langsung keluar dari kantornya.  dia harus cepat. sebelum Raka ikut campur urusannya.

Tanpa lelaki itu tahu. sepasang mata menatap mereka dengan senyum penuh rencana.

Alfa & Luna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang