Aku hanya ingin kita tetap bersama.
~Alfa Manu Herminton~
***
Alfa masih menunggu, dia juga belum makan apapun sejak pulang tadi begitupun dengan Luna. Tapi kenapa istrinya itu masih betah disana. Alfa bisa melihat Luna yang duduk diam di kursi balkon sambil memainkan ponsel.
Seolah Luna tahu dia masih disini, Luna bukan tidak ingin beranjak dari sana, Luna hanya tidak ingin melihatnya. Dan dia masih saja memperhatikan Lunanya dari dalam.
Dia harus menjelaskan semuanya.
Tapi_
Alfa menyerah. Dia mendekati kaca pembatas balkon dan mengetuknya sekali.
"Aku akan keluar, kamu bisa masuk sekarang. Maaf" Alfa menunduk lesu, dia tahu Luna mendengar ucapannya, tapi dia bahkan tidak mendapatkan respon apapun dari Luna.
Dengan langkah berat, Alfa mendekati Pintu kamarnya dan mengetuknya sekali. Tidak lama berselang, Pintu itu terbuka. Bent yang berdiri di depan pintu sejak tadi telonjak kaget melihat tampilan Alfa. Bahu berdarah namun sudah kering, pipi memerah bekas tamparan, bahkan Alfa juga terlihat lesu
"Kamu bisa kembali" Bent tidak berani bertanya apapun. Alfa berjalan mendahuluinya, melangkah menuruni tangga dan menuju dapur. Dia bisa mendengar Alfa yang memberikan instruksi pada pekerja di sana untuk mengantarkan makanan ke kamar Alfa. Tapi lama dia berdiri di ruang tengah yang mengarah ke ruang makan, dia tidak mendapati Alfa kembali, mencuri pandang ke area ruang makan. Dia bisa melihat Alfa yang sesekali menghela nafas berat sambil mengompres kan es batu ke pipi.
Dia heran, ini kejadian yang cukup langka baginya. Tidak pernah dia melihat Alfa sesabar ini, Alfa yang biasanya pasti akan mengurung Luna dan menikmati pemandangan Luna yang menangis di depannya.
Alfa benar-benar sudah berubah.
"Seharusnya aku menghancurkan kaca itu, atau aku rantai saja kakinya"
Bent menggeleng cepat. Dia terlalu cepat berasumsi. Alfa tidak pernah berubah.
"Sial!"
Suara Gelas yang di lempar ke dinding sukses membuat Bent telonjak kaget dan langsung melangkah pergi dari sana. Dia tidak ingin kembali menjadi sasaran amukan Alfa
Alfa tidak berubah, Alfa hanya berusaha bersikap tenang. Dia tidak tahu apalagi yang Alfa rencanakan sekarang. Tapi yang pasti dia merasa bagaikan akan ada bahaya yang mengancam.
Dia benar-benar mengkhawatirkan Luna sekarang.
***
Setelah mendengar pintu kamar di tutup, Luna Keluar dari area balkon. Dia melihat sekitar, dia benar-benar tidak ingin melihat Alfa sekarang. Dia sudah menghubungi Raka, dia sudah menjelaskan semuanya, Dia ingin secepatnya berpisah dari Alfa. Dia juga sudah mengirimkan foto-foto yang dia dapat belakangan ini dari nomor tidak di kenal.
"Apapun yang terjadi, aku harus meninggalkan mu. Lebih cepat rasanya lebih baik sekarang" dia benar-benar ingin bebas.
***
Di Bandung
Raka mengeram marah mendapati kelakuan putranya, dia hanya pergi seminggu. Dan lagi keduanya baru saja menikah. Tapi_
"Kak" Ana mencoba menenangkan, Raka bahkan sudah menyuruh Samuel mengurus surat cerai kedua putra putrinya.
"Kak, Luna sedang hamil. Mereka tidak bisa bercerai" Ana mencoba menjelaskan. Tapi Raka benar-benar keras kepala, Raka menggeleng cepat.
![](https://img.wattpad.com/cover/71919601-288-k56985.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa & Luna (END)
RomanceDia terlalu memikat. membuat kaum hawa terjerat. bagaikan iblis penggoda, dia bagaikan magnet yang tak bisa di tolak. aura kekuasaan menguar pekat di tubuhnya. siapa yang akan sanggup menolak. " Kakak. kak Alfa" Seorang laki-laki dewasa yang terpau...