pagi ini kediaman Raka dibuat geger dengan kehadiran Alfa. dengan wajah pucat lelaki itu yang belum sepenuhnya sembuh. dan Bent yang terus berdiri disamping Alfa berjaga-jaga kalau tuannya kembali menggila.
"Dady" Raka bersidekap dada. menatap remeh putranya, yang baru saja dia hajar tiga hari yang lalu. dan sekarang sudah terlihat memudar luka yang sempat dia torehkan diwajah Alfa.
tapi wajah Alfa yang pucat, pasti akan membuat Ana langsung luluh.
"sayang-" Melihat kedatangan Ana. Alfa langsung memeluk Momy nya itu. sengaja dia tidak mengonsumsi obat yang diberikan Dimas kemarin. hanya agar suhu tubuhnya tetap sepanas ini, dan wajahnya tetap sepucat ini. kalau bisa. dia berdoa agar dia kembali pingsan saja. agar semuanya semakin berjalan Lancar
hanya untuk menarik simpati Ana. yang memang hanya simpati dari Ana yang bisa dia andalkan sekarang. yang bisa membuatnya kembali masuk ke rumah ini. dan dia akan semakin dekat dengan Luna.
"Kamu belum sehat Al" Ana menatap khawatir wajah pucat Alfa. Alfa menggeleng lemah.
"Aku sudah sehat ma" Raka mendelik jengkel. bagai dia tidak tahu saja niat terselebung Alfa mendekati Ana.
"sudah sehat, sudah boleh kembali bekerja. masih ingat jalan pulang kan ke kediaman kamu yang tiga hari ini kamu tempati' Raka mencibir keras. dan itu sukses membuat Ana menatapnya jengkel.
" Kakak, gak boleh gitu, Alfa sedang sakit" batin Alfa bersorak kesenangan. Ana memang selalu memihaknya.
"Ayo sayang" Raka mendengus jengkel. Ana menarik Alfa ke meja makan. bergabung dengan mereka sarapan bersama. tanpa Luna disana.
nyatanya putrinya itu masih saja betah mengurung diri dikamar. tidak ingin diganggu. hanya suara teriakan dan makian kasar yang sering dia dengar saat Luna mereka tinggal sendirian.
"Luna mana" Alfa meneliti sekekeliling, Kemana Lunanya. kemana wanita yang memilih pergi dari nya itu.
setelah meninggalkannya, dan sekarang Luna menghindarinya.
Hebat.
"Kamu mau makan apa sayang" Dia di abaikan, Ana mengabaikannya. Ana malah memilih sibuk meletakkan sarapan di depannya.
tapi ekspresi kaget yang ditunjukkan Ana tadi berhasil membuatnya menatap curiga kearah Ana dan Raka yang telah duduk didepannya.
"sudah gak bisa lagi makan sendiri" Alfa mendengus jengkel, Raka gencar sekali menyindirnya.
"kak-!"
Raka mendengus jengkel. tangannya memotong kasar roti didepannya. dengan mata mendelik tajam kearah Ana. Yang memanggilnya dengan nada penuh peringatan.
"Ck! Setelah ini kau bisa pergi" Ana menggeleng kesal.
"Sudahlah kak, Alfa masih sakit"
"ya sakit jiwa"
"Kak-"
Raka mendengus jengkel. dan Ana menatap tajam penuh peringatan pada mulut sampah suaminya.
bagaimanapun Alfa itu putranya. Alfa itu putra mereka.
dan Ana lupa. apa yang telah Alfa lakukan terhadap Luna.
"Ma. Luna mana?'' Alfa menghela nafas lelah. dia merindu. Dia rindu Lunanya.
"Al-" Ana menghentikan tangannya yang tadi sibuk menyuapkan potongan Roti kedalam mulutnya
matanya menatap sendu putranya.
kalau Raka berpikir dia lupa tentang apa yang telah Alfa lakukan pada Luna. Raka salah.
dia tidak akan pernah lupa. karena disana. Luna masih tenggelam dalam pusaran Luka yang sudah Alfa ciptakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa & Luna (END)
RomantikDia terlalu memikat. membuat kaum hawa terjerat. bagaikan iblis penggoda, dia bagaikan magnet yang tak bisa di tolak. aura kekuasaan menguar pekat di tubuhnya. siapa yang akan sanggup menolak. " Kakak. kak Alfa" Seorang laki-laki dewasa yang terpau...