Dua Puluh Satu

812 40 10
                                        

***
*

Alfa menatap dalam, Luna yang tertidur Sepanjang perjalanan disampingnya dengan mata membengkak habis menangis.

menghela nafas lelah. Alfa mengendong Luna dan membawa Luna memasuki kediamannya.
seorang pembantu rumah tangga langsung menunduk hormat saat dia masuk.

setelah sampai di kamarnya dilantai dua. Alfa langsung membaringkan Luna diatas ranjang besarnya, kemudian kembali berjalan kearah pintu dan mengkuncinya cepat sebelum dia kembali menghampiri Luna yang masih tertidur pulas.

Wanitanya sangat cantik. Tapi kenapa sekeras kepala ini. bahkan dalam keadaan hamil anaknya saja. Luna berniat kabur darinya.

" Apa semegerikan itu menjadi milikku" Dia tidak berbohong. nyatanya hatinya terasa menyakitkan saat kembali mengingat Luna yang bahkan tidak senang saat mengetahui bahwa dia hamil anaknya.

dan hari ini. Luna mencoba kabur darinya disaat dia benar-benar sedang berbahagia. mengetahui keinginannya untuk segera menjadikan Luna miliknya akan segera terwujut.

Raka tidak akan bisa menentang lagi. karena sekarang Luna mengandung Anaknya. dia bahagia. bahagia sekali tapi nyatanya Luna tidak sebahagia itu.

dengan pelan Alfa mencopot topi Luna. dan melepaskan Jaket Hitam yang Wanitanya kenakan.
setelah selesai. Alfa menganti Baju Luna dengan baju tidur longgar yang sudah dia siapkan.

"Tidurlah!, Aku mencintaimu" Ucapnya lembut sambil mengusap lembut Surai hitam Luna, mengutarakan sebuah kalimat yang belum pernah diucapkannya saat Luna sadar. sebelum akhirnya dia ikut merebahkan Tubuhnya. setelah sebelumnya mengganti pakaiannya dengan baju yang lebih santai.

***.

Luna mengeliat pelan. rasanya begitu sulit menggerakkan tubuhnya. perlahan Luna berusaha membuka matanya yang terasa begitu lengket sekali.

Seketika. suasana kamar yang begitu maskulin langsung menyambutnya.

dia dimana?, Luna mengeliat tidak nyaman dengan tangan yang memeluk pinggangnya erat. berusaha membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa dibelakangnya. seketika Luna langsung terpaku ditempat dengan tatapan terluka yang begitu kentara.

Alfa.

Dia sadar. kejadian yang dialaminya tadi di bandara bukanlah mimpi. Alfa kembali membawanya pulang dengan ancaman yang kembali membuat tubuhnya gemetar.

tapi-

Luna mengedarkan pandangannya. menatap sekeliling aneh. .

dia dimana?. Jelas ini bukan kamar Alfa dikediaman Orang tua mereka. Bukannya Alfa akan membawanya kembali kekediaman orang tua mereka.

Lalu sekarang mereka dimana..

" Kamu sudah bangun sayang"

"eh"

Luna tersentak kaget mendapati tangan Alfa membelai wajahnya lembut. Dia pasti terlalu asik melamun.

"Ini dimana?" Alfa tersenyum manis. Seharusnya dia menunjukkan ini sebagai kejutan untuk Luna.

"Rumah kita'' Alfa berucap semangat. sambil tersenyum lebar

"Rumah kita?" Luna berucap tidak mengerti. apa maksudnya dengan rumah 'kita'.

" Iya sayang. ini rumah kita. Rumah aku dan kamu"

Luna menggeleng cepat.

" gak. gak.. aku mau pulang. aku mau pulang" Dengan cepat Luna langsung bangun dari ranjang. membuat Alfa kembali mendekap tubuhnya agar tidak kembali pergi darinya

Alfa & Luna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang