Dua Puluh Dua

841 43 13
                                        

Kisah cinta yang aku persembahkan jauh dari kata sempurna. rasa sakit dan air mata adalah rasa pasti yang akan engkau dapatkan. tapi membiarkanmu terlepas dari cengkraman ku. bukanlah bagian dari rencanaku
~'¤♡¤'~
¤

.

pagi ini kantor pusat ..... terlihat tenang. tanpa kehadiran sang CEO mereka. Mereka masih menganggap itu biasa. tapi tidak dengan Bent yang sedari satu jam lalu terus mencoba menghubungi Alfa, sayangnya Alfa tidak kunjung menjawab.

Rasanya kepalanya benar-benar mau pecah. Satu rapat harus diskejul ulang dan kemungkinan rapat yang lainnya akan menyusul.

sejak insiden Di bandara kemarin. Alfa mulai susah dihubungi. dia sudah mengurus masalah Andra. tapi siapa tahu ternyata remaja lelaki itu adalah putra bungsu dari Mentri pertahanan Negri ini. dia tidak menyangka kali ini pun Tuannya kembali bermasalah dengan orang yang sulit.

"Dimana Alfa"

Bent tersentak kaget dengan pintu ruangan yang dibuka cepat dan Sosok Raka yang muncul di dalam ruangan Tuan Mudanya dengan ekpresi semengerikan itu.

"Bent-"

" Ah iya Tuan, Saya tidak tahu tuan Muda ada dimana" Bent memilih jujur. Menentang Alfa mungkin dia akan mati ditempat tapi menentang Raka sama saja dengan neraka.

"Kau mencoba membohongiku" Raka menatapnya tajam. ini kabar buruk untuknya dia harus apa.

" saya tidak berani tuan" Mengalah adalah solusinya. Dia memang tidak tahu tuan mudanya kemana dan itu fakta. Alfa tidak bisa dia hubungi sejak lelaki itu keluar dari area Bandara. dan dia sibuk mengurus Andra.

"Ck" Raka berdeck kesal. Luna menghilang dan itu sejak kemarin. itu sudah pasti ulah Alfa. dia khawatir. meninggalkan Luna hanya berdua dengan Alfa adalah bencana. dia tidak bisa membiarkan itu.

dengan cepat Raka segera menghubungi asistennya.

"temukan Alfa!, dalam 10 menit kedepan. saya ingin kamu sudah mendapatkannya Sam"

Shitt!!

Bagaimana dia lupa. Raka masih mempunyai Samuel sebagai tangan kanannya.

kalau seperti ini. Bisa-bisa Alfa mengamuk padanya kalau sampai bukan dia yang menemukan Alfa tapi Raka.

Bent langsung geleng-geleng kepala.

tapi.

10 menit. apa itu mungkin. apa Raka gila. Dia saja kesusahan melacak Keberadaan Alfa. ponsel Alfa tidak aktif. dia sedari tadi menghubungi Alfa berharap ponsel lelaki itu kembali menyala, tapi nihil.

dan sekarang Raka memberikan perintah segila itu.

Rasanya dia benar-benar mau mati saja.

***

Luna menatap sendu penampilannya didepan kaca rias di dalam kamar yang digunakan Alfa menyekapnya,

sudut bibirnya terluka. walaupun sudah diobati. yang dia yakin Itu Alfa.

bahunya Lebam kebiruan. dan lehernya masih terlihat memerah membentuk garis. mengikuti Tangan Alfa yang tadi malam menggorehkan luka disana. pipinya masih terasa sakit dengan Memar kemerahan berbentuk telapak tangan yang sangat mengganggu.

dan Alfa juga mengobati semua itu saat dia tidak sadarkan diri.

Luna tersenyum pedih. mengejek semua nasib buruk yang menimpa dirinya.

Alfa & Luna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang