MELAMUN.
satu kata yang mengambarkan aktivitas seorang Luna sekarang. entah apa yang dia pikirkan. sedari tadi pikirannya melayang entah kemana.
kata Alfa kemarin, nanti sepulang dia sekolah Alfa akan mengajaknya meninjau lokasi proyek yang belakangan mengalami masalah. kenapa harus mengajaknya. Luna tidak tahu. dia jelas tidak tertarik dengan bisnis keluarganya. dia lebih tertarik menjadi dokter.
tapi belakangan ini. Alfa terlalu sering mengajaknya kemanapun lelaki itu pergi. Dengan keberadaan kedua orang tua mereka diluar kota. membuat Alfa sepertinya lebih bebas membawanya kemana saja.
dia sadar saat Orang tua mereka dirumah, Alfa akan jarang mengajaknya pergi berdua. dia tidak tahu kenapa. tapi itulah faktanya.
"Luna" Luna tersentak kaget. matanya menatap bingung lelaki dalam balutan seragam tim basket sekolahnya berdiri gugup di depannya.
"iya.?" lelaki itu semakin
berdiri gugup.. sesekali tangan lelaki itu tergerak untuk mengaruk kepalanya sambil tersenyum kikuk. Luna mengernyit heran, ada apa?."emm. begini. " ucap lelaki itu setelah 20 detik diam. .
"iya" dia menjawab. dan kembali lelaki itu merona hebat saat dia tersenyum tipis.
bosan melihat lelaki didepannya. Luna menatap sekelilingnya.
Dibelakang lelaki itu. Luna bisa melihat beberapa anak basket berdiri tak jauh dari mereka. dan menatap mereka penuh minatt..
"emm. kamu mau gak jadi pacar aku" ucap lelaki itu sambil mengelurkan setangkai bunga mawar merah untuknya
"Hah?."
setelah lama terdiam lelaki itu malah mengucapkan sesuatu yang membuatnya hampir jantungan.
kenapa dia. padahal banyak anak perempuan lain yang lebih cantik darinya.
lagi pula, dia itu milik kakaknya. dia sudah berjanji kemarin sama Alfa. tapi dia takut pada Alfa. tapi dia juga menginginkan Alfa hanya untuknya. perasaannya aneh.
Nyatanya Alfa berhasil mengikatnya begitu kuat.
"emm" Luna berpikir. bagaimana caranya menolak lelaki ini. lelaki itu masih setia dengan bunga ditangannya. kalau dia ambil pasti dikira dia akan menerimaa lelaki ini.
"maaf" Luna menunduk dalam. dia tidak pandai dalam menolak. tapi tidak mungkin langsung menolak. dengan perkataan tidak.
"emm kenapa" Luna mendongak menatap tak paham.
setelah menolak kini dia dihadapkan dengan pertanyaan kenapa. apa setiap orang yang ditolak akan menanyakan hal yang sama.
"emm. ini terlalu - tiba - tiba " Luna berucap gugup. tak disangka remaja lelaki didepannya. langsung menggenggam tangannya dan memaksanya menerima bunga yang tadi di sodorkan kearahnya.
"eh?" Lelaki itu malah tersenyum manis. membuatnya semakin bingung. apa semua orang yang ditolak akan tersenyum bahagia seperti laki-laki ini.
"tidak apa. aku tahu ini terlalu mendadak. karena itu aku akan memberikan mu waktu untuk berpikir."
"Jangan menolakku ya" Lelaki itu langsung berlari menuju gerombolan remaja laki-laki yang tadi Luna lihat.
seruan jail dengan suara keras. terdengar jelas dari arah lelaki itu pergi.
dan sekarang. bahkan beberapa pasang mata siswi yang tadi juga ikut menonton basket malah menatapnya sinis.
"Cihh. !!. sok kecakepan. "
"gue heran kenapa Niko malah menyukai perempuan seperti dia. "
Ah. jadi namanya Niko. sepertinya lelaki tadi cukup populer disekolahnya.
"masih cantik gue kali. dari pada itu anak. "
"kalau saja bukan keturunan anak orang kaya. udah lama gue matiin"
"Ck!. dia hanya anak aangkat. apa kalian lupa"
lalu apa salahnya. kalau dunia tahu dia hanya gadis yang beruntung menjadi bagian dari keluarga nya sekarang
"tetap saja. mereka sangat melindunginya. apa kau lupa dengan nasib yang menimpa Sila. dia bahkan sampai dikeluarkan hanya.karena membuat perempuan tidak berguna itu terjatuh di koredor lantai satu"
salah. dia bukan terjatuh. tapi sila mendorongnya. bahkan sebelum itu sila pernah hampir menabraknya dengan mobil wanita itu..hanya karena ketua osis yang menjadi pacar sila menyukai dirinya.
apa dia salah.
"dasar pembawa sial"
"sok tebar pesona"
"sok polos. padahal jalang""menjijikkan"
Luna menghela nafas berat.. apa salahnya kalau ramaja laki-laki tadi menyukainya. dia juga sudah menolak. tapi tetap saja para siswi akan membencinya. dan para siswa akan menyukainya.
dengan malas. Luna beranjak pergi dari bangku panjang yang tadi dia duduki. bunga yang tadi diberikan Niko masih ditangannya. dia ingin membuangnya. tapi para siswi itu pasti akan mencacinya kalau melihatnya melakukan itu.
Ah. biar dia simpan saja. dan dia akan buang saat sampai dirumah. Luna segera memasukkan Bunga tadi kedalam tasnya. tidak peduli dengan bunga itu yang tangkainya patah atau bahkan kelopak bunganya bertaburan.
nantinya bunga cantik itu juga akan di buangnya. saama-sama berakhir mengenaskan bukan. nanti ataupun sekarang dia akan tetap membuat bunga indah tadi berakhir mengenaskan.
Luna mengedarkan pandangannya. dia menunggu jemputannya. beberapa siswa yang melewati dirinya menebar senyuman memikat yang tidak sedikitpun dapat membuatnya terpikat.
padahal banyak siswi yang menjerit tertahan akibat senyuman maut siswa yang melewatinya tadi.
dia tidak munafik. faktanya siswa tadi cukup tampan. tapi sayangnya tidak sedikitpun dapat menarik minatnya.
"nona" Suara yang sangat familiar mengalun tegas ditelinganya. Luna langsung mengalihkan pandangannya dan menatap Bent yang sudah membukakan pintu penumpang untuknya.
"terimakasih kak Bent" Bent mengangguk sebagai balasan
Membiarkan beberapa Siswi yang masih menatap dirinya tajam.
setelah nonanya memasuki mobil. Bent langsung mengambil langkah memutar dan menuju pintu kemudi. dia harus membawa nonanya segera pulang.
sebelum Alfa memecatnya karena terlambat memulangkan sang Nona.
terkadang dia bingung. hubungan apa yang terjalin diantara tuan dan nonanya.
tapi disini bukan haknya untuk ikut campur. dia hanya seorang bawahan. yang selamanya akan setia Pada Alfa tuannya.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa & Luna (END)
RomansaDia terlalu memikat. membuat kaum hawa terjerat. bagaikan iblis penggoda, dia bagaikan magnet yang tak bisa di tolak. aura kekuasaan menguar pekat di tubuhnya. siapa yang akan sanggup menolak. " Kakak. kak Alfa" Seorang laki-laki dewasa yang terpau...