34 🔞

64.8K 848 291
                                    

Maaf lama up, biasa banyak kerjaan 😁😁😁

Jangan lupa vote dulu sebelum baca!

Biar lebih afdol follow dulu dong🤭
.
.

Bara kembali melempar puntung rokoknya. Ini sudah yang kelima tapi hatinya tidak puas juga. Ia bangkit berjalan menuju dapur, membuka kulkas, meraih sebotol air mineral dingin dan menengguk nya hingga tandas. Helaan tak henti-henti keluar dari mulut nya. Tapi setidaknya rasa dingin itu sedikit menetralisir rasa panas didada dan pembuluh darahnya.

Ia menyandarkan tubuh di pinggir meja makan sambil menatap tangga ke arah kamar. Sedari tadi Bara bimbang, memilih kekamar atau diam di sini hingga amarahnya reda. Setelah pertimbangan yang cukup menguras waktu, Bara berjalan menaiki tangga perlahan. Tangannya dengan hati-hati membuka knop pintu. Ia menghela lega mendapati Bella tengah tidur berbaring miring membelakangi pintu. Perlahan Bara mendekat, ikut masuk dalam selimut bersama Bella. Meraih tubuh itu dan memeluknya erat. Wajahnya mengusak pelan di perpotongan leher Bella, menyesapi aroma sabun yang masih tertinggal disana.

Keningnya berkerut, rasa hangat lebih mendominasi disana. Bara bangkit, menempelkan punggung tangannya dikening Bella. Suhunya sama seperti yang dileher, sama-sama panas.

" Yang? "

Bella menggeliat, menoleh kesamping dengan mata setengah terbuka. Hanya samar-samar ia dapat mendengar ucapan Bara.

" Kita kerumah sakit sekarang."

Bella menggeleng, "Ay, nggak usah."

Tak memperdulikan jawaban istrinya, Bara memilih mengangkat tubuh Bella dalam gendongnya. Bella yang masih setengah terpejam langsung membelalakkan matanya, tangannya reflek memeluk leher Bara.

"Ay! "

" Jangan ribut! " Balas Bara datar. Kakinya melangkah keluar kamar dengan gerakan setengah tergesa.

" Ay! Turunin! "

Bara masih diam, melanjutkan langkahnya menuruni tangga.

"Ay, aku mohon! Aku ngantuk, capek, mau tidur."

" Kamu demam yang."

" Aku mau tidur aja, tolong... " Melas Bella. Bara menunduk, menatap Bella yang memasang wajah mengiba. " Ay, tolong, aku capek. Mau tidur... "

" Kamu demam Arbella! "

" Aku mohonn... " Cicit Bella lagi.

Bara menghela panjang. Berbalik dan kembali membawa tubuh Bella kekamar. Tak ada satu kata pun terlontar dari mulut nya. Bahkan hingga mereka tiba di kamar dan Bara menarik selimut menutup tubuh mereka. Suasana begitu canggung. Setelah pertengkaran tadi, sepertinya ada tembok besar hadir memberikan jarak diantara Bara dan Bella. Biasanya jika sudah larut begini, mereka akan menghabiskan waktu bersenda gurau, atau hanya sekedar berpeluk mesra. Tapi kini, Bara tampak tengah sibuk berkutat didepan laptop dengan berbagai kertas berserak diatas selimut. Sedangkan Bella lebih memilih berbaring miring memunggungi Bara dan melanjutkan tidur nya yang sempat tertunda.

Bara menoleh, kepalanya sedikit mendongak mengintip untuk memastikan apakah Bella benar-benar tidur atau hanya sekedar pura-pura. Tapi dengkuran halus itu sepertinya memjawab semua pertanyaan nya. Helaan panjang keluar dari mulut nya. Ia kembali berkutat pada pekerjaan, apalagi Bara tadi sempat meninggalkan meeting nya.

" Ngghh... "

Kening Bara berkerut, perasaannya saja atau ia memang mendengar suara. Disini tidak ada siapa-siapa selain mereka berdua. Lagi pula jarak dari satu rumah kerumah lain cukup jauh.

MY BADBOY "ABARA" (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang