Pukul 22.30 malam.
Rumi baru keluar dari kamar sholatnya dan ia dapati bahwa sekarang istrinya tengah duduk di atas sofa ruang tamu dan dengan asiknya ia tengah bertukar kabar dengan Anggun (istri dari Ardha kawan Rumi).
"Ay?" panggil Rumi yang masih berdiri di ambang pintu.
Aisyah mendongakkan kepalanya dari handphone yang masih dia genggam.
"Iya, Mas?" balas Aisyah.
"Kok belum tidur? 'Kan tadi aku suruh kamu tidur dulu baru aku bangunin lagi sebelum berangkat ke jalan pahlawan?"
Aisyah menggaruk-garuk kepalanya. "Aku gak bisa tidur, Mas. Hehe!"
"Oh, ya udah kalau gitu tolong buatin kopi dong."
Mendengar Rumi yang meminta untuk dibuatkan kopi, Aisyah terkejut, ia tidak yakin bahwa kopi yang akan dibuatnya akan sesuai dengan selera Rumi. Dan dia pun bergumam lirih.
"Kopi Indo?"
Karena merasa tidak adanya jawaban, Rumi pun kembali memanggil Aisyah.
"Ay?"
"I-iya, Mas," jawab Aisyah yang langsung bangkit dari tempat duduknya dan berlari menuju dapur.
Setelah Aisyah menyalakan kompornya untuk merebus air, terdengar suara notifikasi chat dari Anggun di handphone milik pasutri itu. Entah apa yang Aisyah obrolkan dengan Anggun di WhatsApp hingga membuat ia tersenyum-senyum sendiri. Dengan mata yang masih terfokus pada handphone-karena sedang asik-asiknya mengobrol, sekarang Aisyah tengah meracik kopi di cangkir yang ada di atas meja dan kemudian menuangkan air panas yang telah mendidih setelah dirinya mematikan kompor.
Dan jadilah kopi buatan Aisyah. Kemudian, ia meletakkannya ke atas meja makan. Dia pun juga menarik kursinya dan mulai duduk dengan dirinya yang masih memandangi ponsel.
Tak berselang lama, datang Rumi menghampiri Aisyah dengan senyuman hangat yang terpancar di wajahnya.
Rumi pun duduk di kursi samping istrinya yang masih tengah asik mengobrol dengan Anggun di handphonenya.
Aisyah terkekeh sembari membalas pesan dari Anggun. Dan mendengar kekehan Aisyah, Rumi pun lekas bertanya karena penasaran.
"Lagi ngapain, Ay?"
Aisyah mendongakkan kepalanya. "Oh, ini, lagi ngobrol sama Anggun."
"Oh," balas Rumi singkat sebelum suasana menjadi hening sebentar saat Aisyah kembali asik sendiri dengan handphonnya.
"Kopiku?" celetuk Rumi bertanya.
"Oh iya! Ini, Mas," jawab Aisyah memberikan kopi Rumi yang masih berada di depannya.
Dengan lekat Rumi menatap istrinya yang sedang asik, lebih tepatnya asik sendiri.
Rumi mulai mengangkat cangkir kopi itu dan mulai meminumnya. Di seruputan pertamanya, nampak Rumi sangat menikmati kopi buatan istrinya tersebut. Kemudian, dia kembali menaruh kopi itu di atas meja dan kembali menatap lekat istrinya.
"Ay?" panggil Rumi lembut.
"Iya, Mas?" balas Aisyah setelah mendongakkan kepalanya dan mulai menatap suaminya.
Rumi menghela nafasnya. "Cuma manggil."
Hah?
Hening sebentar saat Aisyah mulai kebingungan dengan jawaban suaminya.
"Habis ini kita berangkat ke Pahlawan Street Center, ya?"
Aisyah menoleh ke arah jam yang telah menunjukkan pukul 22.45.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kota 7 Negara
Fiksi RemajaSEGERA TERBIT! Beberapa chapter dalam versi Wattpad tidak dipublish demi kepentingan penerbitan. Happy Reading, Ay.