Setelah Rumi selesai berwudhu untuk melaksanakan sholat sunnah kobliyyah subuh, ia dapati bahwa kini Aisyah telah menunggunya di depan pintu kamar mandi.
"Kamu kebangun, Ay?" tanya Rumi. Dengan beberapa air yang menetes dari wajahnya yang masih basah oleh sisa air wudhu.
"Gantian, Mas, aku mau buang air kecil."
"Oh, iya," jawab Rumi yang kemudian bergeser satu langkah kesamping untuk memberi istrinya jalan.
Dengan menahan rasa ingin kencingnya, Aisyah berjalan agak cepat untuk memasuki kamar mandi.
Saat Rumi mulai melangkahkan kakinya untuk berjalan menuju ruang sholatan, istrinya pun memanggilanya dari dalam kamar mandi.
"Mas?"
Rumi menghentikan langkahnya dan berjalan menghampiri Aisyah di kamar mandi. "Kenapa, Ay?"
"Nih, kopiah kamu ketinggalan," Aisyah memberikan kopiah Rumi yang tertinggal di gantungan kamar mandi.
"Oh iya, lupa."
Saat Rumi telah meraih kopiahnya yang masih berada di tangan Aisyah, tak sengaja ujung jari tangan Rumi pun mengenai tangan istrinya. Namun, dengan acuh Aisyah pun langsung menutup pintu kamar mandinya.
Jeglek!
Setelah Aisyah selesai buang air kecilnya dan membuka pintu kamar mandi, ia terkejut melihat suaminya yang masih berdiri mematung menunggunya keluar.
"Loh, Mas, kok masih di sini? Sudah sholatnya?" tanya Aisyah dengan membelalakkan matanya.
Rumi menatap lekat istrinya yang juga masih berdiri di ambang pintu. "Wudhu aku batal, Ay. Tadi gak sengaja tangan aku kena tangan kamu."
"Oh, batal, ya?" tanya Aisyah masih terbelalak. Dan Rumi hanya membalasnya dengan anggukan kecil.
Aisyah berpikir sejenak. Membuat Rumi agak kesal karena ia kini masih menghalangi jalan ke dalam kamar mandi.
"Minggir, Ay, aku mau wudhu lagi."
"Sebentar, aku mau tanya," balas Aisyah. "Di dalam islam, suami itu sudah berhak menggauli istrinya, kan? Terus kenapa bisa batal? Kan sudah mahram, Mas?"
Rumi menghela nafasnya kasar. "Bisa nanti aja, gak, kalau tanya?"
Aisyah melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 03.55 pagi.
"Masih jam empat kurang, Mas, kamu gak akan ketinggalan sholat kamu kok untuk menjawab pertanyaan istrimu yang cantik ini," balas Aisyah dengan tersenyum di akhir.
Rumi menghela nafasnya kembali. "Aisyah, kamu harus tau tentang definisi mahram..."
Aisyah menyandarkan badannya ke dinding pintu saat Rumi menjeda bicaranya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kota 7 Negara
Teen FictionTERBIT! Beberapa chapter dalam versi Wattpad tidak dipublish demi kepentingan penerbitan. Happy Reading, Ay.