"Bahkan cadar yang kamu pakai untuk menutupi sebagian wajahmu saja tidak mampu menyembunyikan kecantikan itu dariku."
- Rumi Al-Husein
Pagi yang cerah di hari Kamis.
Di sofa ruang tamu, Rumi tengah duduk bersantai menunggu istrinya yang masih berdandan sebelum akhirnya berangkat ke toko bunga milik mereka. Dan pandangan Rumi terfokus pada layar handphone yang menayangkan sebuah video opera wayang kulit di YouTube yang ia tonton.
Tak berselang lama, keluar seorang wanita yang mengenakan pakaian syar'i berwarna serba putih. Aisyah, ia mengenakan pakaian yang telah di berikan oleh Anggun beberapa hari yang lalu.
"Yuk, Mas," ucap Aisyah yang telah berdiri di samping suaminya.
Mendengar suara lembut dari Aisyah, Rumi langsung bergegas untuk segera berdiri dari tempat duduknya. Namun, pandangannya masih tertunduk saat ia memasukkan ponsel genggamnya ke saku celana bagian belakang. Dan sama sekali ia tidak menoleh ke arah istrinya yang telah mampu menutup sempurna auratnya.
Ketika Rumi hendak mulai melangkahkan kakinya ke depan, sesaat, ia menoleh ke arah istrinya sebentar dan berkata, "Yuk."
Deg!
Rumi kembali menoleh ke arah istrinya dengan terkejut dan heran, karena apa yang ia lihat sekarang adalah Aisyah yang telah mengenakan pakaian yang serba tertutup. Dan yang paling membuat Rumi terkejut adalah, Aisyah mengenakan sebuah kain tipis yang menutupi sebagian wajahnya-disebut cadar.
Namun, pada dasarnya, sejak awal Rumi tidak ingin menyuruh istrinya untuk segera berhijab. Ia tak mau terburu-buru dan menciptakan suatu rasa keterpaksaan pada diri Aisyah. Namun, di sisi lain Rumi tetap percaya bahwa perlahan istrinya pasti akan tersadar dengan sendirinya.
Lanjut, Rumi membelalakkan matanya menatap Aisyah yang masih berdiri diam dihadapannya
"K-kamu.. pakai cadar, Ay? C-cadar siapa ini?"
Aisyah terkekeh. "Kata Anggun, aku disuruh minta izin ke kamu dulu buat pakai cadar ini. Apa kamu mengizinkan, Mas?"
Rumi membenarkan posisinya untuk menghadap Aisyah. "Sebelumnya aku ingin tanya, Ay. Tujuanmu memakai cadar itu apa?"
Suasana hening melanda. Aisyah menundukkan pandangannya dan berpikir sesaat sebelum menjawab pertanyaan suaminya. Tentu saja ia perlu untuk berhati-hati.
Deg... Deg... Deg...
"Aisyah?" panggil Rumi dengan suara halus. Dan istrinya pun mendongakkan pandangannya untuk menatap Rumi sebentar kemudian kembali tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kota 7 Negara
Teen FictionSEGERA TERBIT! Beberapa chapter dalam versi Wattpad tidak dipublish demi kepentingan penerbitan. Happy Reading, Ay.