"Now I know I have met an angel in person and she looks perfect tonight."
- Perfect, Ad Sheeran
Pagi itu.
Di batas pintu, Rumi menatap Alice yang seolah sedang duduk di ujung waktu, kursi depan rumahnya. Bersama sepi, gadis bule itu menikmati rindunya terhadap Brian, kekasihnya yang ada di Amerika. Dan di sisi lain, ia pun juga menahan segenap rasa kagumnya terhadap sesosok Rumi yang begitu sederhana di matanya.
"Alice," panggil Rumi menghampiri Alice yang duduk di kursi depan rumah.
"Oh! Good morning, Rumi," balas Alice sambil tersenyum tipis setelah menoleh ke arah suara yang memanggilnya. (Selamat pagi, Rumi.)
Rumi pun ikut duduk di kursi dekat Alice.
"Morning." Rumi tersenyum balik kepada Alice. (Pagi)
"Kamu udah gak marah, kan?"
"Kenapa? Kamu mau aku marah?" Alice bertanya dan mengangkat alisnya.
"Enggak, aku cuma mau ngajak kamu ke pernikahan temenku." jawab Rumi dengan menundukkan pandangannya.
"Tidak mau! Kamu bilang aku merepotkan, bukan?" lanjut Alice berdecak kesal dan melipat tangannya di dada.
Rumi menoleh ke Alice. "Siapa bilang? Aku gak bilang gitu,"
"Hem!" Alice membuang muka dari pandangan Rumi.
"Ya udah, aku... M-minta maaf."
"Kenapa minta maaf?" tanya Alice tanpa memandang Rumi.
"Jika aku salah." lanjut Rumi.
"Gak salah!" balas Alice dengan cuek.
"Jadi, mau?"
"Mau apa?" Alice menengok kepada Rumi yang berdiri dari duduknya.
"Nih!" lanjut Rumi memberikan undangan pernikahan Ardha kepada Alice.
"Iya! Iya!" balas Alice cuek. "Kamu sudah sarapan?"
"Belum."
"Bikin pecel, yuk!"
"Boleh." ucap Rumi, diikuti Alice yang bangkit dari tempat duduknya dan mereka berdua pun berjalan menuju ke dapur.
Mereka pun lekas membuat nasi pecel khas Madiun untuk sarapan pagi itu. Dan dengan diiringi lagu yang berjudul Perfect dari Ed Sheeran yang Rumi putar di speaker mp3 yang dihubungkan ke bluetooth ponsel miliknya.
"Baby, I'm.. dancing in the dark with you between my arms..." Alice bernyanyi mengikuti suara lagu di speaker sambil mencuci daun singkong di atas wastafel.
"Barefoot on the grass..." timpal Rumi melanjutkan nyanyian Alice sembari dia menggoreng tempe di atas api kompor yang menyala. "Listening to our favorite song..."
Dengan tersenyum Alice menoleh ke arah Rumi, begitu pun juga sebaliknya, Rumi memandang mata Alice dengan segenap rasa yang dirinya saja tak mengerti. Dan mereka pun melanjutkan nyanyian lagu itu, "I have faith in what I see.. Now I know I have met an angel in person, and she/he looks perfect..."
Dengan mata Rumi yang masih mengarah pada senyuman manis gadis bule itu.
DAR!
Sebuah letupan minyak pun meletus dan mengenai tangan Rumi. Ia pun terkejut dan membersikan tangannya dari sisa minyak panas yang menempel.
Tersadar atas godaan setan tersebut.
"Astagfirullahal'adzim!"
💐
KAMU SEDANG MEMBACA
Kota 7 Negara
Teen FictionTERBIT! Beberapa chapter dalam versi Wattpad tidak dipublish demi kepentingan penerbitan. Happy Reading, Ay.