Malam itu.
Rumi dan Aisyah tengah berbaring di atas ranjang, mata mereka saling terkunci menatap satu sama lain sembari Rumi yang dengan lembut membelai rambut pirang istrinya.
"Rino lan wengi moto iki angel dieremake..."
(Siang dan malam mata ini susah tidur)"Mung lam-laman esem lan manismu..."
(Hanya teringat senyum dan manismu)"Kapan ku bertemu?"
(Kapan ku bertemu?)"Sak kediping netro wes marem atiku..."
(Hanya sekejap mata sudah puas hatiku)Hening setelah Rumi menghentikan senandung lagu Jawa indahnya yang berjudul Sayang 2.
Aisyah lekas membenarkan posisi kepalanya sebelum berucap. "Mas?"
"Hm?" balas Rumi dengan mengerutkan dahi sambil tersenyum tipis.
"Kamu gak marah?"
"Marah?"
Aisyah mengangguk. Dan dilanjut, Rumi mengelus pipi lembut istrinya.
"Beri tau aku, Ay. Bagaimana caraku bisa marah dengan perempuan secantik kamu...?" ucap Rumi dengan melembutkan nada bicaranya.
Aisyah mengernyit. "Seharusnya kejadian di rumah Ardha tadi sore itu sudah cukup buat kamu marah sama aku."
Flashback on:
Setelah akad pernikahan yang dilaksanakan di rumah Anggun beberapa hari yang lalu. Kini Ardha bersama istrinya tersebut telah memutuskan untuk tinggal di sebuah rumah joglo tua peninggalan kakek Ardha yang diwariskan kepadanya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Nampak seorang laki-laki yang baru saja keluar dari rumah joglo itu dan memeluk Rumi sebentar. Ardha, dia langsung mempersilahkan Rumi dan istrinya untuk segera duduk di bangku ruang tamu yang letaknya memang berada di depan rumah.
Tak berselang lama. Keluar Anggun dari dalam rumah dengan mengenakan baju serba syar'i. Aisyah langsung bangkit dari tempat duduknya dan mengadu pipinya dengan Anggun untuk cipika-cipiki.
"Dek, kopi dua, ya?" pinta Ardha kepada istrinya.
Anggun mengangguk dan meraih tangan Aisyah untuk kemudian mengajaknya ke dapur.
"Kemana, Ay?" tanya Rumi.
Aisyah menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sumber suara. "Mau nemenin Anggun bikin kopi, Mas."
"Oh," balas Rumi singkat.
Aisyah pun meneruskan langkahnya setelah ia dapati bahwa Rumi yang juga lekas memulai obrolannya dengan Ardha. Entah apa yang kedua laki-laki itu obrolkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kota 7 Negara
Ficção AdolescenteSEGERA TERBIT! Beberapa chapter dalam versi Wattpad tidak dipublish demi kepentingan penerbitan. Happy Reading, Ay.