Chapter 13

929 65 0
                                    

---

"You are in a big trouble, young lady."

---

Justin Bieber Point of View

Aku melangkah menjauhi kolong meja yang ditutupi juntaian taplak satin itu begitu aku menyelesaikan urusanku dengannya. Astaga. Apa yang salah dengan malam ini, dan mengapa Katrina harus memilih malam ini untuk terjatuh tak bergerak di tempat tidur akibat flu perut yang menyerangnya? Ada beberapa hal buruk yang membuat mood-ku jadi jelek sekarang. Pertama, soal si setengah gila Carl Bernstein yang mengganggu acara kencan-ku, kedua, karena si pirang jelek mengerikan yang menggoda pacarku, dan yang ketiga... erm, kupikir yang ketiga tidak benar-benar sesuatu yang buruk. Maksudku—ciuman itu. Meskipun kolong meja bukanlah tempat yang elit, tapi ciuman yang tadi itu lumayan juga. Astaga, apa yang kupikirkan? Aku menepuk kepalaku, dan berusaha memfokuskan pikiranku pada apa yang tengah kujalani sekarang ini. Begitu aku berhasil berdiri tegak di tempatku semula, aku kembali mendengar suara Carl dalam telingaku.

"Thea sudah membawa Mr. Wilson ke kamar kecil—atau semacam itulah." Bahkan dari sini aku bisa melihat Carl tersenyum mesum. Berani taruhan Will pasti sangat ingin menonjok Carl sekarang. "Ada beberapa bodyguard yang mengikuti. Justin, kau bereskan mereka. Will, kau akan menemui Mrs. Prinstream di ruang hijau. Sebelum itu, kau harus mengambil Glock-17 yang kusembunyikan di belakang pilar lantai dua. Cluenya adalah bercak merah. Pilar dengan bercak merah. Begitu kau masuk ke dalam ruang hijau, tembak Prinstream dan langsung keluar dari jendela. Thea akan membuat Mr. Wilson pingsan dan melarikan diri dengan caranya. Justin, kau dapatkan gadismu dan segera keluar dari sana. Mengerti? Baik, kalian pasti mengerti. Segera mulai dalam waktu tiga detik."

Bagus. Benar-benar bossy. Sama persis seperti suara Katrina—tapi setidaknya suara Katrina lebih manis daripada suara Carl.

Aku mengedarkan pandang ke sekelilingku sambil menekan salah satu tombol di sisi arloji yang melingkar di tanganku. Informasi mengenai istilah dan tempat dalam Stargreen Casino. Printsream adalah bandar narkoba dari Hungaria yang akan bertransaksi dengan Mr. Wilson. Kegiatan transaksi ini akan mengganggu peredaran obat bius dan marijuana di Las Vegas, yang akan berimbas pada Christine Denton—juga Michael Saviano. Ruang hijau adalah ruang konferensi di lantai tiga—dinamakan ruang hijau karena disana seringkali terjadi acara transaksi marijuana bagi kalangan elit menengah keatas. Oh itu dia. Mendadak pandangan mataku terhenti pada sosok gempal dua orang berjas hitam bertopeng hitam yang akan naik ke lantai atas. Dua orang disusul oleh enam orang lainnya. Delapan orang. Mereka mungkin akan segera menyebar untuk melindungi Prinstream juga Wilson. Aku harus menghentikannya—sial, demi Tuhan, delapan orang! Tapi bukan berarti aku tidak bisa.

Tanpa membuang waktu lagi, aku melangkah dengan cepat, berusaha mempersempit jarakku dengan mereka. Mungkin semuanya akan jadi mudah dan aku tidak perlu mendaki tangga sambil berlari seperti sekarang jika aku bisa menggunakan botol parfum spesial yang diberikan Carl ketika kami terlibat misi di kantor FBI dulu untuk memanjat pembatas tangga di lantai dua, tapi itu sama saja menjadikan diriku sendiri sebagai badut tontonan. Aku mendengus dan napasku sudah terengah-engah begitu aku tiba di lantai dua. Sialan. Namun tidak ada waktu untuk istirahat. Jadi, aku kembali mempercepat langkahku dan akhirnya aku menyaksikan mereka. Menyebar. Enam orang pergi ke arah kamar kecil—tempat Mr. Wilson bersama Thea—dua lainnya pasti pergi ke arah ruang hijau. Bagus. Enam orang untuk kubereskan. Aku meraba sisi kepalaku, menekan salah satu tombol jadi Will, Thea, dan Carl bisa mendengar suaraku.

"Dua orang datang ke ruang hijau. Kuharap peluru Will bisa membereskannya." Aku berbicara, kemudian menonaktifkan tombol speaker dan kembali bergerak. Sial, mereka pasti sudah tiba di kamar kecil, tapi cukup sopan untuk tidak langsung mendobraknya. Aku mendapati mereka semua berjaga di muka pintu kamar kecil. Baiklah, aku butuh opening yang keren—bagaimanapun aku ini pria yang keren. Aku merogoh saku tuksedoku dan menemukan dua buah klip penjepit kertas yang sudah berkarat. Ya ampun. Aku merogoh saku tuksedoku lagi, dan mendapati robekan foil bekas kemasan kondom. Astaga. Sial, kenapa saku tuksedo ini jadi lebih mirip kantung ajaib Doraemon? Aku mendengus dan memaki sambil menebak-nebak milik siapa sebenarnya tuksedo ini ketika tanganku mendapatkan benda bulat itu. Kelereng. Aku menggelindingkan kelereng itu ke arah mereka berenam yang kini terpana. Mata mereka tertuju pada kelereng bulat yang berhenti di hadapan mereka.

Stardust (Sequel of The Dust) by Renita NozariaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang