Jennie Pov
Sudah empat hari sejak kejadian di New York, aku pulang ke Los Angeles dan segera jadwal yang sudah disusun mulai membuatku luar biasa sibuk. Pemotretan, syuting, latihan dan sejenisnya seolah tidak ada habisnya. Aku lelah, tapi aku suka saat menjadi sibuk seperti ini. Meski sudah berada di Los Angeles aku belum menginjakkan kaki di mansion, dengan jadwal penuh seperti ini pulang ke sana akan membuatku kelelahan. Jadi aku lebih memilih pulang di salah satu rumahku yang terletak hanya empat kilo dari kantor pusat LS.
Dan sejak kejadian di bandara New York, aku tidak bertemu dengan Lisa. Tidak menghubunginya, dan dia pun berbuat hal yang sama. Jadi, dengan semua itu, hubungan kami benar-benar berakhir. Aku tidak menyesal, bahkan saat tahu Lisa tidak berusaha mempertahankan hubungan kami, aku merasa lebih lega. Setidaknya, aku diberi kesempatan untuk menjauh dari orang yang salah. Setidaknya, aku belum sepenuhnya menjatuhkan hati.
Aku tidak melihatnya di kantor, tempat latihan atau di The X. Aku juga tidak mencari tahu apa Lisa pulang ke mansionku untuk mengambil barangnya. Sejujurnya, alih-alih jarak mansion memang jauh, aku sendiri ingin menghindari tempat itu. Aku tidak suka memikirkan Lisa di tempat itu. Kesalahanku adalah mengajaknya tinggal bersama, yang mana tidak kulakukan dengan mantan-mantanku. Meski sangat tidak biasa benar-benar tanpa Lisa, untungnya semua kesibukanku mengalihkan perhatianku. Entah Lisa bertahan di New York atau memang berniat menghindariku.
Mengenai proyek wine, Rose sempat membahas itu dan aku belum benar-benar menyetujui hal itu. Maksudku, itu berlaku saat aku masih bersama Lisa. Jika sudah tidak bersama, aku merasa proyek itu hanya akan lebih sering mempertemukan kami. Jadi aku ingin menundanya sampai aku benar-benar merasa baik-baik saja tanpa Lisa.
Justin memiliki banyak pujian untukku, dan aku juga begitu padanya. Tanpa dia dan kru dancer, The Show tidak akan menjadi karya seni. Aku benar-benar bersyukur memiliki tim yang luar biasa untuk tur duniaku.
Dua Minggu lagi tur duniaku dimulai. Aku mengawali turku di Amerika, dan Los Angeles menjadi rumah pertama untuk The Show. Kota pertama untuk The Show akan memiliki dua hari konser di Banc California Stadium.
Semalam, beberapa temanku menginap di rumah. Sulit sekali bersantai di tengah kesibukanku yang cukup gila. Jadi alih-alih berpesta di club atau sejenisnya, kami memilih untuk berpesta di rumahku. Dan ketika semua orang belum bangun dan masih sedikit teler, aku meluangkan waktu untuk sekedar berenang. Setidaknya hal ini akan menjernihkan kepalaku, dan membuatku lebih relaks.
"Jen, kau bangun pagi sekali"
Deb keluar masih dengan wajah mengantuk, tapi dia sudah melepas semua pakaian kecuali dalaman, dia memulai pemanasan. Agaknya dia memiliki jenis kesukaan yang sama denganku."Pumpung hari ini jadwalku dimulai jam empat sore, jadi aku ingin bersantai sebelum bekerja"
Aku berkata sebelum kembali menyelam ke dalam air. Berenang menuju ujung kolam yang memiliki panjang 12 meter. Aku sengaja membeli rumah ini karena selain berada di tengah kota LA dengan tingkat keamanan tinggi, juga karena memiliki fasilitas olahraga yang mumpuni. Ada gym, ada kolam renang, dan lapangan basket setengah lapangan, sekedar untuk memiliki pertandingan basket 3 x 3. Setidaknya aku berenang bolak-balik enam kali dan merasa puas. Aku pun beranjak, duduk di sunlounge sembari menikmati jus apel.
Deb berenang ke sana kemari tanpa mengambil jeda, aku membuang banyak waktu hanya untuk mengamati kegiatan Deb. Percayalah, ini bukan karena Deb menarik, tapi karena aku tidak tahu harus melakukan apa saat luang seperti ini. Biasanya, Lisa akan mengirimiku banyak pesan dan melakukan panggilan video saat kami jauh. Atau jika kami berada di rumah, jam segini dia masih sibuk di dapur, dan aku duduk manis sambil terus menguap. Sialan, kenapa kepalaku hanya berisi Lisa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Horny
RomanceIni hanya cerita tentang kehidupan dua wanita yang memiliki hampir segalanya dalam hidup. Karir gemilang, wajah rupawan, reputasi yang tinggi dan pengaruh yang luar biasa. Nyaris tidak kurang apapun. Tapi mereka asing dengan cinta, selalu hanya dipu...