Jennie Kim
Setidaknya aku dan Lisa sudah tidak bertemu hampir dua minggu, aku harus pergi melanjutkan jadwal The Show sementara Lisa harus menyelesaikan rehabilitasi. Tapi, Lisa tidak lagi dikurung di Black Mansion. Dia sudah boleh pergi tapi hanya diperbolehkan ke kantor LS. Hanya saja, baik aku, Rose, Jisoo dan yang lain melarang Lisa untuk pergi menemaniku konser.
Pertama, sesuatu yang buruk bisa saja terjadi. Meski Lisa sudah bersih dan tidak lagi sakau, tapi bisa jadi ada kemungkinan untuk sakau susulan. Kedua, Lisa membatalkan seluruh jadwalnya dengan alasan kesehatan, jika dia terlihat menemaniku konser itu akan sangat buruk untuk reputasinya. Media dan publik hanya tahu Lisa sedang dalam suatu perawatan, dan tentang rehabilitasinya tidak bocor sama sekali. Aku sudah diberi banyak pertanyaan oleh penggemar tentang kondisi Lisa, dan aku sering mengunggah screenshot video call kami untuk menenangkan publik.
Hari ini aku berada di Washington untuk The Show besok, tapi malam ini, Anna Wintour mengundangku untuk datang ke pesta yang ia adakan. Awalnya, aku menolak, tapi Leena Nair mengirimiku pesan bahwa dia juga datang. Jadi di sinilah aku, dalam perjalanan menuju ke kediaman entah siapa untuk acara pesta tertutup, tidak ada pers, dan sejenisnya. Aku juga tidak tahu siapa saja daftar tamunya, dan hanya berniat datang untuk menghargai undangan Anna dan ajakan Leena. Tapi sudah jelas, jika dua wanita hebat itu terlibat, ini jelas bukan pesta untuk para artis. Jadi, aku pun menempatkan diri dengan berpakaian elegan serba hitam. Gaun panjang penuh gliter menjuntai hingga bawah kakiku. Malam ini sepenuhnya memakai Chanel dari A-Z. Rambutku sengaja dibiarkan terurai tapi ditata rapi dan anggun.
Aku tidak tahu ini rumah mewah milik siapa dengan halaman yang sangat luas dan desain bangunan yang terlihat sangat rumit tapi estetik. Dari mobil-mobil yang terparkir, aku sudah tahu ini pesta para pebisnis. Sebenarnya ini bukan tempatku, tapi sudah terlambat untuk mundur.
"Lain kali, aku harus mempertimbangkan undangan pesta Anna. Ini sungguh bukan tempatku"
Arthur tertawa, dia menghentikan mobil tepat di depan penjaga yang kemudian membukakan pintu untukku. Aku turun dan sangat asing dengan orang-orang yang berada di sini. Hanya tahu beberapa dan semuanya dari kalangan pebisnis. Untungnya, seorang wanita yang sangat mengesalkan datang padaku, menyapaku sangat ramah. Setidaknya, hal bagus memiliki Ester Exposito di sini. Aku tidak perlu seperti paling asing sendiri.
"Lisa tidak bersamamu?"
Dia bertanya, aku menggeleng.
"Lisa masih rehabilitasi. Aku diundang oleh Anna dan pesta ini tidak sesuai ekspektasiku"
Ester tertawa, dia mengajakku berkeliling untuk mengambil sampanye.
"Kau pasti salah satu wanita yang sangat kaya. Jika tidak, Anna tidak akan mengundangmu. Ini lingkaran kaum satu persen"
Entahlah, apa maksud Anna mengundangku. Padahal, aku sangat tidak tertarik membongkar kekayaanku atau identitasku. Obrolanku dan Ester terganggu saat kami melihat kedatangan Tessa Swindell bersama ayahnya. Mereka menarik seluruh perhatian, tentu saja, keluarga Black Tune pasti punya reputasi tahta yang sangat tinggi di sini. Meski Tessa melihatku, aku senang dia tidak berniat menyapa atau sejenisnya. Sampai tiba-tiba kedatangan seorang wanita paruh baya yang kecantikannya tidak terkira lebih menarik perhatian dibanding kedatangan para Sundel.
Aku tentu mengenali wajah cantik seorang Abigail Marshall dengan sangat baik. Tidak ada wanita mana pun di Amerika yang tidak mengenali wanita hebat itu. Abigail berhasil bertahan di tengah dominasi pria, dan dengan tangan dinginnya, dia masih bisa mempertahankan suaranya untuk ikut andil mengendalikan dunia. Abigail lebih dari Leena Nair, lebih dari Anna Wintour, wanita itu terlalu luar biasa dan sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horny
RomanceIni hanya cerita tentang kehidupan dua wanita yang memiliki hampir segalanya dalam hidup. Karir gemilang, wajah rupawan, reputasi yang tinggi dan pengaruh yang luar biasa. Nyaris tidak kurang apapun. Tapi mereka asing dengan cinta, selalu hanya dipu...