Jennie Pov
Alarm ponselku berdering, aku ingat jadwalku hari ini dimulai dari pukul 8 pagi. Jadi meski berat, aku harus bangun dan bertanggung jawab untuk semua jadwal padat itu. Dengan cepat aku mengambil ponsel, mematikan alarm tidak ingin itu mengganggu Lisa, dia tidur terlelap dan terlihat sangat nyenyak. Aku tidak bosan memandangi wajah cantik kekasihku, tapi aku harus segera beranjak dan bersiap untuk bekerja.
Saat aku meletakkan ponselku di atas nakas, ponsel Lisa menyala, sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak disimpan. Harusnya nomor Lisa yang ini tidak diketahui sembarang orang, jadi aku memeriksa pesan entah dari siapa dari jendela layar.
Serius kau pergi meninggalkanku tanpa sepatah kata pun?
Aku mengambil lagi ponselku dan mengambil foto layar ponsel Lisa. Itu jelas bukan Rose, dan Rose tidak akan mengirim pesan seperti itu. Artinya, semalam Lisa berbohong.
"Ayo menikah"
Fuck, aku hampir saja mengiyakan lamaran sampahnya. Hampir saja aku merasa sangat terpana dan tidak percaya kalimat itu bisa keluar dari mulut Lisa. Bagaimana bisa dia mengatakan hal serius seperti itu setelah dia tidur dengan wanita lain dan pulang juga meniduriku? Sialan.
Aku tidak ingin menyerang Lisa pagi ini, bagaimana pun aku sangat sibuk dan malas memulai hari dengan pertengkaran. Malas dengan jawaban atau alasan yang akan Lisa beri. Toh, jika aku mencari tahu siapa pemilik nomor itu, akan sangat mudah untukku mengonfirmasi bahwa dia membohongiku semalam.
Butuh 1 jam untuk mandi dan bersiap sampai aku siap untuk berangkat bekerja. Sepanjang perjalanan menuju kantor LS, aku memikirkan kalimat sialan yang tidak bermutu dari mulut Lisa. Untung saja aku sadar bahwa hubungan kami belum pada tahap sejauh itu, lagi pula aku masih memiliki banyak keraguan. Ragu bahwa Lisa setia, dan dia terbukti tidak. Ragu dengan perasaanku sendiri. Ragu apa benar Lisa adalah sosok yang aku mau untuk menjadi pasangan seumur hidupku.
Tapi wanita mana yang tidak akan tersentuh saat kekasihnya mengajak untuk menikah? Sekalipun masih dipenuhi keraguan. Aku tidak merasa terlalu sakit hati tahu Lisa tidur dengan wanita lain. Hanya saja, aku merasa harga diriku sangat terluka karena fakta itu. Padahal aku tahu, hari buruk seperti ini akan tiba. Aku tahu tidak mungkin Lisa akan tahan tidak menyentuh wanita lain setelah bertahun-tahun melakukan seks dengan banyak wanita. Tapi seandainya dia bosan denganku, bisakah dia secara gentle dan dewasa mengutarakannya padaku? Aku lebih menghargai seperti dia berpamitan lebih dulu, daripada melakukannya diam-diam seperti ini. Maksudku, aku bisa memberinya gadis cantik berbayar untuk membuang kebosanannya padaku. Bagaimana pun aku masih baik untuk memahami tabiatnya, manusia tidak akan berubah semudah itu. Apalagi hanya karena omong kosong seperti cinta.
Sudahlah Jen, anggap ini angin lalu. Simpan untuk dirimu sendiri, jika kau butuh move on dari Lisa suatu hari nanti, kau butuh menyimpan semua bukti keburukannya padamu. Sampai kau muak dan tidak tahan. Sampai kau muak dan tidak lagi memiliki maklum.
Sesampainya di LS, aku langsung menuju ruangan Rose tempat rapat dengan Art Director dan seluruh tim untuk konserku. Dan orang-orang belum datang, hanya ada Rose, Kristen dan Jisoo.
"Kau mabuk sampai jam berapa?"
Aku sengaja bertanya pada Rose untuk mengonfirmasi, setidaknya untuk meyakinkan diriku sendiri.
"Dengan Lisa?"
Justru Kristen yang mengoreksi, aku bisa melihat betapa profesionalnya seorang Kristen dalam akting. Tapi tidak dengan Rose. Aku yakin Lisa tidak mensetting mereka. Rose kacau sekali."Aku hanya bertanya Rose mabuk sampai jam berapa. Kenapa membawa-bawa Lisa?"
Semua orang terlihat sangat lega, termasuk Jisoo. Aku yakin mereka biasa melakukan hal spontan seperti ini untuk Lisa. Artinya, aku tidak punya siapa-siapa di LS yang bisa dipercaya. Semua orang berada di pihak Lisa. Tidak masalah, toh LS memang Kerajaan Lisa dan dia yang paling berkuasa di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horny
RomanceIni hanya cerita tentang kehidupan dua wanita yang memiliki hampir segalanya dalam hidup. Karir gemilang, wajah rupawan, reputasi yang tinggi dan pengaruh yang luar biasa. Nyaris tidak kurang apapun. Tapi mereka asing dengan cinta, selalu hanya dipu...