Happier

3.2K 383 251
                                    

Lisa Pov

Aku membiarkan Jisoo membersihkan ulang wajahku yang lecet dan lebam akibat pukulan dari Emma. Tidak peduli betapa perihnya sentuhan Jisoo pada wajahku, itu tidak sebanding dengan perasaan sakit hati yang Jennie beri. Aku diam menatap kosong ke hamparan kota L.A dengan segala hiruk pikuknya. Sejak berpisah dengan Jennie, aku lebih memilih pulang ke penthouse alih-alih ke Black Mansion.

Setidaknya di sini aku lebih dekat ke club, dan teman-temanku juga bisa datang kapan pun untuk sekedar berpesta. Rasanya aku bisa gila berada di Black Mansion, tapi tidak ada Jennie di sana.

Ini sudah dua hari berlalu, Jennie tidak bisa dihubungi dan tidak ada yang tahu keberadaan Jennie, termasuk Emma. Lalu, apa aku memakai heroin? Tentu saja tidak, pikiranku terlalu penuh dengan Jennie dan berbagai rencana, agaknya aku harus bagaimana lagi supaya wanita sialan itu kembali padaku?

"Kau kemana kan ponselmu? Aku mencarimu, sialan"

Suara Kendal bergema, aku menghela nafas. Sebelum kejadian bertengkar dengan Emma, kami berada suatu pesta di The X. Tapi aku segera pergi setelah seseorang mengomporiku tentang bagaimana pacar Jennie sialan menemani Jennie bekerja, terus menempel seperti perangko.

"Jadi, kau benar-benar bertengkar dengan Emma? Kupikir itu hanya rumor"

"Apa maksudmu, Kenny?"

Jisoo bertanya, aku sendiri malas bicara. Memikirkan dimana sebenarnya Jennie? Alisia menolak untuk memberitahuku kemana dia membawa Jennie malam itu.

"Ada satu media yang memberitakan Lisa bertengkar dengan Emma di basement LS. Ada video amatir yang tidak jelas, sepertinya diambil dari kejauhan--"

"Apa itu sangat jelas menunjukkan Lisa dan Emma?"

"Kau bisa melihatnya sendiri"

Kendal membuka ponsel dan segera menyodorkannya padaku dan Jisoo. Video amatir yang diambil dari jarak yang sangat jauh tersuguh di depanku. Itu merekam semua kejadian, termasuk aku yang memukuli wajah Emma setelah Alisia membawa Jennie pergi. Hanya saja, karena basement LS sangat menjaga keamanan apalagi dari paparazzi, itu hanya menghasilkan video yang tidak jelas.

"Suruh keamanan mencari kamera tersembunyi yang lain"

Jisoo mengangguk, dia segera menghubungi entah siapa. Video itu diambil dari ujung lorong yang cukup jauh dari tempatku bertengkar dengan Jemma, dari kualitas video yang dihasilkan, aku bisa tahu itu dihasilkan dari kamera tersembunyi yang memiliki ukuran kecil dan di pasang secara tersembunyi hingga tidak bisa dideteksi mata telanjang.

"Periksa CCTV di daerah barat basement, aku ingin tahu siapa yang mengambil kamera itu. Basement LS tidak bisa dimasuki sembarang orang, aku ingin tahu siapa pelakunya"

Aku menambahkan di tengah obrolan Jisoo entah dengan siapa. Tapi adikku mengangguk, dia mengerti apa yang harus dilakukan untuk itu. Usai menelepon, Jisoo pun berkata,

"Jennie di studio, meminta kedatanganmu untuk memverifikasi lagu barunya"

Mengonsumsi heroin memang tidak baik untukku, saat sadar seperti ini, aku berpikir lebih rasional. Permintaan Jennie supaya aku datang, itu jelas bukan sesuatu yang baik, setelah dia menghilang dua hari ini. Aku tidak siap dengan apa yang akan ia katakan padaku. Aku tidak siap jika pada akhirnya dia hanya akan mendorongku menjauh, dan akhirnya memilih tetap bersama Emma.

"Lisa, kau mendengarku? Jennie mencarimu"

"Ya, aku tidak tuli"

"Jadi kenapa diam saja? Hanya temui Jennie, dan bawa dia ke pelukanmu lagi. Sialan Lisa, kau bodoh sekali"

HornyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang