Jennie Pov
Aku, Do Hyun dan teman-teman yang lain benar-benar menikmati konser Lisa. Setidaknya, meski sempat sakau dan kacau, kekasihku masih bisa memecah suasana konser dengan cara yang sangat spektakuler. Semua orang tampak sangat menikmati pertunjukan Lisa. Dan begitu Never Be The Same dibawakan, sekali lagi wajahku terpampang di layar besar menjadi latar panggung Lisa. Mana bisa aku tidak selalu tersanjung dengan hal itu?
Fans Lisa berteriak sangat kencang, perlahan chant Jenlisa terdengar di seluruh penjuru venue. Itu jauh lebih keras dari chant Jenlisa di konserku. Alhasil, aku dan teman-teman ikut meneriakkan chant Jenlisa. Aku tahu banyak sekali orang yang mengambil foto atau videoku, tapi aku memilih mengabaikan semua hal itu dan menikmati pertunjukan Lisa tanpa beban. Menari dan bernyanyi gila seperti sedang clubbing. Dan aku bisa relate bagaimana fansku sangat senang berada di konserku, dengan euforia menyenangkan seperti ini.
"Honey, kau dengar teriakan itu?"
Lisa bicara usai membawakan Never Be The Same, segera kameramen menyoroti keberadaan ku. Tentu saja wajahku full senyum, aku pun berteriak
"Yeah! Itu sangat keras dan terdengar menyenangkan di telinga!"
Gemuruh teriakan penonton lebih keras, Lisa tertawa dan menatapku penuh cinta.
"Kalian harus punya duet di atas panggung!"
"Itu akan menyenangkan melihat kalian berada di atas panggung yang sama!"
"Lakukan kolaborasi secepatnya!"
Dan masih banyak lagi teriakan persetujuan dari fans Lisa. Itu menyenangkan, semua teriakan tidak suka padaku tenggelam begitu saja. Itu artinya, fans Lisa tidak membenciku. Hanya sebagian kecil fans yang keberatan, dan di balik tingkah ekstrim mereka, ada Noah yang menjadi dalang. Setidaknya, Lisa tidak perlu tahu tentang hal itu. Aku sungguh tidak ingin dia ikut campur dalam perang ku dan Noah.
Ngomong-ngomong, Ayahku membuat puluhan panggilan yang aku tolak secara otomatis melalui sistem ponsel. Dia juga mengirim ratusan pesan, dia pasti kelabakan setelah aku minta Jessica untuk melepas kendali Kim Group terhadap KF. Meski belum disetujui, tapi aku menantikan tindakan apa yang akan dilakukan Kim Young Min..
Konser Lisa berakhir dengan sangat menyenangkan, aku dan teman-teman pergi ke belakang panggung. Namun di tengah perjalanan, aku bertemu adik beda ibu yang menatapku penuh makna, Kim Hyein. Gadis bongsor yang tidak mirip denganku, tapi memiliki sedikit auraku. Bagaimana pun dia keturunan ayahku. Aku meminta teman-teman untuk pergi dulu, dan menghampiri Hyein.
"Apa ulahku keterlaluan, sampai Daddy mengirimmu ke sini?"
"Tidak bisakah sapa aku dengan lebih baik?"
Aku tertawa, tapi memberi pelukan hangat untuk adik beda ibu. Hubungan kami tidak terlalu dekat, tapi juga tidak musuhan. Hyein dikenal sebagai pewaris sah Kim Group, dan itu tidak menggangguku. Bagaimana pun, aku bisa memiliki segalanya tanpa perlu menunggu warisan dari ayah.
"Aku yakin itu penting untukmu"
"Hmmm. Yeah. Aku sudah di LA beberapa hari yang lalu, dan sengaja ke sini untuk menemuimu"
"Dan itu pasti karena KF. Kau bahkan tidak repot menemuiku saat aku di Korea"
Hyein memutar mata, dia merangkul bahuku dan membawaku ke tempat yang cukup sepi di belakang panggung. Usia kami terpaut tujuh tahun, jadi dia baru dua puluh dua tahun sekarang. Dia lulusan Harvard, dan sekarang menempati posisi penting sebagai direktur keuangan di Kim Group, dan dia membuktikan kejeniusannya dalam mengolah perusahaan.
"Jennie, aku tidak pernah mengonfrontasimu, menyinggungmu atau sejenisnya. Aku tidak punya niat untuk bermusuhan denganmu. Aku juga tidak masalah atau merasa iri kau mendapat sangat banyak dari kakek, tapi, bisakah ringankan bebanku? KF merupakan perusahaan strategis Kim Group di Amerika, jika kau ingin melepaskan diri, itu akan menghancurkan saham perusahaan. Itu sangat tidak menguntungkan untukku...."

KAMU SEDANG MEMBACA
Horny
Roman d'amourIni hanya cerita tentang kehidupan dua wanita yang memiliki hampir segalanya dalam hidup. Karir gemilang, wajah rupawan, reputasi yang tinggi dan pengaruh yang luar biasa. Nyaris tidak kurang apapun. Tapi mereka asing dengan cinta, selalu hanya dipu...