Huru-hara Haruto bersama para dominan, yang dituangkan dalam sebuah oneshoot.
Note:
• Haruto Harem
• Mengandung bxb
• Oneshoot
Kalo suka silahkan dibaca, tapi kalo nggak suka jangan baca!!
Terimakasih!!!
Seme nya ini sesuai dengan alurnya yang misterius, oke bukan teka-teki atau apalah itu. Ini Oneshoot romansa haruto dan seseorang yang tidak diketahui namanya.
(☞^o^) ☞
Asahi sudah tak bisa berkata-kata lagi melihat kelakuan sahabat kecilnya ini. Dia sudah menyerah dengan segala kecerobohan, kebodohan, kebloonan, dan juga kepolosan seorang watanabe haruto.
Sahabatnya itu baru saja bangun dari koma tiga harinya yang lalu dikarenakan kebodohannya sendiri. Dimana pada saat dia sedang menunggu bus di halte sepulang sekolah, remaja Watanabe itu justru dengan bodohnya berlari ketengah jalan demi menyelamatkan seorang anak kecil yang sedang mengejar balon.
Sudah bisa di tebak akhirnya, tentu saja setelah itu haruto berakhir dirumah sakit dengan pertanyaan dokter yang mengatakan bahwa haruto mengalami amnesia retrograde. Hal itulah yang membuat asahi kini menatap kearah haruto dengan tatapan sendu.
"Asa! lo tau siapa yang repot-repot bawa bunga tulip itu?"
Asahi tersadar dari lamunannya, ia kemudian menatap kearah haruto yang juga menatapnya, "hah? kenapa ru?"
Haruto mendengus, tangannya menunjuk kearah nakas. Diatasnya ada beberapa tangkai bunga tulip yang entah sejak kapan ada disitu.
Si Hamada menautkan alisnya, ia tidak merasa membawa bunga, dan teman-temannya yang baru saja berkunjung tadi, disalah satunya Asahi tidak melihat ada yang membawa bunga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo tau nggak dari siapa?" Tanya haruto dengan penasaran.
Asahi menggeleng, "gua nggak tau ru, gua aja baru sadar ada bunga disitu."
Haruto menatap bergantian bunga tulip dinakas itu dan juga Asahi yang duduk disamping ranjangnya. Jika asahi tidak tau, maka dari siapa sebenarnya bunga tulip pink itu? Masa dedemit penunggu rumah sakit ini? Kan nggak mungkin.
"Mungkin salah satu temen kita, udahlah nggak usah dipikirin," ucap asahi menggenggam tangan haruto.
"Tapi kenapa kepala gua sakit, sa?"
Asahi terdiam, ia melemaskan genggamannya lalu mengambil kaca yang ada didalam tasnya, dan mengarahkannya kepada haruto yang menyengrit.
"Ini kaca buat apa lagi? Kepala gua yang sakit, bukan muka gua sa!" Sungut haruto sedikit kesal.
"Ya gua kira lo lupa sama diri sendiri ruto sayangku."
Haruto mendengus, ia membuka novel yang ada di pangkuannya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi kepada asahi, haruto lebih memilih untuk membaca novel yang tadi sahabatnya itu belikan.
