Awalnya aku mau upload chapter ini minggu depan setelah kelar libur lebaran. Tapi ternyata baru dua hari udah bosan dan tidak punya energi untuk bersosialisai:")
Semoga chapter ini bisa menghibur kalian yang lagi bosan kayak aku ya. \(^v^)/
***
Hari ini bukan hari yang terlalu baik bagi Harkan. Meski dia cukup senang karena ketiga saudaranya menemaninya hari ini. Dan dokter juga memberitahukan bahwa 'seharusnya' ia dapat pulang besok.
Nyatanya sekarang perutnya sakit luar biasa seperti diremas habis - habisan. Tadi ia diberikan susu dengan formula yang baru dari selang NGT. Tapi sepertinya pencernaannya tidak dapat menerima dengan baik. Sehingga sekarang dia mengalami diare yang cukup parah dan memuntahkan isi perutnya yang tidak seberapa itu.
Harkan terlihat meringkuk sambil memegangi perutnya. Wajahnya yang pucat mengernyit kesakitan dengan keringat yang bercucuran. Setetes air mata terlihat siap jatuh diujung matanya yang terpejam erat.
Marda terlihat sedang membersihkan baskom sisa muntahan Harkan. Sedangkan Harna dengan telaten mencelupkan handuk basah dan mengusapkannya ke wajah Harkan. Menghapus keringat itu agar ia merasa lebih segar.
"Masih sakit benget Kan? Mau aku panggil dokter lagi?" tawar Harna. Tadi dokter sudah datang dan menyuntikkan sesuatu. Tapi ntah mengapa sepertinya rasa sakit itu belum berkurang sama sekali.
Harkan hanya menggeleng dengan kedua alis yang bertaut. Tidak berani membuka mulut dengan rasa mual yang luar biasa. Meski ia yakin tidak ada yang bisa dimuntahkan lagi.
"Mas oles lagi perutnya pake minyak kayu putih ya biar enakan." Janu bangkit dan mendekat ke arah ranjang, ke tempat Harna duduk.
"Kamu sama Mas Mar makan aja dulu, gantian nanti."
Harna melirik ke arah Marda meminta persetujuan. Marda mengangguk dan langsung bangkit. Mereka memang belum makan dari pagi.
"Kalau ada yang mau dititip chat aja, kami juga gak bakal lama. Ke kantin aja paling." Ucap Marda sebelum menutup pintu.
"Iya Mas"
Sepeninggalnya Harna dan Marda, menyisakan mereka berdua di ruangan ini. Janu mulai menyibak selimut dan memasukkan tangannya ke balik baju pasien yang Harkan gunakan. Mengoleskan minyak kayu putih ke perut yang kurus itu. Janu dapat merasakan tulang rusuk yang sedikit menonjol. Sedih rasanya.
"Mas"
"Hmm"
"Kayaknya aku pup lagi." lirih Harkan. Malu sekali rasanya.
"Iya gapapa, Mas izin bersihkan ya." dengan tenang Janu bangkit dan menyiapkan segala yang dibutuhkan.
Dalam diam ia mulai membersihkan dan mengganti pampers yang Harkan pakai dengan yang baru. Berusaha tidak melakukan kontak mata dengan adiknya. Karena ia tau Harkan merasa tidak nyaman.
Setelah semuanya beres, Janu naik ke atas ranjang dan mengambil posisi duduk di samping Harkan.
"Mas jangan dekat - dekat... aku bau.. kotor..." lirih Harkan dengan suara yng bergetar. Dia merasa benar - benar menjijikkan saat ini.
"Siapa yang bilang kamu bau, harum gini kok." Janu sudah merangkul Harkan sehingga kepalanya bersandar di bahunya. Menghirup aroma dari rambutnya. Harkan selalu memiliki wangi khasnya sendiri yang dapat menenangkan orang lain.
"Kalau aku pup lagi nanti kotor Mas."
"Tinggal Mas bersihkan, kamu kan lagi sakit. Gapapa kalau dapat bantuan orang lain." Janu berusaha menenangkan tanpa menggores harga diri adiknya lebih dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Food of Soul
FanfictionDunia hanyalah piring yang isinya bisa kita isi, ntah dengan pilihan sendiri atau dengan lauk yang tersedia. Tapi tetap harus kita santap. Cerita ini berisi resep yang akan mengenyangkan perut, hati, dan pikiran. Menceritakan isi "piring" 4 bersaud...