Donat

1.4K 181 7
                                    

Pada hari Minggu yang cerah ini para putra keluarga Mahendra menikmati hari libur mereka. Harkan yang baru keluar dari rumah sakit dua hari yang lalu berbaring di atas sofa. Tubuhnya yang menghadap tv ditutupi selimut tebal. Di lantai, Marda bersandar pada pinggiran sofa di sisi kaki Harkan, duduk sambil bermain console game. Janu tidak tampak karena sudah pergi jogging sejak sangat pagi. Sedangkan Harna?

"Arghhh!" 

Suara teriakannya terdengar ke seluruh isi rumah membuat Marda dan Harkan sedikit kaget.

Tidak lama setelah suara teriakan itu Harna muncul di ruang tengah dan mengambil posisi duduk di samping Marda. Wajahnya tampak sangat kacau dengan lingkar mata yang menghitam. Rambutnya tampak acak-acakan karena ditariknya saat dia berteriak tadi.

"Mati lagi laptopnya?" Tulisan 'Pause' sudah tampak di layar tv. Marda menghentikan permainannya dan mengalihkan pandanganya ke arah Harna. Dia ingin tertawa tapi juga kasihan melihat tampang adiknya yang sudah kusut itu. Harkan yang sudah tau penyebab kembaranya tampak begitu frustasi hanya tertawa kecil.

Harna mengangguk dan memghembuskan napas kasar. Dia belum sempat untuk memperbaiki ataupun membeli laptop baru. Akibatnya selama beberapa hari ini dia harus berjuang dengan laptop yang sudah ingin menyerah itu.

"Kan udah disuruh beli baru dari kemarin. Udah kabari Ayah?" kali ini Harkan yang buka suara.

"Belum, tabunganku juga udah cukup."

"Yaudah kalau gitu, kita pergi beli aja hari ini. Beres - beres dulu sana, siap makan siang Mas temani."

"Nanti aja kalau Harkan udah kuat keluar Mas, dia juga mau sekalian liat laptop." Harna menoleh ke belakang menghadap Harkan yang masih berbaring di sofa. Dibandingkan laptop Harna, sebenarnya laptop Harkan usianya sudah jauh lebih lama. Laptopnya sekarang adalah lungsuran dari Harna saat Harna membeli laptopnya yang rusak sekarang ini.

"Gausah ditunda, urgent juga. Pergi hari ini aja."

"Tapi di rumah sama siapa Kan? Mas Janu ada agenda gak?"

Suara pintu terdengar. Panjang umur. Janu baru balik dari jogging dan meihat semuanya sedang berkumpul. Rambutnya suda basah oleh keringat yang mengalir hingga kaos putih yang dikenakannya.

"Mas Janu kalau mau ikut mereka, pergi aja. Aku gapapa di rumah sendiri."

"Eh apa nih, Mas baru sampe udah diusir aja." Mereka tertawa melihat ekspresi Janu yang tampak bingung. Baru sampai rumah tiba - tiba sudah disuruh pergi lagi.

"Harna mau beli laptop Mas..." Harkan menghentikan kalimatnya sejenak. Ia mengubah posisinya menjadi duduk. Janu mendekat dan membantu Harkan untuk duduk, tubuhnya masih lemas. "Mas Mar nemeni Harna. Kalau Mas Jan mau ikut, ikut aja. Udah seminggu lebih kalian gak ke mana-mana selama aku di rumah sakit."

Janu mengusak kepala Harkan dengan kesal "Ya gak gitu konsepnya. Hari ini Mas kosong kok."

"Cepetan kalian pergi." Janu menggerakan tangannya denga gerakan mengusir kepada Harna dan Marda.

"Lah gantian kita yang diusir Mas."

***

Di luar Marda sudah menunggu di dalam mobil yang sudah hidup. Harna langsung duduk di depan, samping kursi pengemudi dan menggunakan seatbelt.

Mobil berjalan dengan suara lagu terdengar pelan menemani mereka. Marda mulai mengeluarkan ponselnya saat mereka berhenti di lampu merah. Tidak lupa dia juga menekan tombol speaker. Ternyata Marda menghubungi Ayah mereka.

"Halo"

"Halo Yah, ini Marda sama Harna. Ayah lagi sibuk?"

"Nggak, ini lagi sama Mama nonton tv. Kenapa Mar?"

Food of SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang