Berawal Karna Penasaran

BAB 4 - PERTEMANAN ANDRA

Jam menunjukan pukul 07.45 lia baru saja keluar dari parkiran dan ia melangkahkan kakinya menuju angkringan yang ada di sebrang tempat parkir. Lia duduk di kursi panjang khas angkringan, perempuan berseragam toko itu duduk dengan posisi mengahadap pintu masuk parkiran. Lia menunggu teman temannya yang sedang dalam perjalanan, katanya.

Lia menunggu dengan melihat lihat sekeliling, di sebelah kirinya penjual angkringan yang sedang ramai di kerumuni karyawan toko, dan saat mengalihkan pandangannya ke pintu masuk parkiran, lia melihat pemandangan yang sangat indah yang membuat dirinya tertawa sendiri.

Dari dalam parkiran keluarlah tiga orang lelaki dengan sebelah kiri perparas tinggi kurus, sebelah tengahnya lelaki bertubuh pendek, dan sebelah kanan lelaki bertubuh tinggi besar. Entah apa yang membuat lia tertawa terbahak bahak melihat tiga lelaki itu jalan dengan langkah yang sama keluar dari parkiran.

Seorang lelaki disebelah kanan menyadari jika dirinya dan teman temannya sedang di tertawakan seseorang di sebrang sana yang sedang memegang ponsel dengan tegak lurus dan sepertinya sedang memotret tiga lelaki itu.

"Ngapain lo foto foto kita?!" Tegur Rico seorang lelaki di bagian sebelah kanan yang berjalan beriringan keluar parkiran.

"Dih enggak, lo tuh yang apaan banget, ini warna merah ganteng, ini warna merah ganteng, ini warna biru sendiri apaan nih, mengganggu saja, hus hus" Jelas lia dengan masih tertawa, jari lia menunjuk satu persatu lelaki yang dimaksudkan.

Rico yang merasa dirinya dikucilkan oleh lia merasa tidak Terima "Bangsat aku dibuli" Ujar Rico bergumam. "Hari ini hari sabtu ngapain pake biru biru, merah dong" Lia menjelaskan jika setiap hari sabtu biasanya para spg/spb memakai kaos merah kaos khas toko, dan jika kaos biru biasanya digunakan saat weekday saja. Namun saat weekend juga memang ada yang tetap memakai seragam toko, bukan kaos merah, contohnya lia yang setiap hari mengenakan seragam toko.

Tapi bukan itu permasalahan lia tertawa, yang membuat lia tertawa adalah mereka bertiga kompak dengan langkah kaki yang sama keluar berjalan dari parkiran seperti pengibar bendera, namun dari mereka bertiga ada satu yang membuat tidak kompak yaitu Rico yang mengenakan warna baju yang berbeda sendiri diantara mereka bertiga dan kata lia paras Rico tidak setampan dua orang di sebelanya, maka dari itu lia tertawa sendiri.

"Aku kan suka biru" Meski ditertawakan Rico tetap berpegang percaya diri yang tinggi. Sedangkan teman sebelah Rico mencoba melerai aduan mulut antara perempuannya dan teman di sebelahnya "Udah woi" Lerai Andra.

"Tau ni bang pacarmu diurus kek" Sambung rico

"Apa kau?!" Lia pun menyolot tidak mau kalah.

"Udah woi" Andra mencoba melerai adu mulut yang terjadi di pagi hari saat belum memulai berkegiatan, Rico pun berjalan lebih dulu masuk ke dalam pintu karyawan meninggalkan teman temannya.

"Kemaren pagi sekarang pagi lagi, gitu?" Setelah adu mulut dengan Rico sekarang saatnya lia menginterogasi lelakinya.

"Mending kamu duluan aja deh fik, ntar aku nyusul" Andra mencoba mengusir secara halus temannya.

"Mas taufik kamu dicariin irine" Sempat sempatnya lia bersikap jahil.

"Yaudah gue duluan ya"

"Iya, bang andra aman sama aku"

Mas taufik yang adalah juga teman Andra meski beda counter, dikabarkan taufik sedang dekat dengan teman sekelas lia yaitu irine. Irine lah yang pertama mengungkapkan rasa sukanya ke taufik dan sekarang mereka dikabarkan sedang dekat, mereka juga menjadi dekat karena di cepu kan teman temannya, mulai dari temannya irine disambung dengan cepuan dari teman mas taufik.

Pertemanan antara spb di toko tidak sama seperti spg, contohlah mas Andra, waktu awal mas Andra hanya berteman berkumpul dengan teman satu counternya saja itupun yang berjenjs kelamin perempuan, seiring berjalannya waktu mas Andra jadi mengenal spb yang berada di lantai lain, yaitu lantai bagian sepatu karena rata rata spb diletakan di counter bagian sepatu atau pakaian pria.