🌹 The Third Wife : 06 🌹

2.4K 293 115
                                    

Menerima dengan sepenuh hati apa yg ternyata merupakan garis takdir untuk kita...akan lebih mudah di jalani.
Dan percayalah...
Dengan menerimanya...perjalanan hidupmu akan lebih mudah.
Bahkan mungkin saja...kau akan mendapatkan kebahagiaan disana.

🌹

Masih bersama denganku di dalam duniaku yg penuh warna pelangi.

🌹

Mari berfantasi
#
#
#
#
#
#
#
Area dewasa
21++





















Pagi harinya di kediaman Vallencio sang bibi maid sudah menyiapkan banyak sarapan untuk tuan-tuan dan nyonya-nyonya. Tinggal menyiapkan di meja dan memanggil mereka untuk turun. Vallencio sudah bangun sejak tadi dan sudah duduk di Gazebo bersama Jimin menikmati teh hangat mereka. Sudah biasa jika mereka bangun pagi.
Kalau Yury dan Chen...mereka akan turun kalau di panggil. Daripada nanti mereka turun dan duduk-duduk di ruang keluarga akan lebih canggung lagi buat mereka. Sekalipun mereka sudah bertahun-tahun tinggal disana....mereka tetap tidak bisa mengobrol dengan bebas. Untuk ruang gerak....mereka sangat terbatas.

Tok...tok....tok...

" Nyonya....sarapan sudah siap..." panggil sang bibi maid pada Yury

" Ya bibi....." terdengar sahutan dari dalam kamar. Lalu tak lama kemudian Yury keluar dari kamar.

" Apa yg lain sudah berkumpul...?" tanya Yury.

" Belum nyonya....setelah ini bibi baru akan memanggil nyonya Chen dan tuan muda...." jawab sang bibi.

" Baiklah.....aku tunggu di ruang makan saja..." kata Yury. Dan memang biasanya juga begitu.

" Ya nyonya.....kalau begitu bibi memanggil nyonya Chen dulu..." kata sang bibi kemudian berlalu untuk memanggil nyonya kedua.

Tok...tok...tok...

" Nyonya.....sarapan sudah siap...." panggilnya.

" Ya bibi.....sebentar lagi aku keluar...." jawab Chen dari dalam kamarnya.

" Nyonya Yury sudah ada di ruang makan nyonya...." kata bibi memberitahu.

" Ya bibi.....aku nanti langsung kesana..." jawab Chen.

" Baik nyonya.....bibi permisi dulu...."

" Ya...."

Kemudian sang bibi maid pun segera pergi ke kamar Jekey di lantai tiga.

Tok...tok...tok....

" Tu....

Ceklek.

Belum juga sang bibi selesai memanggil.. pintu kamar Jekey sudah terbuka.

" Tuan...

" Ya bibi.....ayo kita turun..." jawab Jekey.

Bibi maid sedikit terpana melihat tuan mudanya ini. Sudah cantik... suaranyapun lembut. Dan di wajah cantik itu....gurat kesedihan masihlah tampak. Sekalipun tuan mudanya berusaha menyembunyikannya. Dan mereka turun dalam kediaman. Sang bibi masih belum berani memulai percakapan. Dan sepertinya....tuan mudanya kembali masuk dalam dunianya sendiri...'menghitung tangga'.

The Third WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang