Makasih sudah ngikutin cerita ini, maaf ya kalau masih banyak typo...
Tanya donk, apakah cerita ini konfliknya terlalu berat?
Bisma menggosok-gosokan rambutnya yang basah dengan handuk kecil, ia baru selesai mandi dan bergantian pakaian, dihempaskannya tubuhnya di sofa lalu meraih ponsel di meja. Ia membuka halaman Google, menuliskan kata kunci penusukan di kelab malam. Pertemuannya dengan Radit beberapa waktu lalu membuatnya penasaran dengan kasus ini. Ia memang yang menandatangani laporan kematian dan visumnya tapi tidak mengikuti perkembangannya karena tidak terlibat atau dilibatkan dalam menangani kasusnya. Korban dibawa ke rumah sakit tempatnya praktik karena lokasinya dekat dengan tempat kejadian.
Muncul sejumlah berita dari berbagai website dan youtube. Bisma mengkilk salah satu berita dengan judul, Penusukan di Kelab Malam diduga dipicu Masalah Perempuan. Tertulis di sana korban merekam pelecahan yang dilakukan temannya terhadap seorang pengunjung kelab malam, terjadi cekcok, korban pelecehan merampas ponsel korban dan membawanya. Diduga korban mengejar ponsel yang diambil tapi kemudian tertusuk di lantai dansa.
Di berita berikutnya dengan tanggal lebih baru, tertulis judul, Saksi Menemukan Korban dengan Tusukan di Dada. Bisma memutuskan hanya membaca judul berita satu halaman google lalu ia membuka youtube. Ia menonton video amatir salah satu pengunjung yang merekam suasana di kelab sebelum kejadian, kerumunan orang di lantai dansa yang asik menggoyangkan tubuh sesuai irama musik dengan ekspresi suka cita, tertawa lepas. Berikutnya video saat korban penusukan di temukan tersungkur di lantai dansa. Sebagian orang terlihat menjauh, sebagian mengerumuni termasuk si perekam, yang mendekat kearah kerumuman, merekam korban yang tersungkur dan seorang perempuan yang berdiri di depannya sambil membekap mulutnya sendiri. Yang menarik perhatiannya, perempuan itu mengenakan pakaian sopan dibanding pengunjung kelab lain yang terekam di kamera. Blus dengan rok lebar selutut dan sepatu boots coklat semata kaki. Gaya berpakaian yang rasanya familiar.
Video berikutnya di rilis sebuah media online, suasana kelab saat polisi datang, mengangkat korban dan memberi garis polisi pada tempat kejadian. Terlibat beberapa petugas mewawancara pekerja dan pengunjung yang di dekat kejadian. Ia kembali melihat perempuan yang tadi membekap mulutnya, ia mengenalinya karena pakaiannya sama, di shoot dari samping.
Video lainnya ulasan khusus kasus tersebut yang dirilis sebuah televise swasta, berdurasi setengah jam lengkap dengan wawancara pihak kepolisian, sejumlah saksi yang tidak lain bartender dan petugas keamanan yang ada pada malam kejadian dan pengacara saksi. Pembawa acara lantas menutup dengan beberapa point yang memancing penonton menunggu kelanjutan kasus ini.
Kesimpulan yang ia dapat dari menonton dan membaca berita kasus ini; Polisi menduga korban di tusuk di lantai dansa. Tidak ada saksi yang melihat pelaku penusukan. CCTV di lantai dansa mati sejak dua hari sebelumnya. Tidak ada sidik jari pada belati. Korban sempat menarik tangan saksi lalu jatuh tersungkur. Penyebab kematian tusukan cukup dalam di dada korban.
Masuk akal tidak ada orang yang melihat saat korban di tusuk karena semua orang di lantai dansa tengah fokus menikmati musik yang diramu DJ. Bisma meletakkan ponselnya di meja, ia membuka laptop dan file yang berisi foto korban penusukan. Dilihatnya foto itu dengan seksama, berharap menemukan petunjuk yang tidak disadarinya selama ini.
Ia menzoom foto belati yang tergeletak dengan noda darah yang sudah mengering. Belati dengan ukiran sebuah huruf di gagangnya.
Belati yang sengaja di pesan? Atau ini sebuah merk khusus belati? Dari luka tusukan terlihat, pelaku terampil menggunakan belati, bisa jadi dia belajar khusus dan bergabung dengan komunitas belati.
Ehm, apakah Radit sudah menelusuri ini? Bisma meraih kembali ponsel, mengirimkan sebuah pesan perihal penemuannya pada Radit.
Bisma teringat beberapa hari setelah kejadian, pengacara saksi menemuinya, menanyakan apa ada indikasi penusukan dilakukan perempuan. Pengacara itu yakin kliennya bukan pelaku tapi tidak punya alibi kuat. Waktu ia mengatakan pelaku kemungkinan kidal kalau dilihat dari luka tusukannya. Jadi jika saksi tidak kidal, ini bisa jadi alibi kuat untuk saksi.
"Saksi dari teman korban bagaimana? Mungkin korban berselisih dengan temannya yang lain? Mungkin ada hubungannya dengan jual beli narkoba, " tanyanya pada Radit waktu itu.
Radit menggeleng. "Sejauh ini tidak ada indikasi itu."
"Ponsel korban belum ditemukan?"
"Dugaan gue diambil pelaku dan ponselnya dimatikan jadi tidak bisa dilacak keberadaannya."
"Sidik jari di saku saksi?"
Radit menggeleng.
Ehm, pada belatipun tidak ditemukan sidik jari. Dugaan sementara, kasus masuk dalam pasal 340. Pertemuan dengan Radit hari itu menyisakan banyak teka-teki.
Bisma beranjak dari kursi dan merebahkan dirinya di tempat tidur. Ia sangat lelah dan memutuskan untuk tidur walaupun tidak yakin apa ia bisa tidur dengan cepat karena pikirannya masih memikirkan berbagai asumsi mengenai penusukan di kelab malam itu. Bukan kasus yang harus ia selesaikan tapi rasa penasaran selalu mendorongnya untuk turut memecahkan suatu kasus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run To You (Completed)
Ficção GeralKisah kriminal yang dibalut cerita romantis atau kisah romantis yang dibalut cerita kriminal, yang penasaran baca aja ya.... Bagi Sarah kehidupannya saat ini adalah segera menyelesaikan kuliah sambil mencari uang dengan maksimal agar bertahan hidup...