Bagian 22

19.9K 974 101
                                    

"Na, lo sama Pak Jendral punya hubungan kan?" tanya Celine excited sampai melupakan makanan di depannya.

Tanpa ragu, Nana langsung mengangguk membenarkan pertanyaan Celine karena memang benar kan kalau ia punya hubungan dengan Jendral, atau lebih tepatnya hubungan kakak-adik.

Celine langsung memekik heboh mendengar jawaban Nana dan tingkahnya itu rupanya sampai membuat Mark malu sendiri dengan kelakuan sahabatnya yang satu ini.

"Celine kenapa?" tanya Nana bingung akan respon sahabatnya itu.

"Biasa, Na. Jiwa fujonya lagi kumat." Kali ini Mark yang menyahuti, karena memang ia sudah terlampau hapal dengan tabiat sahabatnya tersebut.

"Huh?? Fujo? Fujo itu apa, Mark?" tanya Nana tak mengerti.

Mark pun menjelaskan, "Fujo itu cewe-cewe yang suka ngeliat pasangan sesama cowo, Na."

Pipi Nana langsung memerah malu, karena dengan kata lain, Celine mengira dirinya dan sang kakak adalah pasangan.

Kemudian Nana pun memilih untuk menjelaskan faktanya yang sebenarnya.

"Nana sama Mas Jendral itu sebenernya--..." Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Celine sudah lebih dulu memekik heboh memotong penjelasan Nana.

"Mas?!! MAS?!! Aduhhh ngereog nih gue Mark!! Dek Nana? Dalem, Mas Jendral. Asjdfgxdsdkxs!" Celine heboh bukan main mendengar Nana menggunakan embel-embel 'Mas' untuk Pak Jendral yang merupakan dosen tertampan di fakultas mereka.

"Cel, jangan bikin malu deh. Ini satu kantin udah ngeliat kemari woy!" bisik Mark kesal seraya menutupi wajahnya dengan tangan dan bergerak sedikit menjauhi Celine karena malu akan tingkah random sahabatnya yang satu ini.

"Celine ih! Nana sama Mas Jendral itu cuma adek-kakak tau. Itu Mas-nya Nana yang sama Nana dari kecil." jelas Nana.

Mendengar ungkapan Nana barusan, Celine lemas seketika. Padahal ia sudah menyiapkan segala konsep untuk membuat kapalnya semakin berlayar apik mengarungi samudera cinta.

Tapi tak lama, Celine tiba-tiba semangat lagi.

"Ah gapapa Na! Tuh di novel-novel juga banyak kok cerita incest, Ayah sama anak kandung, atau kakak kandung sama adeknya gitu juga banyak. Hehehe." kata Celine seenak jidat yang sarannya terdengar cukup menyesatkan.

Plak!

"Aw! Markie, kasar banget pada diri akoeh." ringis Celine ketika kepalanya dikeplak oleh Mark.

"Biar bener otaknya. Jangan aneh-aneh deh, Cel." kata Mark.

"No, Celine. Bukan saudara kandung, dulu Mama bilang Mas Jendral itu kakak angkatnya Nana, makannya nama belakang kita gak sama." jelas Nana yang sebenarnya juga tak mengerti kenapa nama belakangnya tidak disamakan saja dengan sang kakak padahal kedua orangtuanya sama-sama sayang pada dirinya maupun Mas Jendral.

Jelas saja Celine semakin sumringah mendengar penuturan Nana kali ini, kesempatan kapalnya untuk berlayar itu berarti semakin besar.

"Waah!! Oke dong kalo gitu jadi gak perlu incest. Lagian kalian lebih cocok jadi pasangan tau, Na. Mesra banget uuhhhh~" cerocos Celine sembari menunjukkan foto yang sempat ia ambil dimana itu adalah momen ketika Nana yang tertidur berada dalam gendongan Jendral yang tengah berjalan keluar ruangan menuju ke parkiran mobil.

Nana yang melihat foto di handphone Celine tersebut seketika ingat kalau itu adalah ketika ia tertidur di ruangan sang kakak saat awal-awal masuk kuliah waktu itu.

"Hehe... tapi Nana sama Mas Jendral cuma kakak adek kok, Celine." kata Nana yang sebenarnya agak sedikit sakit berkata demikian, mengingat Nana yang sadar kalau dirinya sudah mencintai kakaknya sendiri, sedangkan sang kakak juga sudah kembali menjalin hubungan dengan kekasihnya yang dulu, itu yang Nana ketahui padahal fakta sebenarnya bukan demikian. Salahkan saja seorang dominan lain yang tega menghasut pikiran polos Nana yang sedang kacau.

Mas Jendral |[NOMIN]| {END} ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang