Bagian 37

22.8K 790 44
                                    

Warning‼️ NC 18+
Harap bijak dalam memilih bahan bacaan ya Adik-adik manis.

.

.

.

Sinar matahari yang menerobos masuk ke kamar sang pengantin baru pada nyatanya tak mampu mengganggu tidur nyenyak mereka sekalipun.

Kicauan burung-burung yang hinggap di pohon sekitar serta deru ombak yang lumayan terdengar dari segala penjuru resort mereka juga tampak tidak berarti sama sekali.

Tapi rupanya, ada satu hal kecil yang mampu mengalahkan semua hal tersebut hingga mengusik tidur nyenyak sosok yang lebih tua.

Hanya sebuah perlakuan sederhana oleh sang submisif yang telah berstatus sebagai istrinya itu nyatanya mampu membuat Jendral kini mengerang kecil merespon gangguan dalam tidurnya.

"Ssshhh... Sayang..." rengek Jendral dengan suara berat dan serak khas bangun tidurnya yang teramat sexy itu saat ia merasakan kepala kejantanan serta lubang kencingnya terus menerus diusap-usap menggunakan jemari halus milik istrinya.

Tadi malam, setelah mereka selesai bersih-bersih mulai dari mandi air hangat dan mengganti sprei, sepasang pengantin baru itu memilih untuk tidur dalam keadaan tanpa busana.

Jendral sang suami lah yang mengusulkan ide cabul tersebut.

Setelah sempat membersihkan anal Nana dari cairan sperma dan kencingnya sendiri, masih di dalam kamar mandi malam itu ia kembali menggauli senggama istrinya.

Dan malah berakhir mengisi lubang pantat sang istri dengan spermanya lagi lalu segera menyumpalnya dengan butt plug lain yang sudah Jendral siapkan di kamar mandi.

Sang submisif tak protes sedikitpun. Ia biarkan suami tampannya itu berbuat sesuka hati karena itu adalah malam pertama yang mereka tunggu-tunggu.

Nana tak masalah, ia hanya perlu menahan sedikit rasa geli dan hangat sperma di analnya yang tersumpal buttplug itu selama tidur, sembari dirinya juga menghangatkan kejantanan sang suami yang sengaja diselipkan di lipatan vaginannya.

Tubuh telanjangnya dipeluk dari belakang dan mereka pun segera menuju ke alam mimpi karena sudah merasa kelelahan akibat kegiatan beberapa saat yang lalu.

Dan di pagi pertamanya sebagai seorang istri, Nana lah yang terbangun lebih dulu. Perutnya terasa lapar padahal sejak tadi malam sang suami sudah terus-terusan mengisi saluran pencernaannya dengan sperma. Secara teknis Nana seharusnya sudah kenyang tapi realitanya adalah rasa lapar itu tetap ada.

Meski ingin beranjak sekalipun, Nana tetap tak bisa bergerak dari posisinya yang berbaring miring karena sejak tadi malam Jendral senantiasa mendekapnya hangat dari belakang.

Nana menundukkan pandangannya ke bawah. Dari balik selimut, ia dapat melihat ujung kejantanan sang suami yang masih menyembul keluar sementara batangnya terselip di kemaluan Nana.

Terpikirkan sebuah ide di otak Nana untuk membangunkan sang suami agar mereka segera sarapan.

Selimut mereka Nana sibakkan ke samping tanpa malu dan ia pun mulai menjalankan idenya.

Tangannya tergerak begitu saja untuk memberi elusan ke pusaka milik sang suami--ah?! Apa Nana bisa mengatakan kalau benda pusaka itu juga sudah menjadi miliknya?

Dia ingat beberapa hari sebelum mereka menikah, Jendral sendiri yang mengatakan begini,

"... gak cuma bibir, tapi seluruhnya yang ada di diri Mas hanya punya kamu, Sayang."

Mas Jendral |[NOMIN]| {END} ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang