Bagian 24

19.1K 1K 125
                                    

Jendral nampaknya sedikit merasa puas ketika beberapa waktu selanjutnya memang Hema tak menampakkan dirinya di depan Nana maupun Jendral.

Sumpah demi apapun ia benar-benar akan menghancurkan mantan sohibnya itu kalau berani mengusik adiknya lagi.

Sudah cukup Jendral kecolongan pengawasannya terhadap Nana sampai sang adik itu bisa termakan bujuk rayu manusia sampah.

Nana sendiri pun juga tak ambil pusing ketika si mantan pacar alias Hema sudah sekitar 3 mingguan ini tak menghubunginya lagi sejak sang kakak memblokir nomor orang itu.

Malahan Nana merasa lebih bahagia, ia merasa tenang tak mendapat telepon dari orang itu dan tak berjumpa dengannya ketika dihampiri di kampus seperti beberapa waktu sebelumnya, karena sang kakak yang kini jauh lebih sering berdekatan dengannya dimanapun itu seolah menjaga Nana dari orang-orang seperti Hema.

Bahkan kedekatannya dengan sang kakak di lingkungan perkuliahab mulai menarik perhatian beberapa penghuni kampus. Sebagian dari mereka hanya menganggap si dosen dekat dengan Nana karena mereka tau Nana memang anak yang baik dan ramah hingga bisa berteman dengan siapa saja bahkan dengan dosen sekalipun.

Untungnya juga Nana masih mampu menyembunyikan statusnya sebagai adik Jendral. Ia tak mau kalau terungkapnya status hubungan keluarga antara Nana dan Mas-nya nanti malah membuat Mas-nya kesulitan di kemudian hari. Nana juga mendapat pemikiran kalau tak mau nilai-nilai yang akan ia dapat kedepannya nanti dianggap sebagai campur tangan Jendral selaku kakak Nana yang berstatus dosen di fakultas mereka. Tidak. Nana tak mau itu terjadi.

Maka dari itu Nana pun kekeuh untuk tidak membiarkan orang-orang kampus mengetahui hubungan keluarganya dengan Jendral. Sang kakak yang mendengar penjelasan Nana waktu itu pun akhirnya menyetujui saja demi kenyamanan Nana, walau sebenarnya bu Astrid (dosen seruangan Jendral) sudah mengetahui duluan waktu itu.

Beberapa teman seangkatan Nana bahkan secara terang-terangan minta untuk dicomblangkan dengan sang kakak tapi jelas Nana tak mau menuruti hal itu. Dia cemburu, tak ingin ada yang mendekati sang kakak karena Nana tak mau perhatian Jendral akan terbagi bila sang kakak kembali memiliki pacar nantinya.

Beruntungnya Nana yang juga memiliki Celine serta Mark sebagai teman terdekatnya. Kedua orang itu senantiasa membantu Nana dalam hal apapun, termasuk membantu menyembunyikan status Nana dan mengatakan kalau dosen mereka alias Pak Jendral sudah memiliki tambatan hati.

Celine dengan bangga mengatakan hal itu pada mahasiswi dan submisif yang sibuk mendekati Nana dengan niat menggaet kakaknya. Toh Celine juga tak mengatakan sebuah kebohongan, Celine yakin 100% kalau pak Jendral, dosen mereka itu benar-benar sudah menjadikan Nana sebagai tambatan hatinya walau Celine tau belum ada kejelasan perihal hubungan romantis kedua orang itu selain berkedok kedekatan adik-kakak.

"Nana?!" panggil Celine sampai membuat Nana yang tadi melamun itu sampai tersentak kaget.

"Uh? Iya? Kenapa Celine?" tanya Nana sedikit linglung.

"Itu Mas-nya nelponin dari tadi loh Nanakuuu~" gemasnya menarik pipi Nana.

Ia pun langsung melihat hp-nya yang ternyata sudah ada 1 panggilan tak terjawab dari Jendral.

Saat Nana hendak menelepon kembali, sudah ada panggilan masuk yang kedua, langsung saja Nana jawab.

"Halo, Mas."

"Halo. Adek belum selesai kuliahnya? Mas ganggu?"

"Enggak kok, Mas. Adek udah selesai kuliah dari tadi cuma ini masih di kelas sama Celine. Maaf tadi Adek gak denger Mas nelpon." jelas Nana yang di akhir kalimatnya merasa menyesal karena melewatkan panggilan pertama Mas-nya.

Mas Jendral |[NOMIN]| {END} ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang