Usaha

19 15 4
                                    

Seusai sekolah kafka dan the genknya nampak menunggu seseorg di parkiran
Sekolah yg bukan lain adalah keisya,
Abidzar pun berada di sana ia berharap gadis itu mau berbicara.Jika bukan dengannya setidakanya dengan Kafka.

"Gw ngerasa ada yg beda sama sikap dia ka"ucap abdizar td ingin menahan diri

"Tau dari mana loh"

"Gw tadi masuk kekelasnya niat gw"

"Loh masuk ke kelasnya??loh ada apa apain dia?"tanya regar salah satu kawan mereka

"Ck nggak yah!gw kesana cuman karna pengen ngomong sesuatu tapi ngga tau kenapa natap mata gw aja dia ngga mau,intinya itu bukan keisya yg kemaring dia jauh berbeda sekarang
Tatapannya penuh dengan ketakutan"jelas kafka

"Sebab semenjak kejadian itu dia mengalami trauma mendalam sampai saat ini"balas kafka terdengar dingin membuat semua teman²nya terbelalak

"!!!"

"Loh bercanda kan?"tanya abidzar

"Sesuatu yg ngga harus di bercandain kenapa harus gue buat candaan?"tanya kafka balik

"Kenapa loh bisa tau itu"

"Sebab gw lah selama ini yg berusaha bantu dia kembali pulih dan kembali di terima oleh guru pembimbing itu"

"WTF!!"

"Ngga ada yg perlu di bahas lagi intinya sekarang gw benar²pengen ngomong sama dia"

"Jawab satu pertanyaan gw"ucap abidzar dingin dan kafka menatap pada mata yg nampak serius itu

"Loh suka kan sama keisya?"tanya abidzar tanpa beban.

"Ngelawak"ucap kafka pelan dengan senyuman remeh nya

"Jawab gw jujur!!ngga mungkin loh lakuin ini semua tanpa adanya niat sesuatu!"

Kafka menatap seluruh teman²nya dan mulai mendengus keras

"Harus loh tau masalah yg menyangkut semua itu bukanlah urusan loh jadi jangan coba²untuk bertanya dan berharap bakal gw jawab"

"Loh"

"Shttt"tahan kafka saat nendapati org yg ia tunggu²muncul dari arah koridor sekolah di ikuti oleh ratuan pria berbadan kekar

Bagaimana cara menggambarkannya sungguh ini melewati batas namun entah mengapa gadis kecil itu tdk merasa tergangguu!!

Tanpa fikir panjang kafka berjalan dan menghadang jalan mereka

"Apa yg membuat kamu menghentikan jalan kami!!"

Kafka tdk memperdulikan ucapan org²di belakang keisya satu tujuannya yaitu megucapkan kata maaf sebelum benar²pergi

"Keisya loh tau gw kan?"tanya kafka terdengar memohon mendengar suara yg tdk asing itu keisya mendongak matanya kembali berembun saat bayang²di mana kafka melakukan kekerasan padanya bersama teman²nnya benar²membuat dia merasa sakit dan takut..

"Keisya loh"saat akan menggapai tangan kecil keisya tiba²gadis itu menepisnya keras sebelum bnar²di sentuh oleh kafka

"!!jangan sentuh saya!"pinta keisya dengan mata yg berkaca kaca

"Are you okay?"tanya kafka khawatir saat mendapati embun di mata gadis kecil itu

"Keisya mau pulang keisya takutthh hikss keisya ngga mau"

"Keii tatap gw bentar aja"pinta kafka masi berusaha memegang tangan keisya

"NGGAK!!HIKSS pergii dari hadapanku hiksss keisya takutthh"

"Gw ngga bakalan apa²in loh please tatap gw"pinta kafka

"Tidakkah kamu mendengar ucapannya??bahkan kamu membuat dia menangis!!"sentak salah satu bodyguart yg tdk terima melihat keisya menangis

"Lohh diam!!gw ngga ada masalah sama lohh!!"tunjuk kafka dengan mata memerah tepat kearah wajah soerg bodyguart yg tadi berbicara

"..."keisya nampak menutup telinganya saat mendengar kafka berteriak,
Melihat itu kafka mundur beberapa langkah membiarkan keisya melanjutkan langkahnya sebab ia tdk ingin kembali membuat gadis itu sakit

"Apa yg terjadi?"tanya seorg pria dari arah belakang kafka semua tatapan mengarah pada sosok itu

"Keisya?"paniknya saat mendapati keisya menangis dengan langkah cepat ia langsung memeluk gadis itu

"Keisya mauu pulangghhh"tangis keisya dalam dekapan pria itu

"Ayo nakk kita pulang kamu baik sekarang sebab ada ayah tenanglahh"
Ucapnya sembari terus menenangkan keisya yg bukan lain adalah rion

"Hiksss hiksss"

"..."sebelum benar²membawa keisya masuk kedalam mobil rion menatap pada kafka yg memperlihatkan wajah yg begitu khawatir pada sosok putrinya

Ia tdk memperdulikan kafka yg ia perdulikan adalah putrinya sekarang..
Puluhan mobil mulai meninggalkan gerbang dan halaman sekolah yg benar²luas itu

"Saya tdk akan pernah lupa siapa yg sudah membantu anda dekat dengan putri anda dan saya lebih tdk akan lupa jika saya lahh yg membuat putri anda seperti sekarang tuan adhiaksa"gumam kafka menatap kepergian mobil²itu

Keesokan harinya..

Keisya memiliki kelas olah raga gadis itu berjalan pelan ke arah ruang ganti
Seorg diri

Penjagaan sekarang sudah tdk seketat
Yg memaring hanya ada beberapa yg menjagaa keisya di sekolah bisa di hitung menggunakan jari namun ketahuilah org²itu sungguh sangat kuat tegas dan di siplin jika di bandingkan dengan kafka sepertinya pemuda tampan itu akan babak belur jika berurusan dengan salah satunya.

Namun ketahui pula jika pemuda tampan berdarah blasteran itu sudah menyusun rencana untuk kembali berusaha agar bisa bertemu dan berbicara dengan gadis itu.

Namun ketahui pula jika pemuda tampan berdarah blasteran itu sudah menyusun rencana untuk kembali berusaha agar bisa bertemu dan berbicara dengan gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepo akan kelanjutannya yookk simak trus yah teman²

NEXT..

ANAK HARAM🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang