14 PASANGAN

894 81 7
                                    

Para peserta langsung mencari patner mereka masing-masing. Bagi yang telah bertemu, buru-buru mereka segera mengenalkan diri dan mengatur strategi. Termasuk Shira dan teman-temannya.

Mosa menatap tajam Reiver yang berjalan mendekatinya. Ketika sudah berhadapan, tidak ada sepatah kata pun yang terucap dari keduanya. Mereka terlalu sibuk merutuki satu sama lain di dalam hati.

"Haaaiiii Shiraaa!...Aku tidak menyangka kau yang akan jadi patnerku." Sapa Naren yang berlari mendekati Shira dengan riang gembira. Berbanding terbalik dengan dua teman Naren yang bermuram durja.

Setelah berhadapan dengan Shira, Naren ingin sekali memegang kedua tangan gadis yang jadi partnernya itu, sekaligus Naren ingin berjabat tangan. Dia ingin mempererat hubungan, agar kerja sama dan komunikasi mereka bisa lebih baik selama mereka menjadi patner. Akan tetapi mengingat tekanan aura dan energi dari Reiver yang sedang kesal, membuat Naren memutuskan hanya tersenyum sumringah, tanpa mewujudkan keinginannya.

"Iya, aku juga tidak menyangka. Mari kita selesaikan dengan baik ujian tahap pertama ini Naren. Mohon bantuannya." Timpal Shira dengan ekspresi lega bercampur bahagia. Reaksi Shira ini sukses membuat Naren tersipu dan berbinar.

"menyenangkan sekali bisa melihat Reiver kesal. Lihatlah Reiver, tidak semua hal bisa kau dapatkan dan kau rampas sesuka hatimu." Batin Shira.

Dia sengaja melakukan pertunjukan drama itu, hanya untuk melihat urat leher Reiver mengencang.

Di sisi lain, Lisly dengan malu-malu dan setengah takut, menatap Mask yang sudah berdiri di hadapannya dengan raut wajah yang serupa dengan seorang pejudi profesional. Begitu datar hingga perasaan serta pikiran Mask benar-benar tidak bisa diprediksi.

Naren yang melihat hal ini segera merangkul leher Mask, dan menatap lekat Lisly.

"Hoi...Mask, bagaimana kau akan bekerja sama jika kau hanya diam. Siapapun akan tahu kalau Lisly takut melihat wajahmu." Celetuk Naren yang membuat Mask malah berdecak kesal.

"Aku Mask, mari selesaikan ujian tahap pertama ini dengan baik dan secepat mungkin." Ujar Mask dengan nada bicara yang datar dan suara baritone yang sangat maskulin. Hal ini sontak membuat Lisly mulai merona wajahnya. Gadis ini tidak menyangka, dibalik sikap dingin Mask ternyata memiliki suara yang begitu menyenangkan untuk didengar.

"Ba...baik...mohon bantuannya." Timpal Lisly gugup sekaligus terpesona pada suara serta wajah Mask yang tertanya lebih rupawan dari Naren, apabila diperhatikan lebih detail.

Tiga remaja ini, kini memandangi Matteo yang belum menemukan patner ujiannya. Di monitor tertera nama Vanilla North berpasangan dengan Matteo. Melihat nama patnernya yang unik, membuat Matteo melupakan sejenak proses mencari patner, hingga suara seorang pria muda terdengar dari arah tengah kerumunan peserta ujian.

"Matteo...Matteo..." Teriak seorang pria tampan, dengan rambut berwarna pirang keorenan sebahu dan ditata dengan model half knot.

Penampilan pria itu juga sangat santai, dia hanya mengenakan sweater kemeja warna hitam putih, Ripped jeans hitam dan sneakers putih. Tidak terlihat sama sekali, kalau patner Matteo ini adalah orang yang sedang mengikuti ujian Ridder.

 Tidak terlihat sama sekali, kalau patner Matteo ini adalah orang yang sedang mengikuti ujian Ridder

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang