20 NAREN X SHIRA

806 67 0
                                    

Naren melepas pakaian atas yang dia kenakan dengan cara yang sangat dramatis namun juga sangat maskulin.

Naren lakukan sedikit peregangan agar tonjolan-tonjolan ototnya yang memang kekar lebih terlihat.

Dia juga ingin memamerkan betapa atletis tubuhnya itu. Namun wajah Naren langsung menampilkan ekspresi kekecewaan saat dia menyadari kalau Shira sama sekali tidak melihatnya. Remaja cantik itu terlalu sibuk menghitung kepompong yang sudah mereka dapatkan.

"Hei Shira! Tidak bisakah kau berhenti memikirkan kepompong? Dari pada memikirkan ulat-ulat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei Shira! Tidak bisakah kau berhenti memikirkan kepompong? Dari pada memikirkan ulat-ulat itu...tidakkah kau ingin melihat tubuhku?" Tanya Naren dengan nada menggoda dan seringai yang membuat wajahnya semakin rupawan.

"Karena aku Einer Alitheia, saat aku menatap seseorang, isi hatinya yang tampak lebih dulu, baru fisik luarnya." Jawab Shira santai tapi sukses membuat kepercayaan diri Naren terpukul.

Naren segera memasuki telaga air terjun yang berhasil mereka temui. Naren gosok seluruh kulit tubuhnya, begitu juga dengan rambutnya. Dia juga mencuci pakaiannya yang terkena semburan racun dari lipan raksasa yang sejak tadi merintangi pendakian mereka.

 Dia juga mencuci pakaiannya yang terkena semburan racun dari lipan raksasa yang sejak tadi merintangi pendakian mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei! Celanaku juga kotor. Apa tidak apa jika aku lepas celanaku?" Tanya Naren lagi, yang tentu saja terselip niat jahil di dalam kalimatnya.

"Sudah aku katakan Naren, bersikap-lah apa adanya kepadaku. Kau ingin menggodaku kan? Dan ingin membuat wajahku merona merah. Tapi seperti yang sudah aku bilang, sebelum melihat tubuhmu, aku sudah lebih dahulu melihat isi hatimu. Jadi lakukan saja yang mau kau lakukan. Kau ingin telanjang pun juga tidak masalah. Aku berjanji tidak akan mengintip."

Naren cemberut karena Shira sama sekali tidak tertarik pada tubuh dan ketampanannya. Jawaban Shira agak menyakitkan bagi Naren yang selama ini selalu dikejar-kejar dan diperebutkan para wanita. Akhirnya untuk pertama kalinya dalam hidup, Naren memutuskan tidak ingin membuka celana dihadapan kaum hawa. Padahal selama ini dia sangat bangga ketika melakukan itu.

Naren segera mempercepat proses membersihkan pakaiannya. Setelah selesai dia segera membentangkan pakaiannya di jemuran yang berada di atas api unggun. Setelah itu Naren kembali ke telaga dan berendam menikmati segarnya air.

SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang