63 SANG KAKAK

261 37 28
                                    

Aphopis bergerak cepat di lorong tanah yang sempit, Jubah hitam yang dia kenakan membuat bayangan dirinya begitu kelam di kondisi yang remang-remang.

Reiver melingkupi dirinya, Shira, Siwa dan ratu dengan ability Harrier. Keputusan Reiver tepat, karena serangan Aphopis membesar. Sebuah ledakan energi yang lagi-lagi membuat tanah kerajaan White Stone serasa seperti dilanda gempa bumi.

Ledakan energi itu Reiver rampas menggunakan ability-nya. Saking besarnya energi yang harus ditelan, darah sampai mengucur keluar dari dalam hidung dan telinga Reiver, akibat dampak penggunaan energi ability yang terlalu berlebihan.

Shira sadar, kekuatan Aphopis tidak ada batasnya karena salah satu sumber energi ability Aphopis adalah kejahatan di hati manusia dan itu sangat banyak di White Stone.

Shira pusatkan energinya di tangan, dia harus membantu Reiver, jika tidak maka lelaki itu akan mati beserta lawan mereka saat ini. Tapi sebuah energi yang sangat buruk-bahkan lebih buruk dari energi Aphopis-tiba-tiba menyerbu ratu.

Siwa reflek menggunakan ability-nya, namun betapa terkejutnya Siwa karena energi buruk itu sama sekali tidak memiliki kehidupan dan tidak berasal dari makhluk hidup. Alhasil ability Siwa tidak bisa berpengaruh apapun. Karena ability Unlife hanya bisa menyerang mereka yang hidup.

Beruntung energi Siwa kuat sehingga dia bisa menahan energi itu, meski harus berakhir dengan luka-luka dan kulit melepuh.

Namun itu belum berakhir, karena dua pedang dengan cepat tiba-tiba terlempar dan siap menghujam ratu dan Siwa. Shira dengan reflek cepat, segera menghadang kedua pedang itu.

Energi ability Shira terus menerus berjuang melawan pedang yang di gerakkan oleh energi buruk yang aneh, sampai tiba-tiba ratusan pedang juga bergerak menghunus Reiver.

Reiver sudah siap untuk mengorbankan tangan kanannya demi menghalau semua pedang itu. Reiver sudah siap jika harus hidup dengan satu tangan saja.

Tapi Shira mengarahkan ability keduanya untuk melenyapkan semua pedang yang menyerang Reiver. Alhasil dua pedang yang menyerang dirinya sendiri, malah gagal dihalau dan menembus dada serta perut. Shira pun sontak memuntahkan darah.

Reiver panik, namun tetap berusaha tenang, ingin sekali Reiver berlari secepat mungkin untuk menghampiri Shira, tapi dia tidak bisa bergerak karena sedang bertahan untuk menelan serangan energi ability Aphopis yang tiada habisnya.

Ratu dan Siwa dengan sekuat tenaga menahan rasa sakit di tubuh mereka sendiri, untuk membantu Shira-yang jatuh terlentang-kembali duduk.

"Hrom!" Panggil Reiver dan Shira menyeringai.

"Jangan khawatir Reiver, aku masih hidup." Jawab Shira yang malah semakin membuat Reiver cemas.

"Siwa cabut pedang ini dariku! Ini akan mengganggu pertarungan."

"Kau gila?! Jika di cabut kau akan mengalami pendarahan." Sergah Siwa yang juga kaget serta panik karena Shira ternyata bersedia melindungi dirinya sampai terluka separah ini.

Kata-kata Siwa membuat Shira tertawa terbahak-bahak. Lalu dia pandang lelaki yang memiliki penampilan bad boy itu.

"Sejak kapan aku waras Siwa? Aku ini Einer Alitheia. cabut saja pedang ini atau nyawa kita semua yang tercabut."

Ratu segera menggenggam kedua tangan Shira dan Siwa mulai mencabut kedua pedang yang menusuk di badan Shira. Betapa tercengangnya ratu dan Siwa karena Shira malah menyeringai seolah tidak kesakitan sama sekali.

Melihat darah Shira yang mulai mengalir, ratu segera merobek rok gaunnya hingga setengah paha. Potongan rok itu dia gunakan untuk membalut badan Shira. Siwa pun ikut membantu agar balutan itu kencang dan bisa memperlambat pendarahan.

SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang