84 SEASON 1 END

349 26 41
                                    

Luka bakar yang dia alami adalah luka bakar 98 persen, akan tetapi dengan tenaganya yang tersisa Reiver membuka portal hitam dan Shira pun keluar dari sana dengan kondisi nafas tersengal-senggal.

Lidah Shira kaku, dia ingin berteriak memanggil nama tunangannya, namun yang mampu Shira Lakukan hanyalah merangkak cepat, lalu berusaha melepaskan sabuk pengaman yang melilit perut Reiver. Sabuk yang masih panas itu pun akhirnya sukses membuat kedua tangan Shira ikut melepuh.

"Sa...yang...per...gi..."

Itulah kata-kata yang dengan segenap kekuatan akhirnya berhasil tercetus dari lidah Reiver yang matang.

Meski pandangan sekelilingnya gelap, entah bagaimana Reiver bisa melihat dengan jelas sosok tunangannya yang masih berusaha menahan tangis dengan usaha yang sia-sia.

Seluruh tubuh Reiver sangat sakit, tapi hatinya kini lebih sakit melihat derai air mata Shira berjatuhan untuk dirinya.

Kulit-kulit Reiver semakin terluka dan cedera, bahkan mulai mengalirkan darah ketika Reiver menggerakkan tangannya untuk mengelus pipi Shira. Jika punya tenaga lebih, sudah dipastikan akan Reiver dorong tunangannya itu sembari memerintahkan Shira untuk lari dan sembunyi. Karena Reiver sadar, musuh mereka mulai mendekat. Begitu pun dengan Naren.

Namun Shira malah tetap memilih membiarkan tangannya ikut terbakar dan melepuh, sampai akhirnya dia berhasil membuka sabuk pengaman Reiver. Tubuh Reiver yang tidak ditahan oleh sabuk pengaman, sontak ambruk ke depan dan Shira segera menangkap tubuh tunangannya itu sembari menyeret Reiver menjauhi puing-puing pesawat.

Shira pun berlari menuju Naren. Berkat ability Genezing-nya, tubuh Naren baik-baik saja seperti orang yang tidak habis terbakar. Namun Naren tidak bisa bergerak dan ability Genezing-nya tidak bisa bekerja sempurna karena salah satu puing pesawat menembus dada hingga perut Naren.

"Shira....lari! Mereka mengincarmu." Ujar Naren yang berakhir dengan batuk darah karena organ-organ tubuhnya belum bisa dipulihkan oleh Ability Genezing.

Shira tidak menggubris kata-kata Naren karena sebenarnya dia masih sangat marah. Shira marah pada tiga lelaki yang menjadi pendampingnya. Sebab di saat genting, tiga lelaki ini terutama tunangannya mengambil keputusan seenaknya. Mereka sepakat dan setuju memasukkan Shira ke dalam ability Reiver, demi melindungi gadis muda itu. Tapi sayangnya rencana itu tidak bisa melindungi Reiver sendiri, Naren dan Siwa.

"Au!" Teriak Shira reflek saat tangannya tidak sengaja menyentuh puing pesawat yang menembus tubuh Naren. Puing itu begitu tajam dan juga sangat panas. Bahkan puing itu masih merah membara dan mengepulkan asap abu-abu kehitaman.

Naren segera bergerak memegang kedua tangan Shira, meski saat melakukan itu dia harus muntah darah lagi. Energi ability Genezing dia alirkan untuk menyembuhkan tangan Shira, namun belum pulih seutuhnya, Shira sudah menarik tangannya cepat.

"Apa yang kau lakukan? Simpan energimu untuk bertahan hidup." Ujar Shira penuh kekesalan namun sukses membuat Naren tersenyum tipis.

"Tapi kau terluka cantik." Ujar Naren dengan sedikit merayu dan dia pun akhirnya lagi-lagi batuk darah.

Adalah sebuah keindahan ditengah tragedi, Naren bisa melihat iris merah Shira mendelik dan tajam menatapnya. Naren tahu, tatapan Shira itu adalah gambaran kemarahan gadis berambut putih ini. Tapi entah mengapa di mata Naren dia seakan melihat keajaiban dunia. Walaupun sekujur tubuhnya merinding karena menerima tatapan dari iris menyala itu.

"Pegang tanganku Naren, aku akan menarikmu dari puing ini. Dan turuti aku!" Perintah Shira yang membuat Naren kembali tertawa sekaligus menurut.

Naren pegang erat tangan Shira, lalu dengan seluruh tenaga yang dia miliki Shira pun menarik Naren dari puing yang menusuk lelaki itu.

SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang