Reiver duduk di bangku taman yang berada tepat di bawah pohon wisteria berwarna ungu. Helai-helai bunga yang agak panjang, menjuntai hampir mengenai kepala Reiver. Tentu saja semua itu Reiver abaikan, sebab dia kini fokus pada Shira yang duduk di pahanya sembari meringkuk bersandar di dadanya.
Reiver lepas blazer jasnya lalu dia selimutkan kepada Shira dan dia peluk erat tunangannya itu, namun tetap saja Shira masih gemetar kedinginan. Melihat hal itu Reiver buka portal hitamnya dan mengambil jaket rubah Shira—yang waktu itu Naren belikan—untuk menambah selimut.
"Apa kau lapar?" Tanya Reiver dan Shira menggeleng.
"Haus?"
"Tidak."
"Jadi apa yang kau inginkan sekarang?"
"Pergi dari White Stone. Aroma jiwa dan hati manusia di sini sangat bau Reiver."
Shira pegang pipi Reiver, lalu dia berkonsentrasi penuh. Shira ingin mencoba teknik berbagi pikiran atau perasaan yang sering Vanilla lakukan. Bedanya kini Shira ingin berbagi indra penciuman Einer Alitheia dengan Reiver.
Energi ability Alitheia perlahan mulai Shira alirkan dari pipi ke hidung Reiver. Lambat laun Reiver mulai bisa mencium aroma bangkai yang menyeruak dimana-mana.
Awalnya aroma itu samar-samar, namun semakin banyak energi ability Alitheia yang Shira alirkan, aroma itu semakin pekat Reiver cium. Perut Reiver pun sontak bergejolak, dan dia mual seketika. Bisa Reiver rasakan makanan di dalam perutnya mulai hendak terdorong keluar.
"Seperti itulah aroma yang aku dan Vanilla selalu cium selama kami di sini. Bedanya yang Vanilla cium adalah aroma pikiran buruk. Tapi aromanya sama saja dengan hati yang kotor."
Shira menghentikan pembagian energinya kepada Reiver. Karena melakukan hal itu masih sulit untuk Shira dan juga cukup melelahkan. Sementara Shira kini masih membutuhkan energinya untuk membebaskan sang ratu.
Tangan kanan Reiver elus kepala Shira, dia merenung tentang aroma yang tadi sempat dia cium. Meski hanya beberapa detik, namun bau busuk dari jiwa dan hati manusia di White Stone sudah sangat sukses membuat Reiver kehilangan semua selera makan bahkan minum sekalipun. Tenggorokan Reiver yang tadinya kering seketika terasa pahit, karena tadi dia sempat ingin muntah.
"Tidak heran kau dan Vanilla menolam makan dan minum sejak berada di pesta." Gumam Reiver yang masih bisa didengar oleh Shira.
"aku harus segera mengeluarkan Hrom dari White Stone. Kerajaan ini buruk untuk kesehatan tunanganku." pikir Reiver.
Reiver dudukkan Shira di bangku taman, lalu dia berdiri dan kembali membuka portal hitam. Reiver ambil sebuah celana kargo hitam, jaket crop leather hitam dan sweater hitam. Semua item pakaian itu pas sekali dengan ukuran Shira, bahkan Shira kaget saat melihat semua pakaian yang Reiver sodorkan padanya.
"Masuk ke dalam ability ku dan ganti baju. Gaun mu itu hanya akan menyulitkanmu ketika bertarung. Kau juga akan kedinginan karena memakainya. Sejak awal aku memang tidak senang jika kau memakai gaun. Untung kau pakai sepatu boots dan bukan high heels."
"Tapi kenapa semuanya warna hitam? Dan kapan kau membeli semua pakaian ini? Bagaimana ukurannya bisa pas?"
"Agar kau serasi denganku dan pakaian hitam memudahkan kita bergerak di malam hari. Aku membelinya ketika membeli afrodisiak untukmu. Kupikir kau akan perlu pakaian cadangan dan ternyata benar."
Shira segera berdiri, Lalu masuk ke dalam ability Reiver yang tetap di biarkan terbuka. Shira segera melepas jaket rubah dan menurunkan resleting gaunnya, namun ketika hendak melepas gaun dia teringat sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND LIFE
RomansaFOLLOW & VOTE ya biar enggak ketinggalan sama karyaku yang lain. . 🏅Rangking 1 Obsessed 🏅Rangking 2 Fantasy 🏅Rangking 3 Pertarungan 🏅Rangking 4 Reinkarnasi 🏅Rangking 42 Asmara 🏅Rangking 59 keluarga 🏅Rangking 141 Drama . 50% Novel ini adalah...