58 TARING EINER ALITHEIA

262 37 16
                                    

Pesta ulang tahun Raja di hadiri cukup banyak bangsawan. Dua puluh persen tamu undangan adalah bangsawan atau orang-orang berkuasa dari luar White Stone. Sisanya adalah tamu dari dalam kerajaan dan para peserta ujian Ridder.

Seperti pesta ulang tahun pada umumnya, setelah para tamu undangan datang, mereka langsung memberi kado kepada asisten pribadi raja. Setelah itu mereka akan bersalaman dengan raja lalu berkumpul dengan orang-orang yang mereka kenal untuk membicarakan bisnis, politik, fashion dan termasuk hal-hal menjijikkan.

Shira dan Vanilla berdiri bersampingan, lebih tepatnya di sisi kanan Shira ada Vanilla, sedangkan di sisi kiri  Shira ada Reiver. Mereka berdiri di dekat jendela besar ballroom yang menghadap langsung ke taman istana.

Lisly dengan wajah yang muram, mau tidak mau harus menjalankan tugas ujian Ridder sekaligus tugasnya sebagai tunangan Duke Llorn. Gadis berusia tujuh belas tahun itu sekarang sedang menggandeng tangan lelaki yang paling dia benci sembari tersenyum palsu kepada setiap tamu yang menyapa mereka.

"Wah! Lihat Lisly! Padahal di pikirannya dia begitu ingin memenggal lelaki yang dia gandeng itu." Ujar Vanilla.

"Bajingan itu memang layak di penggal Vanilla, tidak! Menurutku sembilan puluh persen tamu undangan raja layak di penggal." Sahut Shira yang membuat Reiver langsung melirik dirinya.

"Mana bisa begitu, kau tahu ada tiga pria yang istrinya baru melahirkan. Ada sepuluh pasangan yang baru menikah. Ada dua lelaki dan tiga perempuan yang akan segera menikah. Dan masih banyak lagi. Jika mereka dipenggal, orang-orang yang mereka tinggalkan akan terluka. Terutama orang yang mereka cintai atau orang yang mencintai mereka." Timpal Vanilla berpendapat sekaligus memancing Shira.

"Kau mengetahui isi pikiran mereka, itu sebabnya kau bisa bilang begitu. Sedangkan aku mengetahui isi hati mereka.
Tiga lelaki yang istrinya baru melahirkan. Di hati mereka sekarang bersiap mencari para lady muda untuk dijadikan selir atau simpanan. Bahkan satu lelaki membenci anaknya yang terlahir sebagai perempuan.
Untuk mereka yang baru saja menikah, empat pasangan menikah bukan karena cinta, dihati mereka ada orang lain.
Tiga pasangan lagi menikah untuk menghancurkan pasangan mereka sendiri, karena dendam dan alasan lainnya.
Tiga pasangan lagi menikah karena memang saling mencintai, tapi ada dua pasangan yang di hati mereka saat ini begitu ingin tidur dengan orang lain. Hanya satu pasangan dari  sepuluh pasangan, yang saling mencintai dan menjaga cinta mereka.
Mereka yang sebentar lagi akan menikah, tidak satupun dari mereka yang mencintai calon mereka, aku bisa melihat hati mereka dan siapa yang ada di hati mereka. Mereka ingin menikah hanya demi ambisi pribadi."

Vanilla tidak langsung menimpali, dia lirik Reiver sembari menyeringai. Sementara Reiver tetap diam membisu sembari memandangi tunangannya itu.

"Kalau begini susah juga. Meskipun kita sama-sama Einer Alitheia, tapi sepertinya hidupku akan lebih mudah, dibandingkan dirimu. Jika nanti aku punya istri, selama istriku selalu memikirkan aku maka aku akan baik-baik saja, meski di hatinya entah mencinta aku atau tidak. Tapi kau Shira....kau bisa mengetahui keaslian rasa cinta dari suamimu nanti."

Shira menyadari isi hati Vanilla yang ingin Shira mengemukakan penilaiannya tentang cinta tepat di hadapan Reiver. Inilah tujuan sebenarnya dari pembicaraan Vanilla sejak awal.

"Bukankah cinta itu hanya omong kosong?" Ujar Shira yang memutuskan untuk mengikuti kehendak Vanilla dan menjawab dengan jujur.

"Lihat mereka, beberapa dari mereka saling mencintai, benar-benar saling mencintai, tapi mereka tidak memiliki komitmen. Cinta itu hanya seperti lem di kain yang hendak di jadikan baju. Memang benar dua lembar kain akan menyatu jika di lem dan akhirnya bisa menjadi baju.
Tapi ketika baju itu di cuci atau diseterika maka lem akan luntur dan baju pun terpisah.
Namun jika baju dijahit dengan benang yang kuat, mau di cuci atau di seterika pun, kain akan tetap menyatu.
Jika lem tadi adalah cinta, maka kain adalah dua manusia yang bertemu, sedangkan benang jahit adalah komitmen, lalu proses mencuci dan menyetrika adalah ujian dalam hubungan.
Cinta membuat manusia mendapatkan pasangan, tapi komitmen membuat manusia bisa mempertahankan hubungan.
Ada pasangan yang menjalin hubungan tanpa cinta, tapi mereka tetap bersama hingga maut memisahkan.
Ada juga pasangan yang menikah karena cinta, tapi hanya setahun bertahan, lalu bercerai. Jika cinta memang kunci bertahannya sebuah hubungan maka pasangan yang saling mencintai akan bertahan. Tapi kenyataannya, yang berkomitmen-lah yang bertahan. Bukan yang saling mencintai.
Itu sebabnya bagiku cinta adalah omong kosong."

SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang