37. MASA LALU SANG HIDUNG BELANG 2

349 52 8
                                    

Rencana Naren memang sempurna. Dia begitu hapal tabiat ayahnya di pesta yang suka mabuk dan lupa dengan sekeliling, jika sudah membicarakan bisnis dengan relasi dan para anak buahnya. Terlebih karena kebakaran yang melanda semua kantor perusahaan keluarga Gordian di kota ini.

Ayah Naren memukul meja kerja hingga meja itu hancur luluh lantak. Dia bahkan membunuh satu persatu direktur yang bertanggung jawab terhadap setiap kantor perusahaan. Amarah ayah Naren semakin membuncah, ketika dia tahu kalau dalang dibalik itu semua adalah putra kesayangannya.

Ayah Naren keluar dari ruang kerja dan memasuki aula pesta kembali. Tapi dia sama sekali tidak berhenti dan menatap tamu pesta. Melainkan dia berlalu menuju taman samping tempat Naren berada. Pemimpin keluarga Gordian ini segera bergerak, ketika mendapat laporan kalau Naren terlihat berjalan ke taman itu bersama calon istrinya.

Sama seperti tatapan Naren yang terbelalak ketika melihat apa yang ibunya alami, begitu pula tatapan mata ayah Naren, ketika melihat apa yang dialami calon istrinya.

Tepat di depan matanya, dia melihat Naren mengancingkan celana dan meludahi calon istrinya yang kini sedang di gagahi tiga budak Naren.

Naren tertawa mengejek kepada ayahnya dan kemudian dengan santainya dia duduk di kursi taman.

"Nah ayah! Aku ini kan putramu. Jadi wajar jika perilaku ku mirip denganmu. Terimakasih ya sudah mengajarkan aku cara memperkosa. Dengan begitu aku jadi bisa membuat calon istrimu menjerit dan meraung kesakitan. Kau tidak masalahkan menikahi gadis sisa ku? Dia cacat sih, soalnya ability Genezing ku belum sempurna. Tapi yang penting dia bisa dipakai di ranjang kan? Oh ya! Jangan khawatir, dia tidak akan hamil anakku. Karena aku sudah mencabut rahimnya. Dengan begini ayah, kau akan memiliki istri mandul. Hahahahahahaha...." Ujar Naren sembari melemparkan organ tubuh berbentuk balon kecil tepat ke kaki ayahnya.

Tawa Naren sontak berhenti saat dia tiba-tiba terpental jauh ke belakang. Jika bukan karena ability Genezing-nya, sudah dipastikan Naren akan mati saat ini juga.

Naren bangkit setelah ability Genezing-nya selesai memperbaiki patah tulang dan cedera organ yang Naren alami setelah di terjang oleh ayahnya sendiri.

Naren pun balas menerjang ayahnya dengan bantuan energi dari dua ability-nya. Tapi tentu saja serangan Naren ini dengan mudahnya di tepis oleh ayah Naren. Sehingga leher Naren sontak terputar dan membuat wajah Naren lurus dengan punggungnya.

Naren batuk darah setelah ability Genezing lagi-lagi berhasil memperbaiki tubuhnya. Baru saja Naren hendak berdiri tegap lagi, tapi sang ayah sudah lebih dulu menyerang Naren dengan pisau tipis nan panjang. Naren hanya diam terpaku ketika melihat kilatan bilah pisau itu. Dia menutup mata dan siap bertemu ibunya. Tapi takdir berkata lain.

Naren sontak membuka mata dan wajah pertama yang dia lihat adalah wajah Mask yang kini menggendongnya. Lalu Naren bisa melihat Reiver dengan beraninya melawan ayah Naren langsung.

Reiver muda tentu tidak sebanding dengan kepala keluarga Gordian. Reiver pun babak belur dan mengalami cedera di sana-sini demi menahan ayah Naren.

"Pergi! Pastikan misi selesai Mask! Aku akan menahannya! Bawa Naren pergi!" Teriak Reiver kencang walaupun diperutnya sudah bersarang dua pisau panjang milik ayah Naren.

Dengan berat hati, Mask segera menarik Naren. Rencana remaja ini, dia akan mengeluarkan Naren dari mansion ini dulu, baru kembali lagi menolong Reiver. Tapi keberuntungan sepertinya memihak mereka.

"Tuan! Para nyonya butuh bantuan anda!" Teriak seorang pelayan wanita yang dalam kondisi babak belur dan telanjang.

"Tuan tolong! Ada begitu banyak pria yang menyerang dan memperkosa para nyonya, para tamu undangan dan para pelayan. Bagaimana ini tuan? Tolong tu...."

SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang