49 DI DALAM KABIN ITU

292 35 30
                                    

Reiver sontak menggenggam kalungnya dari luar pakaian. Dia diam merenung merasakan rasa sesak, sedih sekaligus terharu yang menghinggapinya tiba-tiba. Lamunan Reiver buyar setelah Naren memercikkan air danau ke wajahnya.

"Apa yang kau lamunkan Reiver? Apa terjadi sesuatu pada Shira?" Tanya Naren serius karena melihat Reiver mencengkram kalung segel dia dan Shira.

"Bukan apa-apa, dia hanya berbuat nakal seperti biasa." Jawab Reiver berbohong yang jelas saja disadari oleh Naren.

"Oh begitu. Soalnya aneh saja, kau yang tidak pernah berpikir lama, tiba-tiba bisa melamun. Shira benar-benar merubahmu ya." Sindir Naren.

"Katakan itu juga pada dirimu Naren. Sebab aku terkejut karena kau bisa bertahan hidup setelah satu malam tidak berhubungan badan dengan wanita. 12 tahun kita bersama, 12 tahun pula kau tidak pernah absen berhubungan badan dengan wanita. Bahkan dalam satu hari kau bisa 3 sampai 4 kali berhubungan badan dengan wanita yang berbeda.
Kupikir kau akan mati jika tidak berhubungan badan semalam saja. Aku jadi ingin tahu, kau yang setiap hari harus berhubungan badan, berapa lama kau bisa bertahan tidak melakukannya?" Balas Reiver tak kalah sengitnya.

Reiver turun dari sampan, setelah merasakan dayungnya membentur tanah, Reiver biarkan celana dan sepatunya basah, sebab dia fokus memandangi hutan cemara yang asri. Tapi setelah Naren naik ke darat, Reiver langsung menoleh tajam menatap Naren.

"Tapi Naren, saat kau tidak bisa mengendalikan hasratmu, jangan pernah coba-coba menyentuh Hrom. Jika kau melakukannya akan ku kebiri kau."

Kata-kata Reiver membuat Naren tertawa. Lelaki pemilik killer smile ini berjalan santai menelusuri jalan setapak di hutan cemara, sampai dia melihat kabin di tengah hutan, barulah Naren berhenti.

"Reiver ingatlah ini. Aku tidak akan pernah meniduri Shira, kecuali setelah aku menikahinya dan dia juga menginginkan aku."

Ratusan senjata sontak menyerbu Naren dengan cepat. Naren salto dan bergerak gesit menghindar dari segala macam bentuk pedang, pisau, jarum, kapak, tombak dan senjata-senjata lainnya.

Naren menghembuskan nafas lega saat dia berhasil menghindari—tanpa terluka sedikit pun—semua senjata Reiver, namun kelegaan Naren tidak bertahan lama, sebab pukulan keras dari Reiver segera menghantam rahangnya. Naren pun terpental hingga tertancap ke dahan pohon cemara yang agak tajam.

Darah menyembur dari mulut Naren, akibat rahangnya yang hancur dan luka yang paru-paru Naren alami.

Dengan sekuat tenaga Naren mendorong dirinya agar terbebas dari dahan pohon cemara. Darah Naren mengalir deras membasahi batang pohon. Setelah terlepas barulah ability genezing Naren bisa bekerja secara sempurna. Hanya butuh beberapa detik, Naren sudah sehat seperti semula.

"Bagaimana? puas?" Tanya Naren pada Reiver yang sedang menghembuskan nafas kuat-kuat.

"Ya lumayan untuk saat ini." Jawab Reiver.

"Luangkan waktumu dari Shira dan kita bisa bertarung habis-habisan untuk melepaskan emosimu itu."

"Aku tidak akan emosi jika kau berhenti menginginkan wanitaku. Akulah yang akan menikahi Hrom."

"Kita sudah bicarakan ini di kapal Reiver. Aku mau berhenti tapi tidak bisa. Jika kau punya sesuatu yang bisa membuatku tidak mencintai Shira, maka berikan padaku. Asal kau tahu aku juga sangat menderita karena perasaan cinta ini. Selain itu terimalah kenyataan Reiver! Bukan hanya kau dan aku yang ingin menikahi Shira. Aku yakin ada banyak lelaki lain yang juga punya niat sama."

Reiver berlalu pergi untuk memasuki kabin, dia enggan menanggapi Naren. Atau lebih tepatnya Reiver terlalu kesal pada kenyataan. Begitu juga Naren yang berjalan cepat untuk menyusul.

SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang