Reiver usap bibir Shira—yang baru saja di polesi lipstik glossy berwarna merah muda—dengan ibu jari kanannya. Dia tidak begitu senang, karena Shira berdandan ketika tidak akan pergi dengan dirinya.
Tajam tatapan dari mata beriris kuning itu, menatap iris heterochromia sang gadis berambut putih. Tidak lupa Reiver juga memasangkan topi floppy kepada Shira.
Shira lepas topi itu dari kepalanya dan dia pandangi benda yang baru saja keluar dari portal hitam milik tunangannya itu.
"Tumben kau memberiku benda yang tidak berwarna hitam." Komentar Shira sembari menatap Reiver.
"Ini siang hari, aku ingin topi yang bisa menyamarkan warna rambutmu dan menutupi sebagian wajahmu, gulung atau apa itu namanya? Sanggul? Aku tidak ingin rambut terurai kesana kemari."
Wajah Shira cemberut sembari mulai menggulung rambutnya secara sembarangan, Reiver pun memberi pita hitam untuk mempertahankan cepolan dari rambut tunangannya. Setelah selesai Reiver pun kagum, karena Messy bun Itu terlihat indah dan membuat Shira semakin menggoda. Sontak saja kekesalan memenuhi hati Reiver.
"Lepas lagi! Kepang saja rambutmu."
"Tidak mau! Kau tadi yang menyuruhku menggulung rambut."
"Ya, tapi aku tidak tahu jika hasilnya bakal begini."
"Kau kan bilang hanya akan mengatur pakaianku. Aku ingin pakai dress pendek tapi kau malah menyuruhku pakai Jogger dan kaos oversize. Sekarang kau malah mengatur rambutku juga." Protes Shira dengan nada agak tinggi.
Bukannya kesal, Reiver malah tersenyum lebar, karena kini Shira sudah mulai bersikap selayaknya seorang gadis kepada kekasihnya.
Reiver cubit pelan hidung Shira, lalu dia membungkukkan badan, dan menangkup kedua pipi Shira. Reiver tatap cintanya itu, dan dia cium ubun-ubun Shira, barulah berbicara.
"Hrom...kau kan sedang di awasi oleh para Ridder dan beberapa peserta ujian Ridder. Dan kebanyakan para Ridder dan calon Ridder itu laki-laki. Munafik jika mereka mengakatan tidak tertarik padamu. Pasti ada saja yang berpikiran aneh-aneh. Karena itu walaupun kau akan pergi jalan-jalan dengan Mosa, Lisly dan Matteo, aku ingin meminimalisir pandangan mereka darimu. Aku juga tidak bisa tenang beraktivitas jika kau terlalu terekspos."
Shira diam sejenak, dia kemudian menghela nafas, lalu mencium dahi Reiver. Shira pakai kembali topi floppy itu, dan Reiver pun tersenyum puas.
"Aku tidak akan memperlihatkan rambutku." Ujar Shira
"Gadis pintar." Timpal Reiver sembari tetap mengelus pipi Shira meski dirinya sudah berdiri tegap kembali.
Shira segera berbalik, menoleh ke belakang dan Reiver sontak menarik Shira ke dalam pelukannya, ketika dia melihat sosok Iwa datang dengan di bawa Naren.
Wanita berkimono merah itu, menatap Reiver dengan penuh kesedihan, keikhlasan dan cinta.
Shira merasakan keresahan di hati Reiver, yang takut jika Shira cemburu dan marah. Karena itu Shira segera berbalik dan memeluk tunangannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND LIFE
RomanceFOLLOW & VOTE ya biar enggak ketinggalan sama karyaku yang lain. . 🏅Rangking 1 Obsessed 🏅Rangking 2 Fantasy 🏅Rangking 3 Pertarungan 🏅Rangking 4 Reinkarnasi 🏅Rangking 42 Asmara 🏅Rangking 59 keluarga 🏅Rangking 141 Drama . 50% Novel ini adalah...