79 KAU BEBAN SHIRA REIVER

180 25 8
                                    

Naren yang berdiri di ambang pintu dan mendengarkan igauan Shira, hanya bisa sendu memandang gadis berambut putih itu. Dia kemudian mendekat dan duduk dikursi sofa single berwarna hitam yang terletak tepat di sebelah ranjang.

Reiver diam—meski matanya tajam mengawasi—ketika Naren mengulurkan tangan dan menyentuh dahi Shira untuk mengalirkan energi ability Genezing. Butuh waktu sekitar dua menit untuk Naren memperbaiki seluruh sel-sel tubuh Shira yang rusak karena kelelahan.

"Bagaimana kondisinya?" Tanya Reiver dengan memandang Naren dingin.

"Dia sehat secara fisik, tapi mentalnya mungkin tidak. Aku akan minta Vanilla untuk mengecek pikirannya nanti. Tapi dari kata-kata yang dia ucapkan saat mengigau, dia sedang terbebani Reiver. Kau membebani dia."

"Aku tahu, tapi ini yang terbaik untuknya. Aku tidak ingin dia bersusah payah menyambung hidup jika aku mati. Cukup sudah penderitaannya selama ini Naren."

"Jujur saja Reiver, Shira benar-benar tidak akan bertahan hidup setelah kau mati. Jika melihat kondisinya saat ini, meski segel kalian terlepas sekali pun. Sudah kubilang waktu itu, dari pada kau mengambil jurusan sejarah lebih baik kau ambil jurusan psikologi. Dengan begitu kau akan lebih mengerti tentang perasaan manusia."

"Aku mengambil jurusan sejarah agar bisa mengerti tentang benda antik mana yang harus ku cari dan ku jual dengan harga sangat tinggi. Itupun aku lakukan, agar bisa kaya. Aku tidak ingin istriku dan anakku nanti harus kelaparan seperti diriku dulu."

"Ya...akhirnya sekarang kau sama sekali tidak bisa memperlakukan wanitamu dengan baik. Aku mengerti kau tidak ingin Shira mengalami apa yang kau alami dalam menyambung hidup. Kau tidak ingin dia kelaparan dan ingin dia hidup sejahtera.
Tapi wanita punya kebutuhan batin Reiver. Khusus untuk perempuan seperti Shira, dia akan hilang darimu jika kau tidak mencukupi kebutuhan batinnya, meski kau memberinya segepok uang setiap detik.
Untuk Shira, yang dia butuhkan darimu adalah rasa aman dan kenyamanan. Dia ingin kau hidup dan menemaninya. Dia ingin kau selalu ada untuk tempatnya bersandar. Apalagi karena ability-nya Alitheia, dia akan selalu resah dan sulit bahagia."

Reiver menghela nafas berat, dia tahu ucapan Naren benar. Sedikit kegundahan merayapi hati Reiver, ada rasa sesal yang menggelayut karena memikirkan dirinya yang  membuat Shira tidak merasa tenang. Reiver merasa dirinya gagal sebagai lelaki.

Tapi di satu sisi, dia juga belum bisa menenangkan Shira. Sebab kondisi saat ini memang belum pasti. Malah yang terpikir di otak Reiver saat ini adalah, siapa lelaki yang bisa menggantikan dirinya untuk Shira, jika saja dirinya mendadak mati kelak.

"Apakah Naren bisa? Atau Vanilla dan Mosa?" pikir Reiver.

"Aku mengerti, terimakasih Naren." Jawab Reiver akhirnya setelah teringat kalau Shira bukanlah gadis yang akan menangisi keadaan. Melainkan Shira pasti akan mengamuk dan melepaskan Nemesis lalu menghancurkan segala yang ada termasuk dirinya sendiri. Tepat seperti yang telah Shira lakukan di White Stone waktu itu.

"Tidak perlu, aku melakukan ini bukan untukmu tapi untuk Shira. Aku tidak rela jika wanita yang kucintai menderita. Pastikan kau membahagiakannya.
Jujur saja Reiver, mulai dari sekarang akan begitu banyak lelaki yang berlomba-lomba untuk mengambil hati Shira dan itu sudah dimulai. Mereka adalah para lelaki yang tidak takut padamu dan bahkan mungkin cukup kuat untuk membunuhmu.
Ivan tadi menghadang saat aku hendak masuk lagi setelah berbicara dengan Carla.
Dia terus menerus menanyakan tentang Shira.
Itu baru satu lelaki yang tidak tahu potensi Shira dan hanya terpikat karena penampilannya.
Bagi yang tahu Shira adalah seorang Ridder, Einer Alitheia, Gold Aset dan memiliki potensi lainnya, bisa kau bayangkan apa yang akan mereka lakukan untuk mendapatkan Shira?
Setelah kupikir ulang, tindakan Ragnar yang ingin mengurung Shira di desa Arable yang penghuninya kebanyakan orang tua, itu sangat tepat.
Jika aku kakak atau tunangan Shira, akan kubuatkan benteng senyaman nirwana untuknya.
Biarlah Shira menjadi burung dalam sangkar emas. Ketimbang dia bebas terbang tapi kemudian ditangkap dan dipotong sayapnya.
Tapi kau bukan aku. Kau pasti akan memilih terbang bersamanya dan menghalangi pandangan para pemburu dari burung kecil berbulu emas seperti Shira.
Bulu dan sayap hitammu Reiver, akan menutupi keberadaan Shira di langit."

SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang