V

1.3K 138 23
                                    

|Attention|

#4151 word










No Edit

No Edit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Hari ini sepulang ujian Ruka harus mengurus istrinya dulu yang merengek meminta sate sapi dan itu sangat jarang di temukan di daerah mereka tinggal.

Tapi karena tidak tega melihat Pharita yang sepertinya sangat mengidam akhirnya Ruka kesana kemari mencoba mencari sate sapi itu, dengan Pharita yang selalu menempel padanya. Bagaimana pun ia juga harus bertanggung jawab karena ulahnya juga Pharita meminta yang aneh-aneh sekarang.

"Rita ketemu Rit!" Seru Ruka girang saat melihat banner bertuliskan Soto dan Sate Sapi Pak Mahmud.

Ruka langsung menepikan motornya setelah itu turun terlebih dahulu baru membantu Pharita untuk turun juga.

"Dah yuk masuk" Ruka berjalan terlebih dahulu membuat Pharita mendengus kesal dan menghentakkan kakinya.

"Ish nggak peka banget, minimal di gandeng kek ini malah di tinggalin" Gumamnya lalu menyusul Ruka yang sudah memesan sate nya.

"Mau di makan sini apa di bawa pulang?" Tanya Ruka saat menyadari Pharita sudah berada di sampingnya.

"Makan di sini aja" Jawab Pharita ketus lalu duduk lesehan di tempat paling pojok, di susul Ruka yang kebingungan akan perubahan sikap Pharita.

"Kamu kenapa?" Tanya Ruka setelah duduk di hadapan Pharita dan menyangga dagunya.

Pharita yang sedang memainkan hpnya menatap sinis Ruka,"Kimi kinipi? Pikir aja sendiri" Sewot nya membuat Ruka menghela nafas sabar.

Kesabarannya benar-benar teruji beberapa hari ini, bahkan ini belum genap seminggu mereka menikah tapi tingkah Pharita membuatnya terkadang pusing. Calon anaknya sepertinya sangat senang membuatnya repot.

"Ya udah aku minta maaf ya kalau ada salah, jangan ngambek lagi dong nanti cantiknya hilang" Bujuk Ruka dengan tangan terulur mencubit pelan pipi gembul Pharita.

Pharita yang di perlakuan seperti itu aslinya sudah meleleh tapi ia harus mempertahankan ngambek dan jual mahalnya jadi ia menepis tangan berurat Ruka dari pipinya.

"Apa sih jangan sentuh-sentuh ah"

Bukannya ikut marah Ruka malahan terkekeh melihat wajah Pharita yang sedang ngambek itu;lucu, itu satu kata yang berada di pikiran Ruka saat melihat wajah menggemaskan istrinya.

"Kamu kalau marah bukannya bikin orang takut tapi malah bikin orang gemas ya sama kamu" Gombal Ruka masih berusaha membujuk Pharita.

Pharita memutar bola matanya malas dan melempar bungkus permen yang berada di tangannya,"Nggak mempan gombalannya"

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang